Dyani dan kedua perempuan yang menjadi ibunya itu yaitu Marta dan Lia, tidur di sebuah kamar, sementara Papa dan Ayahnya, mereka juga tidur dalam satu kamar. Mark tak ingin pulang dan memilih tidur di sofa ruang keluarga Julian. Julian juga tidur di ruang kelurga itu. Dia ingin bertanya sesuatu pada pria yang sekarang dicinta oleh mantan istrinya itu. Meskipun secara hukum mereka masih suami istri, namun secara agama, mereka telah bercerai.
"Mark..., Kamu beneran mencintai Dyani, atau hanya karena sebuah obsesi? " Tanya Julian ingin memastikan hati pria itu.
"Aku serius mencintai nya! " Jawab Mark tanpa menoleh ke arah Julian. Dia hanya tidur menatap langit-langit rumah itu.
"Baiklah! Aku benar-benar akan melepaskannya jika kamu mau menikahinya.!" Mendengar itu, Mark langsung duduk dan menatap Julian.
"Aku sudah lama akan menikahinya jika dia tidak terikat pernikahan secara hukum denganmu! " Jawab Mark sedikit kesal karena pria di depannya ini masih belum melepaskan Dyani seutuhnya.
"Maafkan aku, setelah pulang ke Indonesia, aku akan mengurusnya! " Jawab Julian sedih.
"Aku sangat berharap! " Jawab Mark dengan tatapan penuh harap. Sementara itu, Julian hanya tersenyum tipis menjawabnya.
'Mungkin aku memang harus melepasmu' Batin Julian sedih.
Sementara itu, di dalam kamar yang di tempati ke tiga wanita itu, terdengar riuh tawa dari kedua Ibu Dyani. Sementara Dyani tampak malu karena Mama Lia (Jangan di baca mamalia ya! artinya bisa beda 😅)
menceritakan kisah Dyani kecil pada Ibunya .Martha tampak haru sekaligus sedih mendengarkan hal itu. Haru karena masa kecil putrinya yang lucu, sedih karena dia tak bisa menyaksikan tumbuh kembang gadis kecilnya itu. Lia yang melihat kesedihan Martha langsung berhenti bercerita karena paham dengan perasaan Martha.
"Maaf membuatmu sedih " Kata Mama Lia menyesal.
"Tidak, Aku malah senang bisa mengetahui masa kecil putriku! " Jawab Martha sambil membelai lembut rambut Dyani dan menatapnya sayang. Dyani segera memeluk ibunya itu dan mencium pipinya.
"Ya sudah, kita tidur saja. Sudah terlalu malam! " Kata Mama Lia.
Akhirnya mereka segera tidur dengan posisi Dyani berada di antara kedua ibunya itu.
Di kamar lain, papa dan ayah Dyani pun asyik bercengkerama, sekali sekali mereka tertawa. Tuan Yusuf, ayah Dyani menceritakan kisah perpisahan mereka. Papa Dyani sangat sedih mendengarkan hal itu. Dia tak dapat membayangkan jika hal itu terjadi padanya.
"Martha wanita yang kuat! " Kata Ayah angkat Dyani sambil menepuk lembut pundak Yusuf.
"Iya, Dia wanita yang kuat! " Jawab Yusuf membenarkan. Wajahnya tampak tersenyum bahagia membayangkan istrinya itu.
........
Pagi itu mereka kembali ke rumah masing-masing. Mark tak lagi tinggal di apartemen itu karena Dyani memilih tinggal bersama kedua orangtua kandung nya.
Mark mengizinkan dengan syarat Dyani mau kembali bekerja di tempatnya.
"Bukannya kau sudah memecatku? " Tanya Dyani kesal.
"Tidak jadi" Jawab Mark cemberut karena gadis ini tak paham perasaannya.
"Baiklah, aku akan kembali bekerja di sana! " Jawab Dyani menahan senyumnya. Dia tau alasan Mark mempekerjakannya kembali, dan jujur saja, dia juga merasa sedih saat membayangkan harus berada jauh dari pria itu.
Julian dan keluarga juga kembali ke Indonesia. Setelah berunding dengan keluarganya, akhirnya Julian memutuskan untuk melepas gadis itu. Dia tak ingin mengikat Dyani dengannya dan memaksakan cintanya.
"Mungkin aku harus belajar mengikhlaskannya, Ma! " Kata Julian dengan nada sedih pada mamanya.
"Mama harap, kamu bisa menghargai cinta berikutnya! " Jawab Mamanya sambil mengusap sayang punggung putranya itu.
...........
"Kau tidak bekerja? " Tanya Martha pada Yusuf karena suaminya ini masih belum keluar juga.
"Aku bisa bekerja di manapun! " jawabnya sambil memeluk pinggang istrinya itu.
"Lepaskan! Putri kita bisa melihatnya! " Protes Martha.
"Mark sudah mengantarnya ke kampus pagi tadi! " Jawab Yusuf santai
"Kenapa dia tak pamit padaku? Lagi pula dia belum sarapan !" Kata Martha kesal karena suaminya ini melepas putri mereka begitu saja.
"Tadi kamu sedang mandi. Anak kita ada kelas pagi ini, biarkan saja, lagi pula aku sudah memberinya uang jajan lebih! Senang rasanya memberi uang jajan untuk anak! Makasih sayang! " Kata Yusuf sambil mencium tengkuk istrinya itu. Marta langsung merinding merasakan bibir lembut suaminya itu.
"Aku ingin menghukummu! " Kata Yusuf tiba-tiba dengan suara yang lembut di telinga istrinya itu .Kemudian dia menatap istrinya itu sambil tersenyum usil.
"Aku salah apa? " Tanya Martha bingung.
"Kemarin kau tidur dengan Lia dan Dyani. Malam tadi kau tidur dengan putri kita. kau mengabaikanku selama dua hari padahal kita baru bertemu selama tiga hari. Aku akan menghukummu untuk dua malam yang tidak kau lalui bersamaku! " Kata Yusuf sambil sambil menggendong istrinya itu seperti koala. Marta secara reflek melingkarkan kakinya di pinggang suaminya. Yusuf tersenyum bahagia dan mencium lembut bibir istrinya itu. Tapi, tanpa di duga, ciumannya semakin panas dan menjelajah ke leher istrinya itu. Martha mendesah tanpa sadar. Yusuf membaringkan istrinya di atas kasur santai ruang keluarga itu, dan mulai mencumbunya.
"Jangan disini! Aku tak mau Dyani tiba-tiba pulang dan melihat kita. !" Kata Marta di sela perbuatan suaminya itu.
Yusuf segera bangkit dan hendak mengunci semua pintu di rumah itu. Tiba-tiba dia menoleh ke arah istrinya yang sedang merapikan pakaiannya yang berantakan.
"Jangan lakukan apapun dengan itu. Dan satu lagi. Jika malam ini kau tidak tidur denganku, aku akan libur selama seminggu, dan menemani mu di rumah seharian! " Katanya tersenyum nakal. Martha hanya mendengus kesal melihat wajah suaminya itu.
..........
Indonesia. Beberapa hari kemudian
"Julian? Ada urusan apa di sini? " Tanya seorang wanita cantik, dengan wajah penuh senyuman ke arah julian.
Julian menatap wanita berhijab di depannya itu. Setelah beberapa saat barulah dia sadar kalau perempuan cantik di depannya itu adalah sabahatnya di waktu SMP dahulu.
"Aisyah? Ini benar-benar kamu? " Tanya Julian tak percaya. Dia hampir saja memeluk wanita itu, tapi dia melihat pakaian yang menutup seluruh tubuh wanita itu, oleh karena itu dia menahan keinginannya.
Julian akhirnya malah tertawa, dia tak menyangka gadis tomboy dahulu sekarang bisa menjadi gadis lembut seperti sekarang.
"Kenapa tertawa? " tanya perempuan itu kesal.
"Sejak kapan kau jadi perempuan? " Tanya Julian tersenyum geli. Perempuan itu mendelik kesal dan langsung menendangnya.
"Ouw.. ternyata masih sama, hanya tukar kesing saja! " Kata Julian sambil mengusap kakinya yang sakit. Sementara Aisyah kembali menatapnya kesal.
"Apa yang kau lakukan di sini? " Tanya Aisyah penasaran. Tiba-tiba saja wajah Julian berubah sedih.
" Aku mengurus perceraian ku! " Air matanya hampir saja mengalir di sudut matanya? Aisyah menatap Julian dengan tatapan bingung.
"Apa kamu tak ingin berpisah? " Tanya Aisyah lembut.
"Aku jatuh cinta padanya setelah kehilangannya, dia tak ingin kembali lagi padaku! " Jawab Julian dengan nada tercekat.
"Apa yang terjadi dengan kalian? "
"Ceritanya panjang. Lain waktu aku akan cerita. Boleh minta kontak mu? " Tanya Julian tersenyum lembut berusaha menahan sebak di dadanya. Aisyah memberikan nomor nya pada sahabat masa kecilnya itu.
"Kamu sendiri, apa yang kau lakukan di sini?" Julian balik bertanya.
"Hari ini sidang perceraian ku! " Jawab Aisyah tersenyum kecut.