"Sayang hari ini Mama ingin kamu seharian bersama mama ya!. Oleh karena itu kita akan tinggal dirumah Julian karena rumah itu cukup luas dari Apartemen ini. "pinta ibu angkat Dyani. Mereka sangat rame. jadi gak akan muat di apartemen mungil Dyani yang hanya punya satu kamar. Mark hanya terdiam mendengar itu, tapi dia tak akan mungkin bisa melarang gadis itu. Lagi pula, Dyani bersama orang tua angkatnya.
Dyani menatap Mark seolah meminta izin. Mark hanya tersenyum dan mengangguk tanda setuju.
Saat itu juga, mereka pergi ke rumah Julian.
.......
Langkah Dyani terhenti saat memasuki rumah itu. Dia melihat potongan bayangan masa lalu nya di sana. Di ruang tamu itu, dia mengingat Julian sering berduaan dengan seorang wanita cantik dan seksi. Mereka selalu terlihat mesra. Sementara dia sering melayani mereka.
Julian dapat melihat reaksi Dyani. Dia tau apa yang diingat oleh gadis itu. Julian merasa sedih dan ingin memeluk Dyani. memohon maaf atas semua sifatnya dulu. Dia dapat merasakan, gadis itu pasti amat terluka saat ini. Entah kenapa dulu dia bisa tak peduli dengan perasaan istrinya ketika gadis itu menjadi istrinya.
Dyani semakin melangkah ke dalam.
Satu per satu potongan ingatannya bermunculan. Kepalanya terasa amat sakit dan akhirnya gadis itu jatuh pingsan. Julian segera berlari mendekati Dyani dan hendak menggendongnya. Tapi Jino segera mencegahnya.
"Apa yang kau lakukan? " Tanya nya kesal.
"Aku akan memindahkannya ke kamarku! " Jawab Julian.
"Dia bukan istrimu lagi. Kenapa kau membawanya ke kamarmu? . Dimana kamar yang biasa dia tempati? " Tanya Jino ketus. Karena Jino telah tau, bahwa mereka tak pernah satu kamar selama pernikahan mereka. Dia segera menggendong Dyani. Julian hanya terdiam, dia hanya bisa menatap sedih Dyani yang berada dalam gendongan Jino. Satu tahun lamanya dia menyia-nyiakan istrinya itu. Meskipun Dyani tak pernah protes, tapi dia tak pantas berbuat hal sekeji itu. Ternyata di khianati memang sakit. Julian telah merasakannya saat kekasih yang dicintainya meninggalkannya. Wanita yang selalu dipujanya sampai-sampai dia tega mengabaikan istrinya sendiri.
Andai saja saat itu dia menerima pernikahan mereka, dan belajar mencintai gadis itu, pasti Dyani saat ini akan berada dalam pelukannya. Bukan dalam pelukan lelaki lain.
Akhirnya Julian menunjukkan kamar yang biasa di tempati oleh Dyani. Dan Jino segera membawanya ke sana diiringi oleh semuanya.
"Andai saja aku bersikeras melarang pernikahanmu! " Kata Jino dengan nada sedih sambil membelai rambut Dyani setelah dia membaringkannya di ranjang. Mamanya yang mendengarkan hal itu juga merasa amat menyesal. Perempuan paruh baya itu berjanji tak akan memaksa Dyani lagi dalam hal apapun, karena beliau tau, putri kecilnya itu tak akan mau menolak permintaannya meskipun batinnya tersiksa.
"Panggilkan dokter! " pinta mama terdengar cemas. Akhirnya Julian memanggilnya.
.........
Di lain tempat.
Malam ini, Mark tak bisa memejamkan matanya. Hatinya sangat gelisah. Tak pernah cowok itu segelisah ini selama hidupnya. Dia sangat khawatir, takut kalau-kalau Dyani akhirnya malah akan meninggalkannya.
Akhirnya Mark mengambil kunci mobilnya. Dia berfikir, mungkin berkeliling kota bisa menenangkan perasaannya.
Dalam perjalanan, seseorang hampir saja tertabrak olehnya. Untung saja Mark membawa mobil sangat pelan.
Mark segera keluar melihat orang yang jatuh terduduk di depan mobilnya itu. Seorang wanita.
"Tuan..., tolong aku. Beberapa orang pria sedang mengejarku! " Kata gadis itu sambil bersimpuh memegang kaki Mark.
"Masuklah! " Kata Mark tanpa berfikir sambil menolong gadis itu berdiri karena kakinya sedikit luka.
Mark membuka pintu belakang, dan gadis itu segera masuk. Mark segera masuk mobilnya dan menjalankan mobil itu. Dari kaca spion, dia dapat melihat beberapa orang pria bertubuh kekar mendatangi tempat itu. beberapa orang itu seolah olah mencari sesuatu .
"Apa mereka? " Tanya Mark sambil terus menyetir dengan tenang.
Gadis itu segera keluar dari bawah dan melihat kebelakang saat dia merasa telah aman.
"Iya! " Jawabnya sedih.
"Siapa mereka? " Tanya Mark lagi.
"Salah satunya pacar ku. Yang lain aku tak tau. Kami baru saja jadian. Dia menyatakan cintanya dua bulan yang lalu. Dia pria yang amat sopan. Makanya aku mau saja di ajaknya jalan-jalan ke negara ini. Aku hanya turis di sini. Tapi sampai di sini, dia malah akan menjualku. Untung aku berhasil kabur.! " Katanya sambil terisak. Mark hanya terdiam. Dia ingat Dyani yang dijual suaminya. Sayangnya gadis itu tak berhasil kabur dari cengkramannya.
"Kemana kau akan ku antar? " Tanya Mark lagi. perempuan itu hanya terdiam, dia juga tak tau kemana dia harus pergi saat ini. Untung saja surat-suratnya berada di tas kecilnya . Tapi dia tak punya uang sepeser pun.
"Aku..., tidak tau. Aku tak tau harus kemana lagi. " Jawab gadis frustasi.
Mark bingung. Jika Dyani ada di apartemen nya, gadis itu bisa menginap di sana. Mark juga tak akan mungkin membawa perempuan itu pulang ke rumahnya, Karena dia sudah bertekat tak akan membawa perempuan lain ke rumahnya itu selain Dyani.
Akhirnya Mark membawa gadis itu ke apartemennya.
"Kamu bisa tidur di kamarku. Aku akan tidur di luar! " Kata Mark sambil menunjuk sofanya di ruang tamu.
"Biar aku di luar! Kamu bisa tidur di kamarmu!" kata gadis itu tampak segan.
"ck tak apa-apa. Biar aku di sini! " Jawab Mark memaksa.
Mark mengambil sebuah selimut dan bantal untuk dirinya. Karena udara sudah mulai terasa dingin. Dia langsung membaringkan diri di sofa itu dan langsung memejamkan mata.
Sementara gadis itu langsung masuk ke dalam kamar dengan perasaan bercampur aduk. Dia merasa kagum dengan pria itu yang tak ingin memanfaatkan dirinya.
........
Dyani bangun dan merasakan seseorang menggenggam tangannya. Ketika membuka mata dia kaget saat melihat Jino tertidur sambil duduk di lantai dan bersandar di ranjangnya sambil menggenggam tangannya erat.
"Kak..., Kak Jino! Kenapa tidur di sini? " Tanya Dyani membangunkan Jino ketika dia sudah duduk.
Jino membuka matanya saat mendengar Dyani memanggil namanya. Senyumnya langsung merekah.
"Kamu ingat aku? " Tanyanya haru. Dia merasa bahagia karena Dyani mengingatnya.
"Iya Kak! Aku sudah ingat semuanya! " Kata Dyani tersenyum bahagia. Tiba-tiba senyumannya memudar karena dia juga ingat dengan pernikahannya. Ingat saat Julian sering memarahinya karena perkataan bohong kekasihnya. Ingat saat Julian menipunya dan menjualnya.
Kemudian dia ingat tentang Mark. Dyani juga ingat kenangannya saat bersama Mark. Saat pria itu memperlakukannya dengan tulus, memberinya cinta dan perhatian yang tak pernah di dapatnya dari Julian. Kasih sayang yang ditunjukkan padanya selama mereka bersama. Ya meskipun awal pertemuan mereka amat menyakitkan, tapi Mark memperbaikinya setelah itu. Tiba-tiba saja wajah Dyani merona merah. Entah kenapa dia merindukan Mark saat ini.
"Ada apa? " Tanya Jino heran saat melihat wajah Dyani.
"Aku ingin kembali ke apartemen ku saat ini juga! " Katanya tersenyum malu.