Chereads / Hijrah Sang Pendosa / Chapter 6 - Penuh Dosa

Chapter 6 - Penuh Dosa

Ia kembali lagi

Bahkan semakin futur

Hari hari pun berlalu

Semenjak hari itu, aku semakin kufur, perubahan drastis aku rasakan dalam diri ini, dosa yang dulunya aku tinggalkan dan tak pernah aku lakukan lagi, akhirnya kembali aku lakukan, sungguh aku sudah diperbudak oleh dunia dan setan, tiada hari tanpa dosa yang aku lakukan pada saat ini, dari dosa kecil hingga besar.

"Kau manusia munafik, percuma kau hijrah, hijrah kau palsu, dulu kau ber keinginan kuat untuk hijrah, tapi lihat dirimu, kau sungguh terlihat buruk" aku selalu berkata kepada diriku seperti itu, aku ingin menangis tapi air mata ini tidak bisa keluar, batin ku meronta, teriak, menangis sambil mengatakan "kenapa kau seperti ini? Mana kau yang dulu, aku ingin kau seperti yang dulu, berubahlah, hijrahlah kembali, walaupun kau tertatih-tatih dalam melakukan hijrahmu, jangan kau ikuti hawa nafsumu, ini hanyalah dunia yang sementara, dunia yang hina, kau sudah tahu semuanya tapi kenapa? Kenapa kau masih melakukannya, AKU INGIN KAU KEMBALI SEPERTI YANG DULU RAKA".

Dulu ketika aku dalam berhijrah, tidak pernah sedikitpun aku meninggalkan untuk mengaji, tiada hari tanpa mengaji, pagi, siang, sore malam, bahkan aku rela tidak makan demi mengaji dan menghafal al qur'an, demi meraih ridho Allah. Sholat sunnah rawatib pun tak pernah aku tinggalkan, dulu sekali saja aku tidak mengerjakannya aku merasa risih, namun sekarang tidak lagi.

Sekarang aku sangat terlihat sedih, sangat sangat terlihat sedih, aku ingin kembali dalam hijrahku. Dosa dosa dosa dan dosa yang aku kerjakan, musik yang dulunya aku tinggalkan, sekarang aku mendengarkannya kembali walaupun jarang aku mendengarakannya, bahkan ketika musik di putar di dekat ku, aku sangat merasa risih.

Dulu ketika aku sedang dalam proses berhijrah aku tidak berani bersentuhan dengan wanita, aku bahkan tidak berani menyentuh dan menyalami wanita, tapi sekarang lihatlah, sedikit demi sedikit aku sudah terbiasa, aku menyalami wanita yang umurnya lebih tua di atasku, bahkan aku terlihat munafik wanita seumuran dan di bawah ku tidak aku salami tapi wanita di yang umurnya sudah tua aku salami.

Tapi tidaklah semua wanita tua yang aku salami hanya orang orang tertentu saja yang aku salami, bahkan ketika aku menyalami mereka aku mengingat hadist tentang menyentuh wanita. Aku tak tahu harus sampai kapan akan berlumuran dosa, aku hanya takut meninggal dalam keadaan berbuat maksiat dan belum sempat bertaubat. Aku tahu Allah maha pengampun segala dosa umatnya kecuali hambanya, meninggal dalam keadaan kafir, aku sempat berpikir apakah Allah tidak peduli lagi kepada ku, Allah tidak lagi ingin melihat ku. Tapi aku tahu Allah masih memberikan kesempatan untuk berubah kepada ku, namun aku saja yang menyia-nyiakan kesempatan itu.

hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha

'Urwah bin Az Zubair berkata bahwa 'Aisyah –istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam– berkata:

"Jika wanita mukminah berhijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mereka diuji dengan firman Allah Ta'ala (yang artinya), "Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina ...." (QS. Al Mumtahanah: 12). 'Aisyah pun berkata, "Siapa saja wanita mukminah yang mengikrarkan hal ini, maka ia berarti telah diuji." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri berkata ketika para wanita mukminah mengikrarkan yang demikian, "Kalian bisa pergi karena aku sudah membaiat kalian". Namun -demi Allah- beliau sama sekali tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita pun. Beliau hanya membaiat para wanita dengan ucapan beliau. 'Aisyah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah pernah menyentuh wanita sama sekali sebagaimana yang Allah perintahkan. Tangan beliau tidaklah pernah menyentuh tangan mereka. Ketika baiat, beliau hanya membaiat melalui ucapan dengan berkata, "Aku telah membaiat kalian." (HR. Muslim no. 1866).

hadits Ma'qil bin Yasar.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya." (HR. Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits inishahih). Hadits ini sudah menunjukkan kerasnya ancaman perbuatan tersebut, walau hadits tersebut dipermasalahkan keshahihannya oleh ulama lainnya. Yang diancam dalam hadits di atas adalah menyentuh wanita. Sedangkan bersalaman atau berjabat tangan sudah termasuk dalam perbuatan menyentuh.

Pagi itu uhjan deras, aku terbangun oleh suara alarm di HP, aku bangun dari tempat tidur, dan tiba-toba terdiam sejenak, melihat arah ke kaca sambil berkata "lihat dirimu sekarang sungguh kasihan, Allah sudah menghancurkan mu".

Sekali bermaksiat akan terus bermaskiat, karena itulah sifat dari kemasksiatan, akan susah terlepas dari belenggu kemaksiatan.

Terjatuh

Bangkit

Terjatuh

Hancur

Dan semakin hancur

Bulan yang di tunggu-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia, bulan yang penuh keindahan, ketentraman, kebahagiaan, penuh suka cita. Ramadhan bulan ampunan, setiap umat muslim akan saling berlomba-lomba baik dalam ibadah ataupun kebaikan, pahal pun berlipat ganda. Namun ada sebagian muslim yang menyambut bulan ini hanya seperti bulan-bulan lainnya. Bahkan tidak sedikit manusia melakukan kemasiatan di bulan yang angung itu.

Awal mula aku takut untuk berbuat maksiat, namun hati ini dikuasai oleh nafsu, sedikit demi sedikit maksiat dilakukan, bahkan aku tidak sholat taraweh setiap malam, sungguh aku hamba yang durhaka kepadamu. Tuhan sungguh saat ini aku hancur dan benar-benar hancur, setiap hari hati ku menangis namun mata ini tak mengeluarkan air, sungguh aku sangat tersiksa, dan benar-benar tersiksa.

Setiap hari batin ini bergulat, memberontak, dan ia berkata, kenapa kau kembali? Kenapa kau bisa hancur seperti ini? sungguh dosa-dosa itu menghantui setiap hari. Tuhan aku tahu aku adalah hamba yang durhaka, dahulu aku berjanji tidak akan kembali ke jalan yang hitam itu, namun sekarang? Nyatanya. Akupun terperosok kedalam jurang yang teramat dalam dan tidak ada sedikitpun cahaya yang bisa menerangi gelapnya jurang ini

Aku hanya bisa terdiam, jika aku tidak berjalan ke jalan hitam itu pasti aku tidak akan terperosok ke jurang ini, ini semua salahku, aku hamba yang sangat durhaka. Lihat lah sekarang aku benar-benar hancur, saat ini aku berusaha untuk bangkit namun terjatuh kembali kedalam jurang yang lebih dalam dan tak sedikitpun suara yang ku dengar saat ini.

Tuhan sampai kapan aku akan seperti ini? Apakah kau tidak peduli lagi kepadaku? Dan terkadang aku berpikir kau sudah tidak peduli lagi denganku. Dahulu aku sangat rajin melakukan perintahmu dan takut untuk meninggalkannya, namun sekarang aku menjadi manusia pembangkang terhadapmu.

Tuhan setiap hari aku melakukan dosa, dosa, dosa dan dosa, aku melakukan dosa itu kembali, sungguh aku sangat taku azab darimu tetapi kenapa aku masih saja melakukan dosa itu. Aku melakukannya tanpa rasa takut akan azab darimu, tuhan apakah kau tidak peduli lagi dengan ku? Bahkan aku terkadang sudah lupa bagaimana cara kembali kepadamu. Terkadang aku berbicara dalam hati "tuhan aku ingin mati saja, cabutlah nyawa ini, aku sudah tidak sanggup hidup didunia ini".

Ketika melakukan dosa aku bahkan teringat akan azab-azabmu tetapi kenapa aku berpikir, aku melakukan dosa itu untuk terakhir kalinya, namun keesokan harinya aku mengulanginya kembali. Tuhan hati ini sudah dipenuhi oleh titik hitam, dan keras, aku takut hati ini mati dan menjadi lebih durhaka, coba saja dulu aku tidak mencicipi sedikit maksiat itu.

Tuhan bagaiamana ini?

Sungguh aku bingung

Hati ini ingin bertaubat tetapi kenapa sangat sulit untuk melakukannya, ya tuhan tolonglah, tolong hamba mu yang hina ini, lembutkan hati ini untuk bertaubat, meminta ampun kepadamu, sungguh aku tak ingin seperti ini selamanya. Bantu aku untuk keluar dari jurang yang dalam ini, sungguh aku sangat takut disini, hanya engkau yang bisa menyelamataknku, tuhan ini curahan hatiku kepadamu, aku sangat bermohon kepadamu ya rab.

"JANGAN PERNAH SEDIKITPUN MENCICIPI MAKSIAT, KARENA KAU TIDAK AKAN BISA LEPAS DARINYA"

2019, Tepat 3 hari sebelum ramadhan aku melakukan perbuatan maksiat yang sangat hina, kemudian satu hari sebelum ramadhan, ayah temanku meninggal dunia, membuat ku shock, kenapa tidak, pagi hari aku pergi menjenguknya ke rumah sakit, jam 11 malam aku mendapatkan kabar bahwa teman ayahku telah meninggal, aku memang tidak dekat dengan ayah temanku, hanya kenal biasa saja tapi, beliau sangat berkesan bagiku.

di pemakaman aku hanya terdian melihat teman ayahku di kuburkan, teringat semua dosa yang telah di perbuat, maksiat yang sangat hina, dan aku berbicara kepada diriku sendiri, seandainya yang di kuburkan itu adalah diriku, dan aku menginggal pada saat melukan maksiat, dan dosa-dosa ku masih banyak, aku hanya bisa menangis pada saat itu.

malam harinya setelah pemakaman, aku terbayang wajah teman ayahku, terbayang bagaimana ia ketika di rumah sakit, terbayang suasan saat di kuburkan, selama satu minggu hal itu terbayang oleh ku, kemudian aku berjanji pada diri sendiri, aku tak ingin menyianyiakan bulan ramadhan, aku berdoa kepada Allah agar aku di berikan kekuatan untuk beribadah, alhamdulillah Allah menjawab doa ku.

sungguh aku sangat bersyukur atas apa yang di berikan oleh Allah, selama satu bulan, selama ramadahn aku mengaji, mengaji dan mengaji, sungguh nikmat luar biasa yang aku rasakan, kenapa tidak? aku merasakan kembalinya seperti dulu ketika awal hijrah, namun di balik itu semua, godaan yang kuat terus menghantui, godaan ingin berbuat maksiat.

batin dan pikiran meronta, pikiran ingin berbuat maksiat, namun batin melarang, sungguh sangat tersiksa, inilah yang aku rasakan setiap hari, hanya Allah yang bisa membantu agar terjauhkan dari perbuatan maksiat dan dosa.

sungguh berat menjalankan ibadah, dan tergoda akan ingin berbuat maksiat, sungguh susah aku mempertahankan hafalan al-qur'an selama bulan ramadhan, tapi sungguh nikmat Allah mana lagi yang harus di dustai, Allah dengan mudahnya memberikan nikmat agar aku cepat menghafal al-qur'an dan alhamdulillah aku menyelesaikan target hafalanku.

namun, al-qur'an adalah ilmu dan menghafal al-qur'an tidak boleh berdampingan dalam berbuat maksiat, bayangkan Allah mempermudah ku untuk menghafal al-qur'an namun aku dengan mudahnya menonton video yang tidak-tidak, memang video yang ku tonton hanyalah vlog harian para youtuber, namun didalam video terdapat banyak maksiat, musik, bahkan aurat wanita yang di umbar

selama proses mengahafal al-qur'an, hafalan al-quran ku tidaklah mudah, satu surah selesai dihafal, namun ketika di murojaah, surah yang telah ku hafal tidaklah kokoh (mutqin) dan aku hanya merasakan target yang telah selesai ku capai namun aku tidak mendapatkan hafalan al-qur'an yang kokoh, kenapa tidak? karena maksiat yang telah ku perbuat berdampak pada hafalan ku, aku tahu perbuatan tersebut tidak boleh di lakukan, ketika seseorang ingin menghafal al-qur'an dan memutuskan mejadi hafidz qur'an, mereka harus jauh dari perbuatan dosa dan maksiat, sementara aku, menghafal al-qur'an dilakukan maksiat pun dijalankan.

namun Allah maha pengasih dan maha penyayang. Allah memberikan ku istijrad (menunda azab) yang diberikan kepadaku, Allah memudahkan untuk menghafal al-qur'an dan aku pun dengan mudah melakukan masiat dan dosa, ramadhan pun berlalu, namun hafalan al-qur'an pun juga berlalu, dengan mudahnya Allah membuat ku jauh dengan al-qur'an, batin ku meronta, ingin kembali menghafal al-qur'an, selesai ramdhan maksiat kembali dilakukan, video-video yang tidak baik pun di tonton, sungguh berat dan susah untuk melawan nafsu dan godaan setan.

semakin di tahan, nafsu ingin berbuat maksiat semakin menjadi-jadi, ingin menangis melihat kondisi diri ini, namun air mata tak keluar, terlalu banyak beban yang harus di tanggung, permasalahan dengan orang tua, orang lain, dan bahkan dengan diriku sendiri, batin ku lelah, jiwa ku meronta, jika batin dan jiwa ini bisa berbicara maka mereka akan berbicara.

jiwa ku telah terganggu sejak dari kecil, mental ku telah rusak sejak kecil, sungguh lelah menjalani hidup seperti ini, berkali-kali ingin mencoba bunuh diri, namun Allah maha pengasih dan maha penyayang, Allah masih menyelamatkan ku dari perbuatan bunuh diri, aku hanya berdoa dan berharap bahwa Allah memberikan kesempatan untuk kembali hijrah dengan sebenar-benarnya hijrah yang pernah ku jalani.