Dyani mendekati perempuan itu dengan senyum lembutnya.
"Ada yang bisa aku bantu? " Perempuan itu menatap Dyani dari ujung rambut, hingga ujung kaki. Dalam hatinya ada kekaguman pada keelokan Dyani, namun egonya berkata lain. Perempuan itu menjadi kesal karena Dyani lebih cantik darinya. Tubuh Dyani juga lebih bagus. Untuk menghilagkan perasaan kalah saing, akhirnya perempuan itu membanggakan dirinya bahwa dia lebih unggul dari pelayan distro ini. Tanpa diketahuinya, kekasihnya yang merupakan senior Dyani, pernah mencintai Dyani setahun yang silam. Namun Dyani tak pernah meresponnya dan mengatakan kalau dia telah menikah. Akhirnya laki-laki itu mundur.
"Maaf... Ada yang bisa ku bantu? " Ulang Dyani karena perempuan itu masih terdiam sambil menatapnya marah. Dyani merasa kesal dengan tatapan itu. Namun dia berusaha menahan emosinya agar tak berkata kasar pada perempuan itu. Dia tak ingin Mark kehilangan pelanggannya.
"Kau pegawai baru di sini? " Tanya perempuan itu ketus.
"Iya! " Jawab Dyani sambil tersenyum lembut. Wajahnya semakin manis sehingga membuat perempuan itu semakin kesal.
"Pantas saja kau tak kenal siapa aku! " Katanya dengan nada sombong.
Salah seorang teman Dyani geram dan bergumam "Ya, kau sangat mudah di kenali karena sifat menyebalkanmu itu.! " Untung saja dia berada jauh dari perempuan itu, jika tidak, pasti perempuan itu akan memakinya.
"Maafkan aku, mulai sekarang aku akan mengingat wajahmu nona! " Kata Dyani seramah mungkin.
"Ya, kau memang harus mengingatku! Sekarang aku minta padamu, carikan aku pakaian terbaru! " Mendengar itu Dyani menatap perempuan itu heran dan berkata.
"Pakaian di sini semuanya baru! Anda bisa mengambil salah satunya Nona! " Jawabnya polos. Teman-teman Dyani segera berlari ke arah Dyani, mereka khawatir, jika lebih lama lagi Dyani disana, perempuan itu akan semakin kasar padanya.
"Maaf Nona, ini kami punya rekomendasi pakaian terbaru untuk anda! " Kata salah seorang diantara mereka.
"Kenapa kalian membiarkan pelayan baru ini melayaniku? " Katanya kesal.
"Maaf, tadi kami tak melihat anda datang karena ada pekerjaan lain. "
Sementara di luar sana, seorang pria sedang menatap ke arah distro itu, sambil bergumam "Dyani? Apa itu benar-benar kamu? " Katanya haru, dan segera memasuki Distro itu.
"Sayang, kenapa kamu masuk? Apa kamu ingin melihatku memakai pakaian ini? " Tanya nya manja. Pria itu hanya mengangguk, tapi matanya masih tertuju pada Dyani.
Perempuan itu segera mencoba pakaian itu, lalu memperlihatkan pada kekasihnya.
"Sayang, bajunya tidak bagus! " Katanya dengan nada manja sambil cemberut.
"Apa kamu bisa mencoba pakaian itu? " Tanya pria itu sopan pada Dyani.
"Aku Tuan? " Tanya Dyani tak percaya. Laki-laki itu mengangguk.
"Oh..., tidak usah Tuan! Aku tidak pantas! " Kata Dyani canggug. Tapi salah seorang temannya telah menyodorkan pakaian lain pada Dyani.
"Ini... Pakaian ini sama persis. Coba kamu pakai! Kami ingin melihat apa pakaian itu benar-benar tidak bagus! " Kata temannya tadi. Perempuan itu menatap teman Dyani itu dengan tatapan marah.
"Tidak usah, aku tak mau mencobanya, lagi pula pakaiaan tak pantas untukku.! " Kata Dyani khawatir karena pakaian itu akan rusak.
"Sayang..., kenapa kamu meminta dia yang memakainya. Seorang pelayan tak pantas. memakai pakaian seperti itu! " Kata perempuan itu dan Dyani hanya mengangguk.
"Aku yang menentukan dia pantas atau. tidak!" Jawab laki-laki itu menatap kekasihnya kesal.
Dyani masih saja terdiam . Salah seorang temannya, mendorong nya ke kamar pas untuk mencoba pakaian itu. Kamu harus mencobanya. Biar dia gak jelek-jelekin pakaian disini! " Kata temannya itu kesal. Akhirnya Dyani mencoba pakaian itu dan begitu dia keluar, semua mata terpana padanya. Termasuk perempuan sombong itu.
"Cantik sekali! " Gumam laki-laki itu tanpa sadar sehingga membuat kekasihnya menatap Dyani marah.
"Dasar perempuan penggoda! Kenapa kamu malah memakai baju itu? "Kata perempuan itu sambil mendekati Dyani dan hendak menamparnya. Namum Pria itu segera menahan tangannya.
"Brian! Kau menghalangiku? " Kata Perempuan itu tak percaya. Aku yang meminta dia untuk memakai pakaian itu. Dan pakaian itu sangat bagus di tubuhnya! " Jawab Brian santai.
Dyani hanya terdiam melihat kedua orang itu bertengkar. Ada perasaan tak enak didirinya karena membuat sepasang kekasih itu bertengkar.
"Maaf Tuan, Nona, Pakaian ini memang bagus, Anda tampak cantik sekali dengan gaun itu! " Kata Dyani berusaha menyenangkan hati pelanggannya.
"Aku tak mau membeli pakaian ini! " Aku tak suka ada pakaian yang sama dengan pakaian yang ku pakai. !" Kata perempuan itu ketus.
"Tapi ini edisi terbatas nona, perancang busananya hanya membuat sepuluh saja. dan kami mendapatkan dua! " Jawab salah seorang teman Dyani.
Perempuan itu tampak semakin kesal. Dia ingin memiliki pakaian itu, tapi dia merasa kesal saat Diany terlihat lebih cocok menggunakan gaun itu, dari padanya.
'Dyani, Apa kamu tak mengingatku? ' Batin Brian sambil menatap Dyani yang berjalan menuju kamar pas untuk menukar pakaiannya kembali.
.........
Di lain tempat.
David dan sarah berada di sebuah tempat yang sangat jauh dari tempat tinggal mereka. David membawa istrinya itu untuk berobat secara tradisional. Sebuah tempat yang sangat asri di panggil laut.
David mengetahui tempat itu dari sahabatnya yang mengatakan kalau dia pernah berobat di sana.
David mencoba membawa istrinya ke sana. karena Sarah tidak ingin dioperasi.
Pengobatan Sarah sepertinya sangat menyakitkan, sampai-sampai David tak tega melihat istrinya itu saat melakukan pengobatan.
Sarah akan merasakan sakit yang luar biasa saat orang itu mengobati dirinya, sampai-sampai dia meringkuk di atas tempat tidur sambil memegang spray kasur itu. David selalu saja mengeluarkan air mata saat melihat istrinya yang sedang sakit sedemikian rupa. Bahkan terpikir di benak nya untuk mengakhiri pengobatan itu karena tidak tega melihat penderitaan yang ditanggung oleh istrinya itu.
Namun Sarah tidak ingin mengakhirinya, dia mempunyai semangat hidup yang cukup tinggi untuk melanjutkan kehidupannya, karena dia ingin melihat putranya membangun sebuah keluarga. Hal yang sangat diinginkannya.
Di waktu pengobatan berlangsung, darah hitam selalu mengalir dari hidung Sarah. David dengan segera membersihkan darah hitam.
Setelah sesi pengobatan berakhir, biasanya Sarah akan pingsan untuk beberapa jam. Di saat ini David merasa sangat takut, takut istrinya tak akan pernah bangun untuk selama-selamanya, oleh karena itu, Dia tak pernah meninggalkan Sarah sedetikpun disaat pingsannya. David selalu menggenggam erat tangan istrinya itu sambil berdo'a untuk kesembuhan istrinya ini.
"Ya Tuhan, Angkatlah penyakitnya, berilah dia kesembuhan! "Gumam David dalam. do'anya.
"Sayang, kamu sudah siuman? "Kata David saat melihat istrinya itu telah sadar dari pingsannya. Sarah hanya mengangguk lemah.
"Pengobatan kita lanjutkan esok hari! " Kata Pria tua Yang mengobati Sarah.
"Apa masih Lama? " Tanya David khawatir, soalnya sudah hampir seminggu ini mereka di sini. Dia tak tega melihat penderitaan istrinya itu.
"Sampai dia tak mengeluarkan darah hitam lagi! " Jawab laki-laki itu sambil meninggalkan mereka.
"Sayang, Apa kamu kuat?" Tanya David khawatir.
"Aku baik-baik saja. Aku sudah merasakan yang lebih sakit dari ini!" Jawab Sarah lemah. karena dia masih belum terlalu pulih setelah pengobatan. David hanya terdiam. Dia fikir Sarah merasakan sakit akibat melihat ulahnya selama ini. Padahal Sarah mengatakan yang sebenarnya. Dia pernah merasakan sakit yang luar biasa karena penyakitnya ini.
" Maafkan aku! Aku bersumpah tak akan menyakitimu lagi. Aku benar-benar takut saat mengetahui penyakitmu ini. Aku tak ingin kehilanganmu!" Kata David menatap lembut istrinya itu, lalu mencium kening istrinya itu beberapa saat sambil berdo'a di dalam hati 'Terima kasih tuhan, aku masih diberi kesempatan' batinnya, lalu melepas ciumannya di kening sang istri.