Chereads / Gadis Sejuta Dollar / Chapter 34 - POOL GAME

Chapter 34 - POOL GAME

Jovan terlihat serius menatap bola bilyard berwarna putih lalu membidikkannya ke bola lain.

"Sorry, gue telat," ucap seorang lelaki dengan suara berat.

Jovan memukulkan ujung stik bilyard yang ia pegang dengan kuat.

Brak ....

Susunan bola itu pecah berhamburan. Tiga bola masuk ke dalam lobangnya.

"Nggak papa," ucap Jovan dia mengangkat wajah.

Kei memeluk tubuh Jovan dengan hangat sambil menepuk punggungnya. Mereka berdua tertawa renyah.

"Lo ke mana aja, sih? Kayak lari dari apa gitu?" tanya Kei.

"Lari dari kenyataan." Jovan tertawa gelak.

"Kenyataan apa?" tanya Kei. Wajah tampannya terlihat penasaran.

"Nggaklah. Belakangan ini emang sibuk banget," jawab Jovan sambil menyerahkan stik bilyard pada Kei.

Kei mengambil stik itu. Dia membidik dan mulai bermain. Jovan mengambil stik baru untuknya dan menggosok ujungnya dengan kapur biru.

"Gue dipaksa bokap nikah," cerita Jovan dengan nada cuek sambil menghisap shisha dalam-dalam.

"Dipaksa nikah? Kenapa?" tanya Kei. Dia menghentikan permainannya beralih menatap dalam ke wajah sahabatnya.

"Papa takut gue kenapa-napa."

"Maksudnya kenapa-napa?"

"Bokap bilang dia udah tua. Bentar lagi mati. Gue nggak ada istri. Kalau gue ditabrak mobil, mati. Perusahaan jadi milik paman gue."

"Terus?"

"Ya kepaksalah gue nikah. Dikasih jangka waktu pula. Paling ada sebulan lagi." Jovan mendesah kasar.

Kei menatap dalam wajah Jovan lalu menarik napas panjang. Dia mengerti ketakutan ayah Jovan, "Jadi siapa calon istri lo?"

"Belum ada. Gue juga bingung," jawab Jovan pendek.

Ponsel Jovan berdering ...

"Iya aku sudah di dalam."

" ..."

"Oke, aku tunggu." Jovan mengakhiri pembicaraan.

"Siapa?" tanya Kei.

Jovan mengarahkan pandangannya ke pintu. Dia melihat Albin berjalan mendekat ke arahnya. Senyuman manis terkembang di bibirnya.

"Hei, udah lama?" tanya Albin. Iris birunya berbinar terang.

"Nggak juga," jawab Jovan hangat. Dia tersenyum manis.

Albin tersipu dan salah tingkah. Dia mengalihkan pandangannya pada seorang lelaki yang berdiri di sisi Jovan.

"Hei, Kei. Nice to meet you." Albin menyurungkan tangan sambil tersenyum manis.

Kei pun menyambut uluran tangan Albin lalu mengecup punggung tangan gadis itu.

"Jadi ini gadis cantik yang sudah mencuri hati Jovan?" puji Kei sambil tersenyum manis menatap wajah Albin.

"A-apa?" Albin terhenyak. Dia terkejut tangannya dikecup Kei. Albin mengalihkan pandangannya ke wajah Jovan.

"Dia nggak denger. Coba bilang, ini si Albin yang bar-bar. Pasti dia dengar." Jovan tertawa.

"Eh, apa-apaan, sih? Aku dikatain bar-bar mulu." Albin merengut. Dia menarik tangannya dari tangan Kei saat lelaki itu melonggarkan genggaman tangannya.

"Tuh, kan? Dia denger kalau bar-bar!" Jovan menggelengkan kepala.

"Tadi musiknya kenceng! Ini, kan, udah berhenti mau ganti lagu. Kamu kenapa, sih? Aku balik aja." Albin merajuk.

"Mau ke mana?" Jovan menarik lengan Albin dengan kuat. Saking kuatnya tubuh Albin terdorong ke tubuhnya.

Pinggang Jovan terbentur meja bilyard dan dada Albin menerjang dada bidang laki-laki itu. Bibir Albin secara tak sengaja tapi begitu dramatis menyentuh bibir Jovan.