pernah kah kau merasakan kehancuran berkeping-keping? Ya mungkin kau pernah merasakannya, begitu juga aku, sejak kecil aku telah hancur.
Aku harus meraskan sakitnya hantaman, pukuluhan, dari orang tua, darah, perkataan kotor, caci maki, anak haram, hingga ingin di buang, itulah yang aku rasakan dari kecil.
Sakit, dan sangat sakit, tapi aku harus bertahan dari semua apa yang aku dapatkan.
SD
Kisah self injury (menyiksa/melukai diri) ku terjadi ketika aku masih SD, dikala itu hari siang, setelah sholat zuhur adalah waktunya untuk makan, namun nasi ku belum juga tiba.
Aku duduk di bawah meja, tiba-tiba aku mengambil pisau lipat yang ada di dalam laci meja ku, dan aku pun mulai menyayat tanganku.
Tapi belum sempat menyayat tangan, temanku berteriak, hentikan dan berusaha mengambil pisah lipat dari tanganku, dan aku berontak, pergi jangan mendekat, atau aku potong urat nadi!!!
Akhirnya nasi ku datang, dan yang mengantarkannya adalah ayah ku, melihat kejadin itu, ayah ku langsung mengambil pisau lipat yang aku pegang, lalu sambil menangis aku berkata lepaskan, sana pergi, jahat, aku mau mati!!!
Aku di dekap oleh ayahku dan membuang pisau lipat itu, lalu membawa ku pulang.
SD KELAS 6
Terjadi untuk ke 2 kalinya, yah kalah itu sedang jam istirahat, dari awal masuk jam pelajaran aku terus termenung memikirkan masalah, kekerasan yang aku dapatkan, lalu aku mengambil pisau lipat di bawah meja, dan pergi ke UKS.
Kebetulan UKS nya bersebelahan dengan kelas ku, lalu aku masuk dan mulai menyayat tangan ku, pada saat itu aku masih takut untuk melakukannya.
Akhirnya aku memberanikan diri, tiba-tiba teman ku masuk kedalam UKS seraya berkata, apa yang kamu lakukan, sini pisaunya, enggk sana pergi, sini. Aku dan temanku saling rebutan pisau, akhirnya tanganku berdarah.
Setelah sekian lama dari kejadian di waktu SD, akhirnya kejadian tersebut menimpa ku kembali setelah 12 tahun lamanya.
Suatu malam, aku cek cok dengan ibu ku, hanya hal sepele, namun akhirnya menjadi sebuah masalah yang besar, perkataan kasar terlontar dari mulut ku dan ibu ku, karena aku tak tahan, akhirnya aku ke kamar.
Sambil menangis dan berdoa, ya tuhan kenapa harus terjadi lagi? I'm Tired, sambil termenung aku melihat ke arah tangan dab tersenyum, aku keluar dari kamar dan menuju ke dapur.
Lalu aku mengambil pisau, dan masuk ke kamar, kali ini aku benar-benar nekat untuk menyayat tangan ku, sambil menangis aku menyayat tangan ku sambil berkata, aku ingin mati, mati, untuk apa aku hidup, kalau ini terus terjadi, aku capek, aku capek ya Allah.
Adzan isya berkumandang, aku keluar dari kamar dan duduk di depan rumah, sambil menangis, lalu aku wa junior ku, untuk datang menjemput, karena aku ingin menghilangkan stres dan depresi.
Aku pergi ke rumah ipan salah satu junior ku, disana aku hanya bisa termenung, setelah hati ku tenang, aku pun kembali ke rumah, dan aku pun tidak berbicara kepada ibu ku.
Namun tidak hanya menyayat tangan saja yang aku lakukan, karena masalah itu, aku pun terkena bulima nervosa.
Bulimia nervosa atau bulimia adalah salah satu jenis gangguan pola makan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Pengidap bulimia memiliki kebiasaan untuk menjaga berat badan dengan tidak makan sama sekali atau makan dalam jumlah kecil, kemudian makan dalam jumlah yang sangat banyak, lalu mengeluarkan makanan tersebut dari tubuh secara paksa dengan cara memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar.
Seseorang bisa terkena bulimia di karenakan:
Jenis kelamin. Bulimia lebih sering dialami oleh wanita daripada pria.
Masalah psikologis. Gangguan psikologis yang dimaksud misalnya merasa rendah diri, depresi, stres, perfeksionisme, gangguan stres pascatrauma (PTSD), serta gangguan obsesif komplusif (OCD).
Usia. Bulimia umumnya menyerang remaja hingga dewasa dan rata-rata mulai berkembang pada usia 18-19 tahun.
Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga inti (saudara kandung atau orang tua) yang mengidap bulimia, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelainan yang sama.
Tuntutan sosial. Misalnya, remaja sering merasa harus menurunkan berat badan karena pengaruh teman-teman, lingkungan, dan media massa.
Tuntutan profesi. Contohnya, model harus menjaga makan agar tetap langsing atau atlet yang harus menjaga berat badan dengan ketat.
Dari semua faktor tersebut, faktor yang menyebabkan aku mendapatkan bulimia disebabkan oleh masalah psikologis (depresi, stres), satu bulan lebih aku mengidap penyakit ini.
Lelah karena harus memuntahkan semua makanan yang telah di makan, sampai suatu hari selama 2 hari aku tidak makan, karena takut untuk memuntahkannya kembali.