Di lain tempat.
Martha menggeliat bangun, matanya masih tertutup. Dia merasa heran karena ada sesuatu di pinggangnya. Dengan malas, wanita itu mencoba membuka matanya. Hampir saja wanita itu melompat karena kaget. Seseorang sedang menatapnya sambil tersenyum lembut.
"Pagi sayang, tidurmu nyenyak? " Tanya pria itu sambil mendaratkan sebuah ciuman di pipinya.
Martha sedikit kesal dan berkata.
"Lepas! " Bukan malah melepaskan Yusuf malah semakin mempererat pelukannya.
"Lepas! " kata Martha sekali lagi.
"Suamimu merindukanmu! Apa begini caramu? " Tanya Yusuf cemberut.
"Yusuf..., hubungan kita telah berakhir. Bukankah kamu sudah punya keluarga lagi? Di mana istrimu sekarang? Bagaimana perasaannya?. Tak akan mungkin hubungan kita yang hanya sesaat mampu membuatmu masih mengingatku " Kata Martha sedikit kesal.
"Apa kamu sudah melupakanku? " Tanya Yusuf dengan tatapan sedihnya. Entah sejak kapan dia telah berada di atas tubuh istrinya itu. Marhta sedikit kaget mendengar pertanyaan itu.
"Apa kamu sudah melupakanku? " Ulang Yusuf lembut karena dia tak mendapat jawaban.
"Bukannya kamu yang telah melupakanku? " Tanya Martha lirih. Air matanya tak bisa lagi di bendung. Dia merasa kecewa karena suaminya tak pernah mencarinya lagi setelah dia pulang ke negara nya. Martha berkali kali mendapatkan ancaman yang mengerikan, sampai-sampai anak mereka di culik saat berusia dua bulan.
Tak hanya itu, Dia masih saja terus di teror sampai akhirnya dia memutuskan untuk pindah tanpa memberi tau siapapun.
"Kamu menangis? " Tanya Yusuf sedih saat melihat air mata di sudut mata istrinya itu.
"Aku akan menceritakan semuanya, kenapa aku tak mencarimu saat itu. Kita akan saling bercerita, tapi tidak sekarang. Kamu belum makan dari semalam bukan?. Aku tak berani membangunkanmu karena kamu terlihat sangat lelah.! " Kata Yusuf sambil membelai rambut istrinya itu.
"Bagaimana dengan istrimu? Dia pasti sedih dengan semua ini. Aku rela mundur dan mengurus perce.. "
"Tidak, istriku hanya kamu. Aku sudah mengurus perceraian kami! " Jawan Yusuf mantap. Martha menatapnya tak percaya. Ada rasa kasihan di hatinya.
"Ke, kenapa kamu lakukan itu. Dia sangat baik!"
"Sayang, Jangan banyak pikiran.! Aku akan cerita semuanya. Tapi tidak sekarang, oke! Sekarang kita bersihkan diri dulu sebelum sarapan! " Ajak Yusuf sambil menarik tangan Martha agar bangkit.
Yusuf mendorong tubuh Martha ke kamar mandi. Mengetahui hal itu, Martha menahan langkahnya dan berbalik.
"Mau apa? " Tanyanya kesal.
"Mandi! " Jawab Yusuf santai.
"Sana! Aku bisa sendiri! " Kata Martha kesal sambil mendorong tubuh suaminya.
"Dasar wanita keras kepala tak pengertian! " Kata pria 45 tahun itu sambil menggendong istrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi itu.
.............
Pagi-pagi itu dengan malas Mark membuka pintu apartemen nya. Dia merasa kesal karena seseorang mengunjunginya pada pagi hari.
Alangkah kagetnya Mark, saat orang itu adalah Dyani. Mark sedikit gugup. Masalahnya, wanita itu masih ada di dalam kamarnya. Jika Dyani mengetahui ada wanita lain di sana, gadis itu pasti akan salah paham dan berfikir yang bukan-bukan. Mark berharap agar wanita itu tidak keluar, namun sayang, perempuan itu benar-benar keluar.
Dyani menatap kaget kearah Mark dan perempuan itu secara bergantian. Hatinya amat hancur. Baru saja dia ingat dengan perlakuan Julian padanya, sekarang hal itu dialaminya lagi dengan pria yang di cintainya.
"Ternyata selama ini kamu juga hanya mempermainkan perasaanku! " Katanya sedih dan segera berbalik. Dyani ingin pergi sejauh mungkin. Rasa kecewanya lebih besar dari pada saat Julian terang-terangan menghianati pernikahan mereka. Mark segera menggenggam lengan Dyani, dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Lepaskan aku! " Kata Dyani yang sudah terisak.
"Sayang, kamu salah paham! " Kata Mark dengan nada cemas. Dia benar-benar takut kalau Dyani akan salah paham dan meninggalkannya.
Gadis itu tak menjawab sama sekali. Dia tak sanggup membendung air matanya saat itu.
Dyani hanya berusaha melepaskan diri dari pelukan Mark, tapi Mark memeluknya lebih erat. Dia tak ingin Dyani terlepas dan akhirnya kabur.
"Aku sudah pernah katakan. Jangan meninggalkanku saat marah, dengarkan penjelasanku. Gadis itu tak punya siapapun disini. Aku tidur diluar, bukan tidur dengannya. Lihat itu! " Kata Mark sambil menunjuk sofa di ruang tamunya. Dyani dapat melihat ada bantal dan selimut di sana.
Dyani mulai tenang dan menatap gadis yang masih berdiri terpaku di pintu kamar itu. Gadis itu dengan segera menganggukkan kepalanya.
"Maafkan aku. Mark hanya membantuku! " Kata gadis itu meyakinkan Dyani. Wajahnya tampak amat menyesal.
"Kamu percaya padaku bukan? " Tanya Mark penuh harap. Dyani hanya mengangguk, dia tak bicara sama sekali. karena masih terisak. Mark bernafas lega dan mengecup pucuk kepala. Dyani.
Di luar sana, seorang pria yang memperhatikan mereka dari tadi tersenyum kecut. "Sepertinya aku hanya bisa menjadi kakakmu! " Gumam Jino sedih.
Dyani yang baru sadar ada Jino di sana segera melepaskan pelukan Mark.
"Ada apa? " Tanya Mark heran karena Dyani tiba-tiba saja mendorong tubuhnya.
"Kakakku ada di sini! " Jawab Dyani malu. Mark segera menoleh ke luar dan melihat seorang pria di sana.
"Silahkan masuk! " Kata Mark mempersilahkan pria itu masuk ke ruangannya.
"Tidak, terima kasih, aku hanya mengantar adikku. Sepertinya dia merindukanmu! " Kata Jino tersenyum lembut pada Mark. Mark hanya tersenyum menjawabnya.
"Oh ya Yani! Kami akan pulang lusa, ku harap kamu mau menginap di sana sebelum kepulangan kami! " kata Jino dengan bahasa Indonesia.
"Tentu Kak. malam ini aku akan kembali menginap di sana. Aku ada kelas pagi ini. Makanya aku kembali! " Jawab Dyani.
"Baiklah! Aku pergi dulu. Ingat jaga batasan hubungan kalian! " Nasehat Jino.
"Iya, Aku tau! " Jawab Dyani tersenyum lembut.
Sepeninggalan Jino, Mark meminta gadis yang dibawanya pulang semalam menceritakan kisahnya. Mark dan Dyani mendengar dengan seksama. Mark juga belum mengetahui kisah gadis itu, karena sesampai di apartemen nya, dia langsung tidur karena tak ingin terlalu lama berbicara dengan seorang wanita malam itu.
Mereka merasa kasihan mendengar kisah gadis itu. Ternyata dia tak membawa uang sepeser pun.
"Aku akan mengurus kepulanganmu ke negaramu. Semua surat suratmu lengkap bukan? " Tanya Mark.
"Iya, Lengkap!" Jawab gadis itu bahagia.
Mark menanyakan kemana tujuannya dan segera memesan tiket pesawat ke sana.
.........
Di lain tempat.
Yusuf yang masih melilitkan handuk di pinggangnya, membuka pintu kamarnya. Seorang pelayan mengantarkan makanan untuk mereka. Melihat itu Martha malah cemberut.
"Kenapa makan di kamar? " Tanya nya kesal.
"Aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu!" Jawab Yusuf dengan senyuman genitnya. Martha malah naik pitam. Pasalnya dia datang ke negara ini untuk mencari putrinya, bukan menghabiskan waktu minta jatah pada suaminya. Apa lagi tadi, pria itu sudah mengganggunya di kamar mandi yang mengakibatkan tubuhnya keram.
"Aku ke sini mencari putriku! Kenapa kau malah menculikku? " Kata Martha kesal.
"Sayang..., Apa yang ada dalam pikiranmu? Aku ingin menghabiskan hari bersamamu, bukan hanya diranjang. Kita bisa mencari putri kita bersama sama bukan? Memangnya apa yang kamu pikirkan? " Tanya Yusuf dengan tatapan mesumnya sambil mendekati istrinya itu . Martha bergidik ngeri melihat tatapan itu. Yusuf malah tertawa.
"Apa kamu punya foto putri kita? " Tanya Yusuf begitu dia berada sangat dekat dengan istri nya itu. Martha segera mengangguk dan menjauh dari suaminya. Dia segera mengambil ponselnya dan memperlihatkan foto Dyani yang di dapatnya dari rumah keluarga angkat Dyani.
Yusuf kaget melihat foto itu dan bergumam. "Ternyata memang kamu! " Katanya haru senyuman menghiasi bibirnya