Derby terlihat serius berbicara dengan salah seorang klien pentingnya, Maxie. Membahas tentang kelanjutan kasus yang dialami oleh sang mega bintang tersebut.
10 menit sudah pria itu mengobrol seputar permasalahan kasus Maxie.
* Jadi itu keputusan kamu?oke saya ngerti...Saya akan menemukan cara terbaik menyelesaikan kasus ini jadi gak perlu khawatir apapun....kita bahas persoalan ini setelah saya pulang dari bulan madu,oke.
Derby menutup sambungan telepon..
Revia sibuk memilih dan memilah sendal.
Saat berjalan-jalan tanpa terduga sebelah sendal perempuan cantik tersebut terputus.
Untungnya di dekat mereka ada Toko sepatu dan sendal.
" Elo masih belum nemuin sendal yang cocok?"
Pria itu menatap kesal, berkacak pinggang.
Revia terlihat cuek.
"Belum nemu yang pas jadi gimana dong? " balas Revia santai tak menoleh pada pria itu.
Revia masih sibuk mencari dan memilah sendal.
Derby berjalan ke arah istrinya kemudian berhenti tepat di samping perempuan cantik tersebut.
"Pilih aja satu dan pakai, Clear kan." kali ini Derby mulai terlihat emosi.
Kedua mata Revia tertuju pada sepasang sendal yang menurutnya sangat menarik, dia langsung mengambil senar tersebut dan mencoba.
"By, bagus gak?" tanya Revia menatap pria tampan dihadapannya ini.
Menunjukan sepasang sendal pantai yang dikenakan oleh perempuan cantik tersebut.
Derby terlihat memperhatikan dengan seksama sendal yang dipakai istrinya itu.
" Bli saya ambil itu satu ya. Berapa?" Derby mengeluarkan dompet, bersiap membayar sendal yang dikenakan oleh istrinya.
"250 ribu, Mas." balas si penjual.
Derby menoleh pada Revia, "Mau beli yang lain?"
Revia menggelengkan kepala disertai raut kesal karena diabaikan.
"Nggak."
Pria itu mengeluarkan uang 100 ribu sebanyak 3 lembar, dan mengajak Revia unuk pergi meninggalkan Toko.
Jujur Revia merasa jengkel dia mengira hubungan mereka akan lebih baik setelah melakukan hubungan suami-istri.
Tapi kenyataannya pria itu kembali bersikap cuek, bahkan kembali memakai kata "Gue" dan "Elo" dalam percakapannya.
"Gue lapar, makan yuk?" Pria itu menoleh pada Revia yang berjalan disampingnya.
"Eheemmm." balas Revia dengan tampang males.
Tanpa terduga Derby mengenggam jemari Revia.
Menatap perempuan itu, merapihkan helai-helai rambut Revia yang menghalangi wajah cantik perempuan itu.
"Mau makan apa?" Tanya Derby dengan nada santai.
Dug...
Dug..
Pria itu sukses membuat jantung perempuan itu berdetak lebih cepat.
Meskipun begitu dia tak mau pria tersebut mengetahui hal ini jadi sebisa mungkin Revia bersikap biasa saja.
"Apa aja, yang penting halal dan kenyang."
Revia berusaha untuk bersikap santai meskipun dalam hati merasa gugup.
"Yaudah kita makan di depan sana ya? kayaknya enak dan murah." pria itu menunjuk sebuah kedai makanan yang berjarak sekitar dua meter dari mereka.
"Terserah."
Lagi-lagi Revia menjawab singkat.
"Tadi Mama chat marah-marah katanya dia baru sadar seharusnya elo jangan naik pesawat sebelum kandungan berusia 32 minggu, takut keguguran."
Mendapatkan fakta tersebut Revia benar-benar terkejut.
"Terus gimana dong pas pulangnya?" Revia panik.
"Ntar kita pikirin lagi, salah gue lupa nanya pantangan apa aja yang wajib dilakukan oleh perempuan mengandung pada awal kehamilan."
Terlihat sekali raut wajah Derby berubah bersalah.
"Oh iya, waktu elo kepleset di kamar mandi gak keraskan?Apa kita perlu ke dokter buat mastiin kandungan elo baik-baik aja?" Derby terlihat khawatir.
"Gak keras kok, cuma kepleset dikit doang. Yaudah kita check ke dokter aja,gue juga khawatir takut kenapa-kenapa."
Derby mengelus rambut Revia, "Jalan yuk."
Sepanjang perjalanan bukannya Derby tidak tahu istrinya banyak dilirik para pria bule, kulit Revia memang coklat bersih berbanding terbalik dengan kulitnya yang putih.
"Elo kenapa cemberut si?By." wajah Revia terlihat bingung.
Bukan mejawab pria itu memanggil pelayan untuk memesan menu untuk makan mereka.
Padahal pakaian Revia sama sekali tidak seksi apalagi terbuka tapi membuat perempuan tersebut terlihat semakin menarik.
"Habis makan kita langsung pulang ke hotel, gue capek."
Kalimat tersebut terdengar seperti sebuah perintah dibandingkan pengumuman ditelinga Revia.
"Elo bilang kita bakal keliling kute dulu." protes Revia, cemberut.
Derby berdehem, "Nanti malam kita jalan lagi oke."
Perempuan ini tidak menjawab pernyataan Derby memilih mengabaikan, Merasa sangat kesal karena Derby seenaknya mengubah jadwal.
Derby menyadari hal tersebut tapi dia pura-pura tidak tahu perasaan istrinya.
Dia tidak suka karena banyak pria bule menatap istrinya dengan tatapan memburu.
Revia sendiri tak menyadari akan hal itu.
Tbc