Chereads / Hijrah Sang Pendosa / Chapter 3 - KKN And Secret Love

Chapter 3 - KKN And Secret Love

Sebelum di laksanakannya KKN, aku dan teman-teman lainnya berkumpul untuk membicarakan apa saja yang akan di bawa pada saat KKN, sekaligus menyusun struktur team KKN desa. Tiga hari menjelang KKN, kami pun berangkat menuju lokasi KKN akan dilaksanakan dan membersihkan rumah untuk ditempati selama KKN berlangsung.

Hari dimana KKN dilaksanakan pun tiba, untuk ke sekian kalinya aku bertemu lagi dengan ifah, pembukaan KKN di kantor camat pun telah selesai, pagi menjelang siang, kami bergegas menuju rumah atau biasa disebut posko KKN. Setelah sampai, kami pun membereskan barang masing-masing, kemudian memilih kamar mana yang akan di pakai.

Sore pun tiba, saatnya bersiap-siap untuk bergegas ke masjid, melaksanakan tugas dan kewajiban, setelah selesai sholat maghrib, aku dan teman-teman balik ke posko, ifah pun mengajak kami semua setelah sholat maghrib untuk mengaji bersama-sama.

Awalnya aku mulai takut, karena kemampuan mengaji ku sudah hilang tak seperti dulu, aku mulai berhenti mengaji sejak tahun 2009 hingga Oktober 2016, tapi aku memberanikan diri, ifah mulai memandu dan membacakan bebrapa surat kemudian kami mengikutinya, setelah itu, ifah menyuruh kami satu persatu untuk membacakan ayat yang ia bacakan tadi, hati mulai gemetaran dan takut, karena aku takut dan malu apabila aku salah dalam membaca al quran.

Tibalah giliran ku, alhamdulillah aku pun lancar, walaupun ada yang terbata-bata beberapa kali, namun di saat kami mengaji, salah satu teman ku menangis, ketika mendengarkan dan mengikuti kami mengaji, yaa aku pun tahu kenapa ia menangis, setelah selesai mengaji aku oun bertanya untuk memastikan apa yang aku pikirkan betul.

Namanya surya.

Aku: kau kenapa menangis?

Surya: aku baru kali ini, seperti ini mengaji bersama-sama (tertunduk menahan air mata)

Aku: berarti kau masih memiliki iman sur, karena kau menangis mendengarkan al qur'an, ya sudah lah.

Isya pun datang dan bergegas ke masjid, setelah sholat, kami pun kembali pulang dan tidur.

Ya, posko tak pernah tenang dengan suara berisik ku dengan ifah.

Hari ke dua, sore hari.

Aku: ifah ifah (teriakku di samping pintu posko wanita)

Ifah: apa ka?

Aku: kesini dulu, jalan ke sembat yok

Ifah: dimana tu?

Aku: gk jauh dari posko kita

Ifah: oklah ifah ambil hp dulu

(sembat itu adalah bendungan yang ada di daerah kami melaksanakan KKN)

Setelah menikmati senjanya sore di sembat, kami pun kembali ke posko.

Malamnya

Setibanya kembali dari masjid, di posko sudah terdengar suara mengaji, aku pun segara mengikutinya, sekali lagi aku dan teman-teman lainnya di bimbing oleh ifah untuk membaca al quran, ifah membacakan salah satu surah, lalu kami pun mengukutinya.

Hari ke tiga

Aku: Ifah ifah ifahhhh

Ifah: apa ka?

Aku:Suntuk ha, cerita-cerita yok

Ifah: yok yok, ifah juga suntuk

Selama satu minggu posko tak pernah tenang, karena aku dan ifah selalu meribut, tapi.....

Tiba-tiba keberisikan itu berubah jadi hening, dan teman-teman posko pun heran kenapa kami tidak meribut lagi karena Posko KKN yang mulanya berisik karena aku dan ifah, menjadi hening, karena masalah sepela kami pun bertengkar, saling mendiamkan satu sama lain, kenapa tidak, ternyata teman satu KKN ku surya ternyata suka dengan ifah, mereka berdua dekat, memang surya menampakkan bahwa dia suka dengan ifah, sementara aku? aku malah menyembunyikan perasaan ku terhadap ifah, yah aku hanya bisa SECRET LOVE terhadap ifah

Aku memiliki alasan kenapa menyembunyikan perasaan suka terhadap ifah, trauma masa lalu masih menghantui, kisah cinta yang aku miliki membuat luka terlalu dalam sehingga aku benci dengan yang namanya pacaran, aku terlalu bodoh untuk mencoba memperbaiki perasaan yang masih baru terluka, hanya modal nekat yang dimiliki, aku berharap dengan ifah perasaan luka yang aku alami bisa sembuh, dan ternyata, sama saja, memang ifah tidak pernah memberikan harapan kepada ku, namun yang membuat ku terluka lagi

Ia bilang, kalian itu sudah ku anggap teman, gak ada yang spesial dari kalian, kalian semua sama, namun perkataan nya terbalik dengan kenyataan, semakin lama mereka semakin dekat, dan aku lebih baik mengalah, dan surya pun semakin menunjukkan kepeduliannya terhadap ifah di depan ku, bayangkan saja, aku lagi duduk di ruang tengah dengan ifah sambil nyanyi, ya walaupun saat itu masih dalam perang dunia, tapi aku berusaha pura-pura tegar, tiba-tiba surya datang membawa gitar dan sontak bermain gitar di depan aku dan ifah

surya: nyanyi lagu apa kalian?

ifah: secret love

surya: tunggu aku cari kunci gitarnya

dan pada saat itu aku cuma bisa diam, ketika kunci gitar lagu secret love dapat oleh nya, sontak dia memainkan gitarnya, hati semakin panas lalu aku pun pergi meninggalkan mereka berdua

ifah: kemana ka?

aku: mau ke kamar

ifah: ngapain?

aku: tidur

ifah: eee janganlah gitu

aku: duluan ya, dahh

belum sampai kamar, di balik dinding posko cowok aku dengarin mereka nyanyi berdua, hati makin miris, kenapa tidak? surya nyanyi lagu secret love yang dimana lagu itu menjadi lagu favorit aku dan ifah, tak tahan melihat mereka aku pun pergi ke kamar, semenjak kejadian itu aku menjaga jarak dengan ifah, tidak lagi menyapa dia, setiap kali ifah mengajak ku berbicara, aku menghindar, setiap kali ifah ada di depan ku, aku pergi, sampai suatu hari ifah mengajak ku mengaji, aku menolaknya, aku tak tahu apakah aku salah dengan perlakuan seperti ini atau tidak, karena luka yang seharusnya bisa sembuh malah semakin bertambah.

Sampai suatu hari aku mendapatkan berita dari iin, iin teman satu kamar dengan ifah, ifah sering curhat dengan iin, semua yang berkaitan tentang ifah dan surya selalu iin ceritakan kepada ku, ibaratnya iin itu mata-mata hahaha

iin: ka, tau gak surya mau nyatain perasaan dia ke ifah, padahal ya dia masih punya pacar

aku: sumpah? kalau kayak gitu aku gak mau kalah lah, aku juga lah, tapi kapan ya? atau setelah pulang dari Bengkalis aja?

iin: jangan lah, telat namanya tu

aku: iya juga ya, hmm ya udah hari selasa aku bilang, karena hari rabu, udah pergi ke Bengkalis

karena takut ke duluan oleh surya, akhirnya aku mempercepat untuk menyatakan perasaan ku kepada ifah, yang semulanya di hari selasa akhirnya ku ubah menjadi hari senen.Tak tau kenapa malam senen ifah tiba-tiba chat, dia pengen cerita, dan mungkin ini adalah saat yang tepat

CHAT BBM

ifah: ping, ping, ping

aku: ping, apa fah?

ifah: kok cuek sih

aku: mana ada cuek, ada perlu apa ifah?

ifah: raka kok kayak gini sama ifah? apa salah ifah?

aku: ifah gak ada salah apa-apa

ifah: terus kenapa jauhin ifah, cuek ke ifah?

aku: gak ada

ifah: ifah mau ngomong sama raka, mau cerita banyak ke raka, besok jalan yok

aku: ok, raka pun ada yang mau di bilang ke ifah

KEESOKAN HARINYA

aku: duduk dimana?

ifah: makan sate yok disana enak kayaknya cerita

selama makan sate aku tidak berani memandang ifah, aku mengalihkan pandangan ku ke arah lain, setelah selesai makan, aku pun mulai membuka topik pembicaraan

aku: mau cerita apa? ngomonglah

ifah: gk enak cerita disini, banyak kali orang

aku: ya udah pindah tempat aja

KEDAI JUICE

aku: nah disini aja, gk banyak orang

ifah: raka kenapa kayak gini sama ifah? perasaan sebelumnya kita baik-baik aja

aku: lah gk ada kenapa-kenapa, kayak biasa aja pun

ifah: kalau gak ada kenapa-kenapa, kenapa menghindar dari ifah, menjauh dari ifah, gk mau ngomong dengan ifah?

aku: ooh itu, ifah mau tau alasannya?

ifah: iya!

aku: okelah, ifah bilang, ifah anggap raka dan surya cuma teman, tapi sikap ifah ke surya kok lebih dari teman?

ifah: ya allah, sama kok, kalian itu sama di mata ifah, kalian itu teman ifah, gak ada yang spesial dari kalian

aku: bohong

ifah: ngapain ifah bohong

aku: okelah raka ceritain semuanya ke ifah, asal ifah tau, raka suka dengan ifah, semenjak sebelum KKN raka udah suka dengan ifah, raka suka dengan ifah, karena ifah pintar ngaji, mau ngajarin raka ngaji, sebelum KKN raka sering chat dengan ifah kan? ifah lagi galau raka hibur, tapi raka gk pernah liatin sikap raka, bahwa raka suka dengan ifah, sikap raka ke ifah kayak teman biasa kan? padahal enggk, makanya raka kalau pergi maunya sama ifah, kemana-mana sama ifah, apalagi ifah pernah bilang, selama KKN kalau ifah pergi kemana-mana ifah sama raka ya

selama aku cerita, ifah cuma bisa diam, dan nangis

aku: maafin raka ya sampai bikin ifah nangis

ifah: enggak, ini salah ifah, seharusnya ifah peka

aku: enggk kok ini salah raka, seharusnya raka terang-terangan nunjukkin rasa suka raka ke ifah

ifah: gak tau ifah mau ngomong apa lagi

aku: ya udah raka udah cerita semuanya, ifah ada yang mau di bilang lagi?

ifah: enggak ada

aku: jaga diri baik-baik ya selama raka pergi

tiba-tiba, teman satu kamar surya datang

feri: oi, disini kalian ternyata

aku: fah hapus air mata ifah

feri: ngapain kalian disini

aku: nongkrong lah, terus mau ngapain lagi? udah habis pula minuman kami baru datang, kami pulang dulu