WARNING!!!!
Bab ini mengandung sedikit kekerasan. Mohon bijak dalam membacanya. Yang belum cukup umur harap di skip aja ya!!! 😅
..............
"Apa? Apa maksudmu? Hubungan kita telah berakhir. Kita telah mempunyai kehidupan masing-masing. Jadi kita harus menerima itu. Lagi pula hubungan kita hanya sementara bukan?. Dia menemanimu selama belasan tahun ini. Dan seseorang juga telah menemaniku selama belasan tahun ini. Bagaimana mungkin kita kembali bersama? " Kata Martha sengaja berbohong, karena dia tak ingin menyakiti perempuan itu dan merusak rumah tangga suaminya.
Sebenarnya Martha tak pernah menikah lagi, dia selalu berharap agar suaminya kembali padanya suatu saat nanti. Tapi saat melihat kenyataan tadi, dia berfikir untuk mengakhiri hubungan mereka. Perempuan itu terlalu baik.
Sementara Yusuf merasa kesal saat mendengar pengakuan Martha bahwa dia telah menikah lagi.
"Jadi kamu sudah menikah lagi? " Tanya Yusuf dengan nada marah sambil mencengkram bahu Marta. Perempuan itu sedikit meringis menahan sakitnya.
"Tentu saja aku sudah menikah lagi. Aku wanita normal yang juga punya kebutuhan! " Jawab Martha meradang. Dia marah karena Yusuf marah padanya karena mengatakan dia telah menikah lagi, sementara laki-laki itu sendiri juga telah menikah.
Yusuf membawa Martha memasuki taksi itu, dia sendiri juga masuk ke sana. Stevani berlari mendekati mereka namun taksi itu keburu pergi.
"Kamu mau kemana? Kenapa malah ikutan? " Tanya Martha kesal karena Yusuf juga ikut naik taksi itu.
Yusuf malah menyebutkan sebuah alamat dan menyuruh supir taksi itu membawa mereka ke sana.
"Aku tak mau ke sana! Aku punya tujuan yang lain! " Kata Martha kesal. Tapi Yusuf malah tak mendengar perkataan istrinya itu.
"Berhenti! Kalau tidak aku lompat! " Ancam Martha semakin kesal.
"Jika kau ribut lagi, aku akan mencumbumu di sini dan menjadi tontonan supir taksi itu! " Kata Yusuf kesal karena istrinya ini terlalu berisik. Hal itu mampu membungkam mulut Martha. Ternyata dia takut suaminya benar-benar melakukan hal itu.
Taksi itu membawa mereka memasuki sebuah pekarangan yang cukup luas. Sebuah rumah megah tampak di sana. Martha hanya menatap rumah itu dan Yusuf secara bergantian.
"Kau membawaku ke rumahmu? Apa kau tak mempedulikan perasaan istrimu? " Tanya Martha kesal.
"Ini adalah rumahmu. Aku menyiapkannya untukmu.! " Martha malah mendengus kesal mendengar perkataan suaminya itu.
"Aku tidak bohong! Kamu bisa melihatnya sendiri nanti! " Kata Yusuf sambil membelai pipi Martha, namun perempuan itu segera menghindar sehingga membuat Yusuf menjadi kesal mendapatkan penolakan itu.
"Ayo turun! " Kata Yusuf setelah berada di luar dan membukakan pintu untuk Martha. Perempuan itu masih duduk manis di dalam mobil, sementara barang bawaannya telah berpindah ke dalam rumah itu.
"Aku tak mau turun. Aku belum sampai di tujuan. Dan tolong suruh pegawaimu itu mengembalikan barang-barang ku! " Katanya kesal saat melihat pelayan Yusuf membawa masuk barang-barang nya.
Yusuf semakin geram menghadapi wanita ini. Tanpa pikir panjang, Laki-laki itu segera menariknya keluar dan membopongnya di bahunya. Martha meronta minta di turunkan. Namun tubuh mungilnya tak memberikan pengaruh apapun bagi Yusuf yang bertubuh tinggi dan kekar. Yusuf membawa ke dalam kamar dan meletakkan wanita itu di ranjang. Martha segera bangkit dan berlari ke arah pintu, namun suaminya buru-buru mengunci pintu itu dan menaruh kuncinya di atas lemari yang cukup tinggi.
Martha semakin kesal karena merasa dipermainkan.
"Buka pintunya.! "
"Kau menikah lagi karena kau wanita normal dan punya kebutuhan. Aku akan memberikan kebutuhanmu! " Kata Yusuf yang tiba-tiba saja merobek gaun Martha.
Wanita itu berteriak kaget karena pakaiannya telah koyak terbelah dua. Dengan sigap Yusuf melucuti semua pakaian wanita itu.
Martha segera berlari ke ranjang dan mengambil selimut untuk menutupi dirinya. Namun suaminya itu dengan segera menyerangnya.
"Apa yang kamu lakukan? " Teriak Martha.
"Sudah kukatakan . Aku akan memberikan kebutuhanmu! " Jawab Yusuf menatap tajam Matha sambil melepaskan semua pakaiannya. Martha semakin ketakutan karena laki-laki itu sudah tak berbusana.
Martha berusaha mengindar, tapi Yusuf dengan sigap menangkapnya dan membalikkan tubuh perempuan itu.
Yusuf membuka paksa kaki Martha dengan lututnya dan segera menghujamkan senjatanya yang sudah mengeras.
Martha berteriak keras, dia amat kesakitan karena perlakuan suaminya itu. Bagaimana tidak, suaminya memaksakan masuk padahal tubuhnya belum siap menerima itu. Terlebih dia sudah tak pernah melakukan hal itu semenjak kepergian suaminya, tentu saja akses masuk itu sudah kembali sempit seperti semula.
Yusuf merasa kaget merasakan hal itu. Dia amat menyesal melakukannya tanpa pemanasan terlebih dahulu. Amarahnya membutakannya sehingga menyakiti wanita yang amat di cintainya itu.
Dengan perlahan Yusuf mengeluarkannya dari tubuh Martha. Martha kembali berteriak kesakitan dan segera meringkuk menahan sakitnya.
Hatinya amat sedih karena suaminya memperlakukannya kasar seperti itu.
"Sayang... Maafkan aku! " Kata Yusuf khawatir sambil memeluk Martha yang sedang terisak.
"Kau menyakitiku! Aku benci Kamu! " Kata Martha sambil menutup tubuhnya dengan selimut.
"Kamu bilang kamu sudah menikah lagi, makanya aku langsung memasukimu karena tubuhmu pasti akan mampu menerimanya. Tapi kalau seperti itu berarti kamu tak pernah menikah kan? " Tanya Yusuf tersenyum bahagia menatap Martha. Martha tak menjawab, air matanya masih terus mengalir di pipinya.
Yusuf menghapus air mata itu lalu mengecup kening istrinya itu.
"Lain kali aku akan melakukannya dengan lembut! " Kata Yusuf sambil memeluk istrinya itu yang masih saja menggulung dirinya di atas ranjang.
"Tak ada lain kali. Aku akan pergi. Aku punya kehidupan di sana. Aku datang hanya untuk mencari putriku! " Kata Martha tanpa sadar. Hal itu membuat Yusuf kaget. Anak kita perempuan? " Tanya Yusuf tak percaya dan Martha hanya mengangguk.
"Bagaimana rupanya? Apa suaranya juga indah seperti suaramu? Seberapa tinggi dia? Dia mirip denganmu? atau mirip denganku? " Tanya Yusuf tak henti karena penasarannya.
Martha hanya tersenyum kecut. Lalu menjawab.
"Aku tak pernah melihatnya, Aku tak melihat tumbuh kembangnya. Dia di culik saat dia masih berusia dua bulan padahal dia masih butuh ASI ku, Masih butuh belaianku. Aku berusaha kuat hanya karena berharap suatu saat akan bertemu lagi dengannya. Alhamdulillah, aku sekarang mengetahui keberadaannya, dan aku ingin mencari putriku itu.! " Kata Martha dalam tangisnya.
Yusuf menarik Martha ke dalam pelukannya.
"Siapa pelakunya? " Tanya Yusuf penasaran karena dia ingat Stevani berbicara dengan seseorang yang di panggilnya ibu di telfon tadi. Orang itu Ibunya, atau mertuanya. Stevani memanggil kedua orang itu dengan sebutan Ibu.
"Kau tak usah tau! " Jawab Martha. Dia tak ingin Yusuf mendengar siapa orang itu. Dia takut kalau Yusuf tak akan percaya padanya.
" Katakan padaku siapa orangnya! " Nada Suara Yusuf sudah di penuhi amarah.
"Pembantu yang bekerja di rumahmu dulu. Dia..., Suruhan ibumu! " Kata Martha gugup.
Mata Yusuf langsung memerah. Dia segera ke kamar mandi membersihkan diri dan berganti pakaian.
"Kamu mau kemana? " Tanya Martha khawatir.
"Aku akan menyelesaikan urusan kita. Jangan khawatir. Dan ingat. Jangan pernah pergi lagi dari hudupku! " Kata Yusuf dengan nada mengancam.
"Kau yang pergi! bukan aku.! " Jawab Martha kesal.