Thella terbangun dari tidur siangnya setelah berbelanja dengan Vanya. Di ceknya ponsel, ternyata sudah sore menjelang malam, pukul 17.38. Thella cepat-cepat bangun dan segera mandi. Ia teringat kata-kata Naufal untuk menunggunya pulang, terlebih lagi Vanya, yang memberi ide padanya untuk menggoda Fall terlebih dahulu.
Setelah menyiapkan makan malam, Thella segera mengambil salah satu baju tidur seksi pilihan Vanya. Ia menempelkan baju tidur itu di badannya yang masih memakai baju tidur biasanya sambil bercermin. Pipi Thella merona. Ia benar-benar malu. Baju pilihan Vanya itu sangat seksi. Apa komentar Fall jika melihatnya memakai baju itu?
Di lemparnya baju itu ke ranjang, ia memutuskan untuk makan malam, sambil menonton Drama Korea favoritnya di Y**tu*e. Ia mencoba untuk konsentrasi agar tidak memikirkan apa yang akan terjadi dengan dirinya dan Fall malam ini.
Detik dan menit berlalu. Jam dinding terus berputar. Thella belum juga mengganti bajunya. Dia justru mondar-mandir di ruang tamu dengan detak jantung tak menentu.
"Sepertinya aku harus gosok gigi dulu, pakai bedak, parfum, merapikan rambut, aduh, ribet sekali."Thella segera berlari ke kamar, menyikat giginya ke kamar mandi, memakai sedikit bedak, lipkrim, memakai parfum, dan akhirnya dia mengganti bajunya dengan pilihan Vanya. Ia tertegun melihat bayangannya di cermin. Dia merasa lebih cantik dan tentu saja menggoda.
Ting.. tong..
Thella mendengar bel berbunyi. Pasti sebelumnya ada ketukan tapi dia tidak mendengarnya. Sebelum Fall membuka pintu dengan kunci cadangan, Thella segera berlari dan membuka pintu untuk suaminya itu, tanpa sadar kalau ia tengah berpakaian seksi.
Cklek...
Pintu terbuka. Bau wangi parfum Thella yang manis tercium oleh Naufal. Matanya memandang Thella tanpa berkedip. Ia menelan ludah melihat istrinya berpakaian sangat seksi.
"Fall, kamu kenapa?" Thella membuyarkan kefokusan Naufal terhadap penampilannya yang sangat menggoda.
"Aku... aku... aku harus mandi. Tunggu aku di ranjang. Jangan pergi kemanapun, ayo." Naufal menarik tangan Thella agar mengikutinya ke kamar. Saat itu juga thella sadar kalau dirinya memakai pakaian yang terlalu seksi. Seketika ia pun panik.
"Tunggu Fall, tapi.. aku..." Thella yang tidak mau segera berjalan, akhirnya di bopong oleh Fall menuju kamar. Tentu saja Thella memberontak. Gadis itu panik dengan reaksi Fall. Dia takut akan di marahi karena memakai baju seperti itu di hadapannya. Naufal merebahkannya di ranjang.
"Tunggu di sini, jangan pergi ke manapun," Pesan Naufal, sebelum akhirnya mengunci pintu kamar mereka dan meletakkannya di tempat yang tidak bisa di jangkau oleh Thella.
Kenapa tiba-tiba Naufal mengunci pintu kamar. Dia tidak pernah melakukan ini. Apa dia mau menghukumku karena aku berpenampilan seperti ini? Sebaiknya aku diam sajalah. Aku takut dia semakin marah.
Thella tidak tahu, apa yang sebenarnya ada di hati Naufal. Dia sangat suka sekali, Thella menyambutnya dengan penampilan yang mendebarkan hatinya. Ia tidak tahu, Thella mendapat ide darimana, tapi penampilan barunya membuat Hasratnya memuncak drastis. Biasanya, Naufal mampu meredamnya, tapi kali ini, daya tarik Thella lebih kuat dari pertahanannya.
Naufal segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ia melucuti pakaiannya sendiri. Mengatur suhu airnya agar hangat. Air shower mengguyur mulai dari rambutnya, ia menatap dirinya melalui cermin besar yang terpasang di dinding kamar mandinya.
Aku sangat gugup. Perkataanku pasti membuatnya takut tadi. Padahal orang lain sangat gampang melakukannya, bahkan sebelum menikah pun, mereka bisa . Aku sudah menikah lama dengan Thella, masih canggung juga. Tapi aku tidak bisa terus begini, aku harus melakukannya sekarang.
Fall memantapkan hatinya untuk keluar dari kamar mandi sekarang juga. Ia mengambil handuk yang tergantung di dinding dan melilitkannya ke pinggang. Ia berusaha sebiasa mungkin, agar Thella tidak mengetahui kegugupannya saat ini.
Ia melangkahkan kakinya pasti, keluar kamar mandi dan mendapati Thella telah menyiapkan baju untuknya. Tidak hanya untuknya sendiri, Thella juga membelikan baju tidur baru untuk Fall, tentu saja rekomendasi dari Vanya. Ia tidak yakin suaminya akan menyukainya.
Baju tidur kimono untuk pria, Naufal sebenarnya tidak pernah memakai baju tidur yang seperti itu, tapi, untuk menghargai pemberian istrinya, Fall tetap mengenakannya. Dia senang karena lumayan nyaman. Selama Fall mengganti pakaian, Thella bersembunyi di balik selimut.
Naufal menyisir rambutnya di cermin, tak lupa ia juga memakai parfum agar sama-sama beraroma wangi seperti Thella, ia segera duduk di ranjang.
"Keluarlah, aku sudah memakai pakaianku," Ucapnya datar tapi lembut. Thella keluar dari persembunyiannya, ia tertegun saat melihat Naufal dengan baju barunya, benar-benar tampan. Ia bahkan lebih tampan dari biasanya.
Thella teringat pesan Vanya, untuk sedikit lebih agresif pada suaminya. Sebenarnya dia gemetar, tapi dia berusaha menguasai dirinya. Perlahan Thella keluar dari selimut dan memeluk Naufal dari belakang.
Kanaya dapat merasakan Naufal juga canggung. Gadis itu merebahkan kepalanya di punggung Fall. Mencoba untuk menjadi tidak tahu malu.
"Fall, apa kamu akan memarahiku, karena aku memakai baju yang sedikit terbuka seperti ini?" Thella memulai percakapannya dengan Fall yang masih terdiam.
"Siapa yang mau memarahimu? Aku mengurungmu di sini supaya kamu tidak pergi kemanapun," Fall memegang tangan Thella yang melingkar di perutnya dengan lembut. Ia juga merasakan sesuatu yang kenyal dan hangat menempel di punggungnya. Meskipun tidak yakin, menurutnya Thella tidak memakai dalaman dan itu memang fakta. Mengikuti saran Vanya, Thella tidak memakai bra.
"Syukurlah, aku pikir kamu akan marah karena aku berpenampilan tidak biasa. Jadi, apa kamu suka dengan penampilanku yang seperti ini?" Ujar Thella sedikit berbisik ke telinga Fall. Lelaki itu merasa sedikit merinding. Hembusan nafas Thella terasa hangat menerpa area leher dan telinganya.
"Suka. Aku sangat menyukai tampilanmu malam ini. Bagaimanapun juga, aku pria normal. Aku juga bisa tergoda dengan penampilanmu yang membuat detak jantungku tidak menentu," Naufal menoleh sedikit ke arah Thella agar ia dapat melihat wajah cantik istrinya.
"Fall, apa kamu nyaman, kalau aku manja seperti ini padamu? Kalau kamu tidak nyaman aku akan menjauh," Thella benar-benar mencoba menyelami apa yang ada di dalam pikiran Naufal saat ini.
Naufal berbalik dan menjatuhkan Thella di ranjang. Pria itu menempatkan dirinya di atas istrinya. Mata mereka saling bertemu dan menatap. Kebekuan di antara mereka mencair begitu saja.
"Jangan pernah takut lagi untuk menyentuh atau bermanja padaku, aku suamimu, kamu berhak atas diriku, Thella." Naufal masih menatap Thella dengan tatapan yang sangat mendalam.
"Thella, apakah malam ini kamu mau menyerahkan dirimu untukku?" Naufal semakin lekat menatap Thella dan menunggu jawaban wanita itu.
Thella mengangguk. Dia memang mempersiapkan semuanya untuk ini. Sebentar lagi, barulah ia akan merasakan menjadi istri yang sesungguhnya.
Penasaran dengan adegan selanjutnya? Sabar, tunggu next chapter 😆