Chereads / Dyani / Chapter 27 - Pengakuan.

Chapter 27 - Pengakuan.

Dyani dan Mark kembali ke apartemen mereka. Dyani tampak sangat lelah karena kegiatan mereka hari ini.

"Malam sayang. Kamu langsung tidur ya! " Kata Mark sambil membelai rambut Dyani. Gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Sampai jumpa besok! " Kata Mark ketika Dyani hendak menutup pintu.

"Sampai jumpa besok! " Kata Dyani dengan wajah ngantuk nya. Mark malah tertawa melihat wajah imut gadis itu.

Mark kembali keruangannya. Bibirnya tersenyum membayangkan tingkah Dyani sehari ini. Dia juga heran kenapa dia bisa jatuh cinta pada gadis itu sementara hasratnya harus tertahan karena Dyani tak mau untuk disentuh. Tapi, semenjak Dia menganut agama Islam, Mark menjadi tau akibat dari semuanya.

Sebelum menganut agama apapun, Mark tak pernah tahu bahwa akibat semua kebiasaannya itu amat berbahaya bagi kehidupannya.

"Kapankah ku bisa memiliki mu seutuhnya? " Gumam Mark sambil membaringkan tubuhnya. Tiba-tiba kekhawatiran itu datang lagi. Mark tak ingin Dyani mengetahui apa yang terjadi diantara mereka dengan sendirinya atau dari orang lain. Jika hal itu sampai terjadi, mungkin Dyani akan sangat membenci nya.

"Aku harus mengatakan semuanya. Apapun konsekuensi nya harus ku tanggung. Jika dia marah dan meninggalkanku, Aku akan berusaha mendapatkannya kembali!" Gumam Mark. Dia bertekat akan mengatakan hal itu tanpa ada yang di tutupi. Kejujuran itu akan lebih baik, meskipun sangat menyakitkan.

.........

Dyani membuka pintunya karena belnya di pencet berkali-kali tanpa henti.

"Ada apa? " Tanya Dyani kesal saat mengetahui orang itu adalah Mark. Mark hanya tersenyum.

"Aku belum masak. Jadi hari ini kamu makan diluar saja ya! " Kata Dyani sambil menutup pintunya. Mark segera menahan pintu itu.

"Aku sudah masak. Ayo keruanganku! " Kata Mark sambil menarik tangan Dyani agar keruangannnya. Dyani menatap Mark tak percaya.

"Aku serius. Aku masak sendiri. " Kata Mark meyakinkan Dyani. Mark menuntun Dyani ke meja makannya. Dyani tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mark, benar-benar membuat sarapan untuk mereka.

"Kamu bisa masak? " Tanya Dyani tak percaya.

"Tentu saja! " Jawab Mark membanggakan diri. Dyani hanya tersenyum dan mencicipi makanan itu. Mark menahan nafasnya sambil menatap Dyani, menunggu komentar gadis itu terhadap masakannya.

"Mmmmm enak! " Kata Dyani tersenyum. Mark bernafas lega mendengar pujian itu.

"Sayang, aku ingin mengakui sesuatu! " Kata Mark setelah mereka selesai sarapan dengan nada gugup.

"Ada apa? " tanya Dyani khawatir melihat kegugupan pria itu.

"Tentang hubungan kita yang sebenarnya" kata Mark sedikit gugup .

"Ada apa dengan hubungan kita ?" Tanya Dyani penasaran.

Mark terdiam beberapa saat dan akhirnya berkata "Maukah kau berjanji untuk menepati janji mu kemarin ?" Tanya dengan tatapan penuh harap. " Baiklah aku berjanji !" Jawab Dyani bersungguh-sungguh.

"Kamu juga harus berjanji untuk mendengarkan perkataanku hingga selesai. Jangan menyela nya atau meninggalkanku ketika aku sedang berbicara. Apakah kamu bisa? Tanya Mark penuh harap. Dyani mengangguk dan mengatakan "Aku berjanji tidak akan menyala atau meninggalkanmu sebelum kamu selesai berbicara! " Jawab Dyani.

"Meskipun kamu sangat marah? " Tanya Mark lagi. Dyani tampak sedikit berfikir. Dan akhirnya menjawab. "Ya, meskipun aku sangat marah.

Mark terdiam beberapa saat. Dia mengumpulkan keberaniannya untuk menceritakan hal itu. Walau bagaimanapun Dyani harus mengetahui hal yang sebenarnya dari bibirnya sendiri. Bukan dari orang lain.

"Kamu bukan tunanganku! " Kata Mark yang otomatis membuat Dyani segera melotot karena kaget.

"Kumohon jangan menyela perkataanku. Dengarkan pernjelasanku! " Kata Mark dengan nada memohon.

"Baiklah! " Jawab Dyani lirih. Dia semakin penasaran dengan hubungan mereka.

"Tapi aku sangat mencintaimu. Benar-benar mencintaimu. Aku tak bohong soal itu. Awalnya aku seorang pria yang tidak percaya dengan cinta. Awalnya aku mendekatimu karena penasaran. Kamu wanita yang tertutup dan sulit didekati. Hal itu membuatku semakin penasaran. Aku berusaha mendekatimu tapi kamu selalu menolakku. Ketika kamu mengatakan kalau kamu sudah menikah, Aku tak percaya dan berfikir kalau itu caramu untuk menjauhiku. " Mark terdiam beberapa saat dan memandang Dyani.

"Lalu? " Tanya Dyani karena Mark masih belum melanjutkan ceritanya. Mark sedikit takut mengungkap hal yang satu ini.

"Lalu..., Suatu hari suamimu menjualmu padaku! " Mark kembali menatap Dyani dengan gugup. Gadis itu terlihat syok.

"Sebenarnya bukan menjual, tapi menjadikanmu sebagai jaminan hutangnya. Aku meminjamkannya uang yang cukup banyak agar dia tak bisa menebusmu. Aku merasa beruntung mendapatkan mu meskipun dengan cara itu. Dan malam itu juga aku mengetahui kalau kamu belum pernah disentuhnya meskipun kalian sudah hampir setahun menikah. Karena itu aku mulai menyukaiku. Kau wanita yang bersih. Kamu bisa menjaga dirimu meskipun suamimu tak mencintaimu! " Jawab Mark sambil menunduk. Dia tak melihat Dyani sedang memegang kepalanya karena kepalanya terasa sangat sakit mendengar cerita itu.

"Sayang...! Kamu kenapa?" Tanya Mark khawatir saat melihat Dyani. Mark memeluk gadis itu dan memijit kepalanya. Tak lama kemudian, Dyani pingsan. Mark semakin panik. Dia segera menelfon dokter yang sering menangani Dyani.

Mark memindahkan Dyani ke kamarnya. lalu duduk berlutut di samping ranjangnya sambil terus memegang tangan Dyani dan membelai rambutnya. "Sayang, maafkan aku! " Katanya dengan nada sedih.

Tak lama kemudian, Dokter itupun datang dan segera memeriksa keadaan gadis itu.

"Bagaimana Dokter? " Tanya Mark khawatir.

"Tak apa-apa. Sepertinya dia terlalu memaksakan pikirannya. Sebentar lagi dia juga akan pulih. Tapi jangan biarkan dia berfikir terlalu keras! " Nasehat dokter itu.

"Baik lah Dok terima kasih banyak! " Kata Mark sambil mengantar Dokter itu ke luar.

Mark kembali ke kamarnya. Duduk disamping Dyani yang sedang tertidur lelap. Dokter itu baru saja memberikan obat penenang pada gadis itu karena tadi Dyani sangat gelisah.

"Maafkan aku! " Kata Mark dengan nada menyesal . Mark menggenggam tangan Dyani sambi mengusap-usap punggung tangannya.

Tak lama kemudian Dyani siuman. Mark segera membantunya duduk, memeluknya dari belakang, dan menyandarkannya di dadanya. Awalnya Dyani menolak, tapi Mark tak menghiraukan penolakan itu. Karena tak kuat melawan, akhirnya gadis itu pasrah dalam pelukan Mark.

"Mark, jadi aku adalah sebuah jaminan? " Tanya Dyani sedih.

"Tidak... kau kekasihku! " Jawab Mark sambil mencium pipi Dyani.

"Kenapa suamiku tega? " Tanya Dyani sedih.

"Karena dia tak mencintaimu, dan sepertinya dia membawa kekasihnya tinggal bersama kalian! " Jawab Mark yakin. Karena dia ingat foto yang diberikan Julian padanya dulu. Dyani sebagai latar belakang foto mereka berdua.

"Tapi..., dia beberapa kali menemuiku dan memintaku untuk kembali padanya! " Kata Dyani sehingga membuat Mark kaget dan segera memutar tubuh gadis itu agar menghadap padanya.

"Benarkah? Kapan? "

"Sebulan yang lalu. Dia bahkan menyamar sebagai clening servir di kampus. Katanya agar bisa memandangku setiap hari! " Jawab Dyani polos.

"Kenapa kamu tak pernah cerita? " Tanya Mark sedikit kesal.

"Karena aku juga tak tau. Begitu ketahuan, dia langsung pergi dan tak bekerja lagi! " Kata Dyani ikut heran.

"Hm..., Dia pasti menyesal meninggalkanmu. Apa kamu akan kembali padanya? " Tanya Mark khawatir. Dyani hanya terdiam. Melihat itu Mark semakin gusar.

"Apa kamu akan meninggalkanku? " Tanya Mark lagi sambil menatap Dyani tajam. Gadis itu hanya menunduk dan menggelengkan kepalanya. Mark belum puas dengan jawaban itu.

"Sayang, kumohon, jawab! Aku takut jika kamu hanya menjawab seperti itu! " Kata Mark khawatir.

"Aku tak akan meninggalkanmu! " Jawab Dyani tersenyum lembut.