Seketika mata kami segar saat melihat hamparan perkebunan kopi. Suasana hijau dan udara yang sejuk membuat Pikiran menjadi sedikit fresh. Thella melihat fall sangat menikmati suasana ini saat turun dari mobil. Ia seperti memuaskan dirinya menghirup udara bebas karena selama ini terlalu sibuk bekerja.
Di sekeliling terlihat Kabut tipis berwarna putih dan kami tiba di sana masih lumayan pagi. Keindahan yang natural tapi tampak luar biasa. Yang paling kami sukai adalah udaranya yang sejuk, jauh dari tempat yang kami tinggali.
"Gimana, kamu suka dengan tempat ini? Dulu aku sering banget datang kesini, saat mamaku masih ada. Aku biasanya menghabiskan waktu di sini karena ada mama di rumah dan aku belum bekerja. Saat aku galau atau Aku frustasi karena tugas kuliah aku menghabiskan waktu ku disini bersama Vanya." Setelah mengatakan ituThella berputar-putar sambil merentangkan kedua tangannya. Menikmati udara yang sangat segar apalagi Ini pertama kalinya Thella datang ke tempat ini sama seseorang yang dia cintai.
"Aku suka tempat ini. Ini juga pertama kalinya nya aku pergi ke suatu tempat yang benar-benar membuat pikiranku lebih rileks. Mungkin juga karena aku terlalu sibuk di kantor, makanya pergi ke tempat seperti ini terasa sangat spesial," fall berkata dengan sangat serius matanya memandang jauh ke ujung sana seperti benar-benar menikmati suasana yang ada di tempat ini.
" Makanya jangan terlalu serius kerja, boleh sibuk bekerja, tapi waktu untuk bersantai juga penting. Ingat kamu bukan robot, loh. Kamu juga butuh relaksasi, bukan sekedar menghabiskan hidup hanya untuk kerja dan kerja. Apalagi kamu sekarang sudah punya keluarga sekali-sekali memang harus luangkan waktu untuk pergi bersama." aku mengkritik cara berpikir Fall selama ini. dia selalu berpikir tidak ada hal lain yang lebih penting daripada bekerja.
"Kamu yang menyadarkan aku kalau ternyata hidup ini bukan sekitar untuk bekerja, tapi aku juga butuh pendamping hidup. Aku juga harus belajar mengerti orang lain, meskipun sebenarnya itu asing," Fall mengakui kekurangannya. Dia juga baru menyadari apa yang sebenarnya ia butuhkan di dalam hidupnya.
"Syukurlah, Aku sangat senang kamu bisa berubah seperti ini. Ku pikir kamu akan terus menjadi dingin sampai entah kapan atau mungkin sampai aku meninggalkan kamu," Thella mencoba mengungkapkan perasaannya, bagaimana ia akan menyerah pada sikap Fall yang terlalu dingin adanya.
"Jangan pernah tinggalkan aku,Thella. Aku tidak pernah memohon kepada siapapun, tapi kali ini aku mohon padamu. Jangan pernah tinggalkan aku, aku sangat membutuhkanmu. Kamu orang yang sudah menyadarkan aku, bagaimana pentingnya orang lain dalam hidupku. Kamu yang memberiku tahu, Bagaimana rasanya disayang, rasanya dicintai, dan diperhatikan. Hanya kamu yang memberiku tahu tentang itu semua. Aku ingin kamu selalu bersedia menghangatkan kedinginan ku dan berusaha melelehkan kebekuan di dalam hatiku," Tidak menyangka Fall akan mengatakan itu, padanya. Perhatian kecil yang Thella berikan ternyata sangat berarti untuk pria yang kini berstatus sebagai suaminya itu. Thella sadar bahwa Fall kurang kasih sayang dari orangtuanya.
"Kamu salah Fall, bukan aku yang menngajarimu itu semua. Tapi mamamu, beliau seharusnya lebih tahu, bagaimana cara menyayangimu,mencintaimu dan memperhatikanmu. Aku hanya seseorang yang tidak sengaja kamu temui di dalam hidupmu, lalu memberimu sedikit perhatian. Aku tidak bisa dianggap lebih unggul daripada Mamamu," Thella mengingatkan kepada sosok mama Tapi tentu saja dihati Fall mamanya tidak se-superhero itu.
" Mama aku tidak akan sempat mengurusku Thella. bahkan menyuap aku makan saja tidak pernah. Sejak aku kecil bahkan mungkin sejak aku bayi, aku selalu diasuh oleh orang lain. Jadi aku tidak tahu bagaimana rasanya mempunyai seorang mama, aku tidak pernah di dipeluk ataupun dicium. Lebihtidak mungkin lagi untuk dimanja. Makanya aku sudah terbiasa untuk memperhatikan diriku sendiri, daripada mengandalkan perhatian orang lain, sampai kamu datang dalam hidupku," curhat fall. Tepat seperti dugaan Thella, bahwa fall adalah korban broken home. Kasih sayang seorang mama adalah hal yang paling terpenting dan dia tidak mendapatkan itu. Wajar saja jika ia tumbuh menjadi orang yang dingin dan berjiwa penyuruh karena sejak kecil ia dibiasakan seperti itu.
"Maafkan aku kalau aku sudah mengingatkan pada mamamu, pasti kamu sangat tidak suka. Tapi seberapa jarak yang tercipta antara kamu dan mama, kamu harus memperbaiki hubungan dengannya. Karena aku yakin, mamamu punya alasan melakukan itu semua. terutama untuk kebahagiaanmu iya kan?" Thella mencoba mengarahkan pemikiran Fall untuk lebih positif terhadap mamanya.
"Tidak. Sosok Mama yang kamu pikirkan beda dengan sosok nama yang aku dapatkan. Sudahlah, tidak usah membahas tentang mama lagi. Lebih baik kita ngebahas tentang kita berdua, ya kan?" Fall melempar senyumnya. Dia tidak mau Thella ikut memikirkan masalah mamanya yang terkadang membuat pikiran pria itu lebih pusing daripada memikirkan pekerjaan.
"Baik, aku setuju. Jadi aku mau mulai kasih Kamu pertanyaan. bagaimana perasaanmu menikah denganku, apa kamu merasa bahagia?" pertanyaan itu yang pertama kali muncul di benak Thella dan ingin Ia tanyakan pada suaminya.
"Perasaanku menikah denganmu? Tentu saja aku bahagia. Aku sangat senang karena berhasil bertemu dengan cewek seunik kamu, yang rela aku suruh suruh meskipun dengan kesal, tapi kamu tetap melakukannya. Kamu juga selalu berhasil mengatasi kebawelan ku yang terkadang berlebihan," Fall tertawa mengenang masa masa itu. Aku juga merasa sedikit kesal, karena harus menghadapi seorang laki-laki dingin yang menyebalkan seperti Fall. Tapi akhirnya ia malah jatuh cinta dan menyukai sikap dinginnya Fall.
"Awalnya aku terpaksa melakukannya karena kamu selalu mengancam ku. Termasuk saat kamu akan menikah denganku. Tapi sejauh ini aku bahagia dan akhirnya aku nggak mau kehilangan sifat dingin mu itu," ungkap Thella jujur
"Mungkin itu yang dinamakan benci menjadi cinta," Fall tertawa sangat bebas. Baru kali ini aku melihatnya begitu ceria, dalam kesehariannya dia selalu menunjukkan mukanya sangat serius bahkan untuk tersenyum saja sulit.
Teruslah tersenyum fall. Aku ingin kamu selalu seperti ini. Meskipun kamu dingin, tapi kamu juga harus mempunyai sisi yang manis. Aku tidak menyangka akhirnya sifat dingin yang aku benci darimu yang justru membuatku menjadi cinta.
"Kamu bener, aku sempat sangat membenci kamu karena sifatnya sangat membuatku kesal. Kamu selalu marah-marah,mengomel tidak jelas dan menyuruhku seenak dirimu sendiri, itu yang membuatku kesal. Kamu saat itu seperti tidak punya hati" Thella mengutarakan perasaan hatinya saat ditindas oleh Fall dulu.
"Sekali lagi maafkan aku ya, jika waktu itu Aku sama sekali tidak membuatmu nyaman. Mulai sekarang tidak begitu lagi. Aku ingin menjadi pria dingin yang sangat kamu sayangi," sekali lagi tidak percaya dengan ucapan Fall, ia berharap ada seseorang yang mencubit nya untuk membuatnya sadar bahwa ini adalah kenyataan.
"Kamu sudah menjadi kesayanganku, Fall. Aku akan menemani setiap hari kamu dalam keadaan apapun. Aku akan selalu mendukungmu, memberikanmu kasih sayang dan juga cinta sepenuh hatiku" Thella memberanikan diri mencium pipi kanan pria yang ada di hadapannya sehingga dia mematung karena tidak percaya Thella melakukan itu padanya.
"Kamu juga telah menjadi Pemilik Hatiku, teruslah bersamaku sampai kapanpun " Fall mendekap tubuh Thella erat. ia tidak akan membiarkan seorang pun mengambil wanita itu darinya.