Revia sebenarnya merasakan kecanggungan diantara Derby, Tamara dan Alan.
Meski begitu perempuan itu tak mau menunjukkan kebingungannya.
Derby mengenggam jemari istrinya terus, Pria itu asyik berbicara dengan Alan juga Tamara.
Sesekali Revia ikut mengobrol.
Mereka berempat sangat menikmati pemandangan pantai Brawe Ubud yang merupakan salah satu tempat terpopuler di Bali.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi, banyak wisatawan lokal dan internasional datang ke sini.
"Bagaiman kalo kita makan di sana?" Revia menunjuk sebuah warung makan.
Alan dan Tamara setuju...
"Boleh, kelihatannya tempatnya enak buat nongkrong." kata Alan bersemangat,melepas kacamata hitamnya memasukannya ke dalam kantong celana.
"Rame, pasti enak."Sambung Tamara, merangkul tangan Alan mesra.
Tanpa banyak berbicara Derby mengajak Revia,Alan dan Tamara agar segera ke sana.
Mereka berempat mendapatkan meja tepat dekat kolam ikan.
Setelah mencatat pesanan, pelayan langsung pergi.
Derby menghapus keringat Revia dengan tissu, Tamara merasa cemburu dalam hati.
"Btw.. Kalian kenalan di mana?Pacaran berapa lama sebelum menikah?"Alan membuka obrolan.
Derby membuka kacamata hitamnya, meletakkan diatas meja.
Menatap Revia untuk beberapa saat.
"Kami adalah rekan kerja, bekerja pada satu instansi pengacara yang sama." Nada suara Derby terdengar tegas tapi santai.
"Kalian tampak serasi." Puji Tamara, tersenyum.
Tak ada respons dari Derby.
Revia membetulkan rambutnya, membalas senyuman Tamara.
"Kalian juga tampak serasi." Puji balik Revia.
Pelayan datang membawa pesanan mereka.
"Nggak nyangka kita bisa ketemu di Bali, Gue senang kita bisa berkumpul lagi kayak dulu,Der." Alan mulai menyantap sarapannya.
Menatap Derby yang duduk dihadapannya.
Derby masih bersikap santai, bahkan ekpresi pria itu tak sedramatis mantan sahabatnya itu.
Masih sibuk mengunyah makanan.
"Iya nggak nyangka, Gue juga senang." balas Derby.
Revia menoleh pada Derby, meminta Derby membuka mulut.
Perempuan cantik itu memasukan sendok berisi makanan pada mulut Derby kemudian giliran Revia yang makan.
"Enak ya." kata Revia lalu kembali memasukan nasi beserta lauk pauk ke dalam mulutnya.
Derby menganguk, "Iya enak, pantes rame."
Alan dan Tamara memperhatikan pasutri baru itu untuk beberapa waktu, Alan memberikan potongan daging pada Tamara.
Perempuan itu langsung melahapnya.
"Kapan kalian nikah?Nggak bosan pecaran mulu?" Kata Derby santai, menatap kedua orang yang duduk didepannya itu.
"Rencananya secepatnya si, Minta doanya aja semoga tahun ini kami segera menyusul kalian."kata Tamara dengan nada santai.
Meskipun Tamara dari luar bertingkah biasa saja, tetap saja dalam hati merasa tak senang melihat mantan pacarnya itu bersanding dengan perempuan lain.
"Aku harap kalian bisa datang di hari spesial kami nanti " tambah Alan, Meminum jus jeruknya.
Derby mengelap mulut, "Semoga saja kami bisa, pekerjaan kami sering kali padat. "
Derby beranjak dari kursi, "Gue toilet ya"
Izin pria itu pada yang lain...
Dan pergi.
Tamara juga izin ke belakang..
Dengan perasan tak menentu Tamara menunggu diluar toilet pria, muncullah Derby.
Tamara menarik tangan Derby, memaksa pria itu pergi ke tempat lebih tersembunyi.
"Ngapain elo ngajak gue ke sini?" Derby terlihat tak suka,raut mukanya marah.
Tamara memeluk Derby, " Aku kangen kamu."
Tanpa malu perempuan itu mendekap tubuh Derby, berusaha mencium bibir Derby.
Dan gagal.
"Stop!! Gue nggak suka sikap lancang lo nih, kita bukan sepasang kekasih lagi!! Gue udah punya istri dan elo udah punya tunangan, NGERTI!"
Saat akan melangkah pergi, Tamara menahan Derby.
Menghalangi jalan pria itu..
"By, aku nyesel udah khianatin kamu tapi itu semua juga salah kamu yang jarang ada waktu buat aku. 4 tahun kita pacaran ,sibuk sama kegiatan masing-masing sampe kita cuma punya waktu bersama tuh sedikit doang."
Derby menyeringai mendengar perkataan sang mantan, "Gue kerja keras karena gue bukan anak orang kaya kayak elo dan Alan, dari awal kita pacaran gue udah bilangkan. Elo artis dan gue sadar kalo gue belum mampu sukses maka gue nggak bakal punya nilai dimata ortu lo, karena itu gue kerja keras. Tapi kalo gue ada waktu, semua waktu gue bakal buat elo dan elo tahu itu."
Mendengar ucapan Derby seperti tamparan untuk Tamara, Derby pergi tak mempedulikan perempuan itu.
Revia dan Alan sedang terlihat mulai akrab, dari kejauhan Derby bisa melihat istrinya tertawa saat pria itu mengeluarkan guyonan, Dia tidak suka saat Revia mulai terlihat akrab.
Derby duduk kembali, "Kayaknya obrolan kalian seru nih."
"Tadi Alan cerita kenangan kalian waktu dulu, ternyata waktu ospek SMP kamu, Alan,Tama dan Oby pernah dihukum kakak kelas pake wig cewek terus disuruh jadi banci, lalu joget ngebor sambil nyanyi dangdut hahaha.."
Alan bahkan menunjukkan foto jadul mereka saat jadi banci.
Derby terkejut..
"Apaan si elo pake acara ngeliatin foto luknut itu." Derby jadi salting sekaligus kesal.
Alan malah tertawa, "Biarin aja, kita berempat di sini cantik kok"
Tak lama kemudian Tamara datang...
"Kalian lagi ketawain apa?" Tamara memasang raut bingung, mendaratkan bokong dibangku.
"Cuma cerita masa lalu aja." balas Alan, membelai rambut Tamara.
"Btw, cabut yuk." Ajak Derby, memanggil pelayan kemudian membayar makanan mereka.
"Next Time, gue yang teraktir." Kata Alan cepat.
Derby mengacungkan jempol, "Beres."
Keempatnya melanjutkan perjalanan, seharian mereka mengelilingi beberapa tempat populer di Bali.
Tak terasa hari sudah malam, Mereka memutuskan langsung pulang setelah dinner.
Tentu saja Alan yang bayar.
"Nomor elo masih yang lama kan?" Tanya Alan sebelum mereka berpisah.
"Masih kok, Next Time kita kumpul bareng Oby dan Tama." Pria itu menepuk bahu Derby.
"Atur aja waktunya, kalo gue bisa gue pasti pergi." Wajah Derby tampak santai, dia bahkan tersenyum.
Alan ikut tersenyum...
"See you, later." pamit Alan, merangkul pinggang ramping Tamara.
"See you."
-
-
-
Sesampai di kamar Hotel Revia langsung berbaring diatas ranjang, untung saja mereka sudah berkemas.
"Besok pesawat kita berangkat jam 9 pagi kan?" Revia memastikan jadwal mereka.
Derby melepaskan pakaiannya, mengganti pakaian dengan baju tidur.
Duduk disamping sang istri.
"Yah, Makanya kita harus langsung tidur. Jangan begadang."
Jam menunjukkan pukul 11 malam, Revia merasa mengantuk.
Menguap..
"Yaudah, sebaiknya kita tidur biar besok fresh, gue juga udah ngantuk." Revia mengganti pakaiannya, bersiap untuk tidur.
Derby mengangukkan kepala tersenyum senang, Dia langsung naik keatas ranjang kemudian membuka kaosnya.
"Kok buka kaos?" Tanya perempuan cantik itu bingung, ikut naik keatas ranjang.
Derby mencium bibir Revia, "Katanya elo ngantuk, Yaudah gue sebagai suami baik hati gue bakal ngelonin elo hehehe."
Plukk...
Revia memukul-mukul pundak Derby dengan ekpresi kesal, "Gue ngantuk beneran, Bukan ngantuk plus-plus."
Derby mengusap bahunya, memasang wajah berpura-pura teraniaya.
"Elo jadi istri kok kasar?Ntar elo gue tuntut atas kasus KDRT " keluh Derby, membelai rambut Revia memasang raut mengacam.
Revia mencubit perut pria itu, "Nggak takut, Gue juga bisa tuntut elo pasal pencabulan."
Derby tertawa, "Gua gak cabulin elo kecuali kalo diizinin."
"Dasar pengacara mesum."
Tiba-tiba Derby menarik teguk leher Revia, Kembali mencium bibir perempuan itu cukup lama dan Revia membalasnya.
Melepasnya ciumannya...
Berbisik mesra.
"Gue cabul cuma sama elo doang, istri gue dan ibu dari anak gue."
Tbc