Chereads / Cat & Dog Got Married / Chapter 20 - Bingung.

Chapter 20 - Bingung.

Happy Reading

Revia dan Derby sepakat untuk dinner diluar karenakan ingin mencari suasana baru juga dalam rangka dating.

Bagaimanapun mereka masih pengantin baru wajar jika masih dalam suasana mesra dan selalu ingin saling bermanja ria.

"Gue udah booking tempat di salah satu restoran rekomendasi webside, buat acara dinner kita malam nanti. Pokonya pulang kerja balik ke rumah dulu buat ganti pakaian, setelah itu langsung ke restoran." kata Derby bersemangat.

Melihat ekpresi sang suami, Revia merasa senang.

Perempuan cantik ini masih sibuk memasangkan dasi lalu setelah terpasang dengan benar, Revia memakaikan jas.

"Iya, gue ngikut aja sebagai istri yang baik." balas Revia santai, tersenyum.

Pria tampan itu memeluk Revia, mengecup kening sang istri.

"Gue pergi duluan ,Yak."

Dan perempuan cantik ini mengangguk.

"Oh iya bekel plus sebotol jus buah udah gue simpen dalam dasbor."

"You are The Best,Mrs.Derby."

Pujian dari sang suami buat Revia merona.

"Love you, By."

"Love you too, Vi."

Dan Derby pergi.....

Hari ini Derby akan disibukkan dengan meeting bersama beberapa klien penting.

Berbanding balik dengan sang suami. Revia malah masih bisa bersantai karena dia hanya mengambil satu kasus, yaitu kasus pak Hedi.

Karena dokter sudah memperingatkan Revia untuk menjaga kondisi badan, jangan terlau stres juga rajin minum obat serta vitamin yang diberikan.

Karena usia kehamilan Revia masih rentan.

Jadi harus ekstra hati-hati...

Siang nanti Revia akan bertemu dengan Pak Hedi ditempat yang telah mereka sepakati.

Sampai saat ini Derby masih belum mengetahui pengacara pesaing dari klien-nya tak lain istrinya sendiri.

Revia akan memberitahukannya diwaktu yang dirasa tepat.

#Revia'S Rooom Office

"Jadi nanti siang lo bakal ketemu sama Pak Hedi?"

Lala mengambil sebuah jeruk dalam kerancang buah tersimpan diatas meja kerja sahabat-nya ini, mengupas jeruk lalu mengunyah buah tersebut.

Melihat kelakuan sahabat-nya itu Revia menggelengkan kepala tapi masih fokus pada laptopnya.

"Karena cuman hari ini dia ada waktu, Tapi nanti kalau kita udah mendatangani kontrak hitam diatas putih.

Dia bakal bikin jadwal khusus untuk kami meeting."

Dengan nada bicara santai Revia menjelaskan persoalan sebenarnya dengan jari-jarinya yang sibuk memencet tombol keyboard.

Pandangan mata fokus pada layar laptop.

"Tapi gue ngerasa aneh lho sama Pak Hedi."

Lala memasang raut serius, kembali mengambil potongan jeruk lalu memakan-nya.

"Aneh kenapa?"

Masih sibuk dengan laptopnya, Revia menoleh sekilas kearah Lala kemudian kembali fokus pada benda tersebut.

Lala memutar kedua bola matanya lalu memegang dagu.

"Tuh orang nggak nyantumin biodata diri dengan lengkap nggak kayak Pak Salim, Informasi pribadi-nya cuman 2 yaitu nama lengkap dan alamat perusahaannya.

Nggak ada foto pula. Anehkan? Terus gimana lo bisa ngenalin dia pas ketemu nanti?"

Dan reaksi Revia diluar dugaan perempuan manis itu.

Revia malah terlihat seolah tak mempedulikan hal tersebut, Bahkan dari mimik wajah cantiknya jelas sekali tergambar bahwa itu bukanlah persoalan aneh.

" Kok ekspresi lo gitu sih?Datar."

Lala benar-benar tidak mengerti mengapa Revia terlihat begitu cuek dan acuh akan hal itu.

" Buat gue itu bukan hal aneh, Pertama mungkin dia ngerasa dengan hanya mencantumkan nama dan alamat kantor sudah cukup, Entar juga pas kami ketemuan dia bakal sharing informasi apapun yang gue butuhkan.

Dan gue nggak butuh foto agar bisa ngenalin klien gue diawal pertemuan kami.

Cukup datang ke tempat yang telah kami sepakati. Itulah alasannya kenapa gue selalu ngajak ketemuan direstoran dengan meja yang akan gue booking atas nama gue so siapa pun yang bakal datang duluan ke restoran tinggal tanya ke pelayan dimana letak meja yang udah dibooking atas nama gue, Clear kan."

Mendengar penjelasan dari sahabatnya ini yang juga merupakan pengacara hebat di instansi mereka, Lala semakin merasa salut.

" Lo emang hebat, salut gue sama pola pikir lo."

Tiba-tiba pintu kantor Revia terbuka dan muncullah Oby dari balik pintu.

Pria tampan itu terlihat sedang kalut, Lala yang melihat kondisi pacar tersayang-nya langsung berjalan menghampiri lalu memeluk dan mencium sebelah pipi Oby.

"Kamu kok cemberut gitu sih muka-nya? kenapa sayang? Tanya Lala merasa khawatir.

Oby tak langsung menjawab...

wajah pria ini bener-bener kusut seperti baju yang belum disetrika.

Mengacak-acak rambut karena kesal.

" Aku stress banget karena klien aku susah banget buat diajak kerjasama alhasil bikin stress."

Akhirnya Oby membuka omongan.

"Emangnya klien kamu kenapa? Bukannya kamu lagi nanganin kasus pengusaha batu bara kan?"

Dengan lemas Obi menganggukkan kepala, pengacara yang tidak kalah hebatnya dari Revia juga Derby ini langsung duduk lemas diatas sofa.

Bersandar disisi sofa.

Lala berdiri dibelakang sang kekasih, memijat kedua bahu Oby.

"Iya aku lagi nanganin kasus Pak Joan si pengusaha batubara yang jadi korban penipuan patner bisnis-nya. Dia nabrak pagar rumah patner bisnis-nya yang udah nipu pake mobilnya terus nyuruh anak buahnya mukul si tersangka sampe babak belur. Jelas-jelas aku udah bilang jangan bertindak ceroboh. Akhirnya dia dituntut balikkan, pusing aku."

Lala memahami situasi sang kekasih. "Aku si nggak bisa nyalahin Pak Joan karena udah bertindak gegabah kayak gitu, siapapun diposisi dia pasti stres dan depresi secara udah ketipu milyaran rupiah."

Revia menghentikan kegiatan mengetik-nya kemudian beranjak dari kursi kerja-nya.

Membuka kulkas yang terletak disamping meja kerja perempuan cantik ini, Mengambil tiga botol jus buah.

Berjalan menghampiri Oby.

Duduk tepat disamping pria itu.

Meletakan 3 botol jus diatas meja.

"Kalo lo perlu bantuan, Gue siap kok." Tawar Revia membuka tutup botol, meminum jus buah milik-nya.

"Thanks ,Vi. Gue masih sanggup kok cuma dongkol aja Pak Joan bertindak sesuatu tanpa kompromi dulu sama gue selaku pengacara-nya. Alhasil situasi makin rumit tapi bukan masalah besar, masih bisa diatasi." Oby terihat jauh lebih baik karena pijitan sang kekasih.

Oby meminta pacar-nya itu duduk disebelah-nya, Merangkul pundak Lala lalu mengusap perut perempuan berwajah manis tersebut.

"Jangan terlalu capek, ingat kamu lagi hamil."

Mendengar perkataan Oby tentu saja Revia menjadi jadi terkejut.

"Lala lo lagi hamil?" Revia memasang raut syok.

Oby dan Lala baru sadar mereka lupa memberitahukan kabar ini pada Revia.

"Ya Tuhan....Maaf ya Revia sayang gue lupa kasih tahu, iya gue lagi hamil dan bulan depan kami bakal nikah. Rencananya kami baru mau ngasih undangan pernikahan minggu depan."

Oby juga ikut minta maaf.

"Gue kira Derby udah kasih tahu jadi gue nggak perlu ngomong."

"Emang ortu lo udah ngerestuiin?Oby." Sambung Revia kepo.

Senyuman kebahagian terbentuk pada pria tampan ini kemudian menganggukkan kepala.

"Awal-nya mereka nentang habis tapi pas gue bilang Lala hamil, Akhirnya mereka ngizinin dengan berat hati. Selama kami pacaran kedua orangtua gue sering bersikap acuh plus jutek karena mereka nggak suka gue pacaran sama orang yang nggak sederajat.

Waktu kedua orangtua gue datang ke rumah Lala dalam rangka lamaran, mereka terkejut ternyata orangtua Lala adalah teman deket mereka yang udah lama nggak ketemu. Dan acara lamaran berubah jadi reuni haru biru antar kedua orangtua kami hehehe."

Lala langsung melanjutkan cerita.

"Sejak saat itu sikap orangtua Oby sama gue berubah semakin baikkk, Bahkan mereka minta maaf atas sikap mereka selama ini sama gue dan kedua orangtua gue Hehehe.

Sekarang gue malah disayang banget sama calon mertua gue."

Sebagai sahabat Revia ikut senang.

Memeluk Lala dan Oby, mengucapkan selamat.

"Jadi ntar anak kita nggak jauh beda secara umur, Pasti seru kita bisa sekolahin mereka ditempat yang samakan." kata Revia antusias.

Oby dan Lala tertawa bersama..

"Kalo perlu kita jodohin anak kita, tapi pas mereka besar nanti keputusan tetap ada tangan mereka mau lanjut atau nggak?" kata Oby tampak begitu bersemangat.

"Aku setuju, Sayang. Bagaimanapun orangtua baik dan bijaksana adalah orangtua yang mendengarkan keinginan anak mereka. Selama itu tidak melanggar aturan negara dan agama ya kita harus dukung." sambung Lala, mencium pipi sang calon suami.

Tiba-tiba I-phone 11 pro max Revia berbunyi...

Dan muncul nama pak Hedi pada layar Hp, tanpa berlama-lama Revia menjawab pangilan masuk sang klien.

*Iya,Pak.

*Jadwal pertemuan kita diubah jadi malam pukul 7 di tempat yang kita sepakati karena siang ini saya ada meeting penting.

*Baik, Pak.

Telponpun terputus...

Astaga Revia sekarang merasa bingung harus memakai alesan apa pada Derby untuk membatalkan rencana Dinner mereka nanti malam.

Tbc