Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Saat Seekor Siput Jatuh Cinta

Ding Mo
70
Completed
--
NOT RATINGS
1.3m
Views
Synopsis
Xu Xu berpikir bahwa dia mengetahui semuanya. Sebagai murid lulusan tingkat atas dari akademi kepolisian yang tidak suka omong kosong, dia merasa yakin bahwa dia siap menghadapi apa pun yang dilemparkan dunia kepadanya. Akan tetapi, saat dia dipasangkan dengan detektif terkenal, Ji Bai, dia dengan cepat mempelajari bahwa teori dan realita tidak selalu sama. Bersama-sama mereka akan menangkap pelaku pembunuhan, memecahkan kasus-kasus yang berusia puluhan tahun, membekuk komplotan pedagang manusia dan bahkan menghentikan kepala mafia yang sinting - dan mereka melakukan semuanya secara bersamaan dengan urusan asmara mereka yang mekar. Ini adalah sebuah pertarungan panjang di mana mereka dipaksa untuk melewati neraka dan kembali lagi, apakah cobaan itu terbukti terlalu berat, atau akankah cinta akhirnya menang?
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Kota Lin terletak di samping sungai biru yang berkilauan. Di musim semi, angin yang sejuk tampak berhembus di seluruh penjuru kota, membuat seluruh kota terasa lembab namun menyegarkan.

Langit cerah berawan seperti hari-hari biasanya. Namun, ada keributan yang tidak biasa di kantor polisi kota Lin.

Ini disebabkan oleh fakta adanya dua orang polwan magang yang baru saja tiba di Unit Kriminal Kepolisian.

Biasanya, hal ini tidak akan menyebabkan kegelisahan. Akan tetapi, kedua wanita tersebut cukup menarik perhatian beberapa petugas yang menjulurkan kepala mereka melewati pintu dengan penasaran agar dapat mengintip mereka.

Ini karena mereka berdua terlihat sangat spesial.

Zhao Han, seorang polisi muda di unit kriminal, adalah petugas perantara bagi para polisi magang. Pada saat itu, dia, seperti rekan petugas lainnya, juga sedang merasa bingung ketika ia melihat kedua wanita itu.

Yang satu sangat cantik, sedangkan yang satunya lagi sangat ... aneh.

Yang berada di sebelah kiri adalah Yao Meng, seorang pascasarjana di jurusan psikologi tindak kriminal dari Universitas Keamanan Publik. Dia berambut panjang, bermata besar, dan mengenakan kemeja putih sederhana dengan celana jeans, yang juga membuatnya terlihat seperti seorang model majalah para remaja. Ringkasan pengalamannya dipenuhi dengan penghargaan: Beasiswa Akademis, Kader Siswa Unggulan, seorang penyiar utama di Stasiun TV Akademi, sepuluh besar peserta terbaik dalam kompetisi pidato ...

Zhao Han memiliki firasat, bahwa Yao Meng pasti akan menjadi primadona baru (Polisi wanita tercantik) di Pos Polisi Kota Lin.

Sedangkan yang satunya lagi ... bernama Xu Xu.

Dari ringkasan pengalamannya, dapat dilihat bahwa Xu Xu memiliki hasil tes yang sangat baik. Dia selalu berada di peringkat pertama akademi dari tahun ke tahun.

Akan tetapi, Zhao Han merasa tidak yakin bagaimana awal mulanya dia bisa mendaftarkan diri di akademi kepolisian.

'Apa tinggi badannya hanya 160cm?' sungguh wanita yang mungil. Meskipun dia sedang duduk tegak di kursi, dia masih terlihat seperti anak di bawah umur. Selain itu, kulitnya terlihat pucat dan wajahnya sama sekali tidak memiliki fitur yang menonjol. Dalam pandangan pertama, dia terlihat seperti ... Ya, benar sekali, seperti mayat hidup penghisap darah dalam siaran drama Amerika di malam hari.

'Dia bahkan memakai jaket panjang yang sangat formal. Ujung jaketnya sangat panjang hingga mencapai pergelangan kakinya; yang sama sekali tidak sesuai dengan penampilannya yang terlihat muda sehingga membuatnya terlihat aneh dan lucu di waktu yang sama.

'Lalu, soal namanya, Xu Xu, pengucapannya 'su su' bukan? ataukah itu syuh syuh?'

Zhao Han ingin tertawa, tapi dia adalah pemuda yang pemalu dan baik hati. Karena itu, dia mempertahankan ekspresi yang ramah dan lembut saat dia berpaling dari Xu Xu.

Ketika Zhao Han hendak berbicara, Xu Xu menengadahkan kepala dan menatapnya. Zhao Han agak sedikit terkejut karenanya.

Pada pembicaraan mereka sebelumnya, Yao Meng lah yang lebih banyak berbicara, sedangkan Xu Xu tetap diam selama mereka berbicara dan tidak sekalipun bertemu mata dengan Zhao Han.

Meskipun begitu, sekarang Zhao Han melihat bahwa bola matanya hitam pekat dan sangat tajam. Sorot matanya terlihat sangat tenang dan bermartabat.

Rasanya gadis itu dapat melihat dengan jelas ke dalam pikirannya dan sikap menghakimi Zhao Han terhadapnya.

Namun, dalam sekejap mata, gadis itu sekali lagi menundukkan kepala dan kembali ke ekspresi wajah yang pucat, seperti orang kurang sehat.

Zhao Han berdeham pelan dan berkata, "Kapten Ji sedang cuti untuk beberapa hari. Dia yang akan menentukan siapa pembimbing magang kalian saat dia kembali nanti."

Mata Yao Meng melebar gembira. "Apakah dia SANG Senior Ji Bai, yang memiliki tingkat pemecahan kejahatan tertinggi di seluruh Wilayah Barat Daya?"

Zhao Han mengangguk sambil tersenyum.

"Apakah dia yang akan menjadi pembimbing kita?" Xu Xu tiba-tiba menyela pembicaraan mereka. Bahkan suaranya pun terdengar lemah dan halus.

Zhao Han mengerutkan kening dengan gugup. "Keputusan itu berada di tangan Kapten Ji saat dia kembali."

Di antara para polisi wanita muda, terdapat suatu ungkapan bahwa meskipun Ji Bai terlihat lembut dan anggun, jika kau mengenalnya cukup lama, mereka akan segera tahu bahwa penampilannya yang sangat tampan berimbang dengan hatinya yang sangat keras. Sikapnya akan tetap sama, baik saat menghadapi tindak kejahatan maupun terhadap wanita yang mengaguminya.

Karena itu, meskipun kepala kepolisian telah memberikan instruksi spesifik bahwa dua murid unggulan ini akan melakukan masa magang mereka di bawah kepemimpinan Wakil Kapten Ji Bai dan petugas senior lain dari Unit Kriminal Kepolisian, Zhao Han masih merasa sangat ragu. Bagaimana bisa Ji Bai memiliki kesabaran untuk membimbing anak magang? Apa ada yang lebih lemah daripada murid magang perempuan?

"Aku adalah petugas perantara untuk murid magang, carilah aku jika kalian ada masalah apapun." lanjut Zhao Han selagi ia memberikan mereka beberapa dokumen. "Ini adalah pemberitahuan magang."

Mereka berdua mengambilnya dan membacanya dengan fokus. Latar belakang mereka yang terpelajar terlihat dari kerutan intens di alis mata mereka saat mempelajari detail tersebut secara terperinci. Setelah beberapa saat, mereka berdua menengadah dan mengangguk.

Karena mereka tidak memiliki pertanyaan, Zhao Han memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang mereka, "Aku akan keluar jalur sedikit. Karena kalian mempelajari mata pelajaran yang sama, jawablah teka-teki ini - apa kalian pikir bahwa orang yang ahli dalam analisis jiwa bisa bermanfaat dalam memecahkan kasus?"

Yao Meng menjawab seketika. "Aku pikir begitu, tapi kami hanya memiliki pemahaman pada teorinya saja, kami masih jauh dari pengalaman secara langsung. Karena itulah, kami harus meminta arahan darimu mulai hari ini dan seterusnya, Petugas Zhao. Aku harap kamu tidak akan keberatan."

Zhao Han langsung tertawa terbahak. "Jangan sungkan, kita akan belajar dari satu sama lain."

Zhao Han melihat ke arah Xu Xu, tapi dia hanya mengangguk samar dan menggumam, "Aku setuju."

Lalu dia diam seolah dia tidak ingin mengatakan apapun lagi.

Zhao Han merasa agak putus asa seraya berpikir di dalam hati, 'Wanita ini benar-benar tidak tahu cara bergaul dengan orang lain. Aku harap kita tidak bertemu dengan hambatan apapun karena ini.'

Yao Meng masih tersenyum di sebelahnya. Sepertinya dia terbiasa dengan sikap acuh tak acuh Xu Xu dan melihat Zhao Han dengan pandangan meminta maaf karena ketidaknyamanan ini.

Zhao Han tidak begitu merasa terganggu dan dengan bergurau berkata, "Bagaimana kalau kalian coba menganalisisku dan mari kita lihat seberapa telitinya kalian?"

Biasanya, orang-orang melihat psikoanalisis sebagai bentuk ramalan yang tidak dapat diandalkan; petugas muda yang sedikit suka ikut campur ini pun bukan pengecualian.

Yao Meng mengerjapkan mata sambil melihatnya. "Senior Zhao, apakah ini sebuah ujian?"

"Anggap lah ini sebagai tes pertama untuk pelatihan magang kalian."

Semua orang di unit kepolisian telah pergi untuk menghadiri rapat atau bertugas di luar, yang hanya meninggalkan mereka bertiga sendirian di kantor. Saat itu sudah tengah hari dan sinar matahari yang berwarna seperti madu menyinari melalui jendela, membuat kantor mereka terlihat terang dan luas.

Saat mereka memeriksa Zhao Han dari kepala sampai ujung kaki, dia tak kuasa merasa agak gelisah.

Xu Xu lah yang pertama menempatkan pandangan mata di wajahnya lagi, yang membuatnya menggigil sampai ke tulang belakangnya. Zhao Han mengira bahwa dia akan berbicara, tapi gadis itu tetap diam. Xu Xu hanya menempatkan kedua tangannya di atas lutut sebelum mengetuk-ngetuk pelan seolah sudah menjadi kebiasaan.

Walaupun dia memiliki tubuh yang kecil, pergerakannya sangat besar dan berpengaruh. Belum lagi, jemari tangannya sangat ramping dan pucat, seolah mereka bisa patah kapan saja. Semua kombinasi ini membuat Zhao Han merasakan kegelisahan yang tidak bisa dijelaskan.

Beberapa waktu kemudian, tatapan mata Yao Meng jatuh di wajahnya lagi, terlihat sangat bersemangat.

"Siapa yang mau menjawab pertama?" tanya Zhao Han

Ketika itu Xu Xu melirik singkat ke arah Yao Meng. Lirikan itu sangat samar dan cepat, begitu cepatnya hingga kebanyakan orang akan melewatkannya.

Yao Meng sepertinya tidak menyadari itu karena dia melihat ke arah Zhao Han dan mengangguk. "Kalau begitu, biar aku yang pertama."

Zhao Han menyadari detail itu, tetapi merasa bingung karenanya. Sebab ini pertemuan pertama mereka, hanya ada sejumlah informasi terbatas yang dapat mereka peroleh darinya. Siapapun yang menebak pertama pasti menjadi lebih unggul, karena bagi yang menebak di giliran kedua terpaksa untuk mengambil sisa-sisanya.

'Walaupun mereka teman satu angkatan, mereka tidak tampak dekat sama sekali. Xu Xu cenderung membiarkan Yao Meng yang memulai lebih dahulu, tapi kenapa seperti itu?' pikirnya.

Yao Meng memulai. "Pertama-tama, meskipun terlihat santai, kamu sepertinya orang yang tertata dan tertib. Meskipun meja kantormu sangat berantakan, jika diperhatikan lebih dekat, kita bisa melihat semua dokumen disusun berdasarkan waktu, lalu di sub-kategorikan berdasarkan tipe kasus. Ditambah lagi, berkas-berkas yang baru saja kamu berikan kepada kami semua disusun dengan cukup jelas."

"Kedua, kamu sangat mudah bergaul dan cenderung memikirkan orang lain. Ini tidak hanya terlihat dari tindakan dan sikapmu, aku juga melihat bahwa pemberitahuan magang bukanlah sebuah dokumen resmi. Walaupun begitu kamu membuatnya secara khusus untuk kita. Ini terlihat dari gaya santai yang digunakan dalam surat pemberitahuan. Selain itu, di asrama wanita, restoran, dan bahkan lokasi pusat perbelanjaan sudah ditandai secara khusus untuk kita ..."

Di saat itu, Zhao han sudah tertawa. Gelak tawa yang nyaring dan gembira.

Yao Meng merasa terdorong dan nada bicaranya juga menjadi lebih hidup. "...Yang ketiga, kamu memiliki seorang kekasih, karena kamu memakai kalung yang sangat cantik. Beberapa saat yang lalu ketika kita sedang berbicara, kamu secara tidak sadar menyentuhnya dengan lembut beberapa kali."

"Yang keempat, kamu sangat tekun, meskipun kamu meminta kita untuk menganalisis dirimu untuk kesenangan belaka, begitu aku mulai berbicara, kamu menjadi sangat fokus dan ekspresimu menjadi serius yang menunjukkan bahwa kamu sedang berpikir. Yang terakhir ..."

Yao Meng mengambil sebuah bingkai foto dari meja sebelum tersenyum cerah. "Kamu sangat bangga dengan pekerjaanmu dan memiliki semangat yang tinggi. Ini adalah foto dari kegiatan membangun tim di dalam unit kepolisian yang diletakkan secara rapi di tempat paling mencolok di atas meja. Aku hanya bisa menganalisis sebanyak itu untuk saat ini. Aku minta maaf jika mengatakan hal yang salah."

Zhao Han kembali tertawa. "Aku tidak sehebat yang kamu harapkan, tapi analisa yang kamu berikan sangatlah menarik."

Senyuman Yao Meng menjadi semakin manis. Dia meneguk tehnya, lalu kedua orang itu melihat Xu Xu yang masih terdiam sedari tadi.

Xu Xu terlihat seperti seorang biksu yang sedang bermeditasi. Tidak ada perubahan di raut wajahnya saat dia tiba-tiba berhenti mengetukkan jari di lututnya.

Zhao Han merasakan perasaan lega yang tidak bisa dijelaskan ketika dia melakukan hal ini, tapi dia juga merasa penasaran. 'Yao Meng telah melakukan analisa yang lengkap dan menyeluruh. Apa ada lagi yang dapat Xu Xu tambahkan?'

'Apa dia akan mengatakan sesuatu seperti 'aku setuju dengan sudut pandangnya'?'

Zhao han merasa sangat kebingungan, 'Apakah dia tidak suka mengekspresikan dirinya, atau memang karena dia tidak tahu apa-apa?'

Seperti membuktikan apa yang dipikirkan oleh Zhao Han, Xu Xu akhirnya berkata. "Aku setuju dengan sudut pandangnya."

Zhao Han tidak tahu bagaimana cara menanggapi ini.

Tetapi tanpa diduga, Xu Xu menyela pikirannya dengan melanjutkan, "Namun, aku akan menambahkan beberapa poin lagi."

Zhao Han tersentak kembali ke kenyataan saat matanya tiba-tiba bertemu dengan sepasang bola mata dingin Xu Xu yang tengah menatapnya saat ini.

Akan tetapi, kelihatannya dia tidak begitu terbiasa menatap mata seseorang karena gadis itu langsung menundukkan kembali kepalanya untuk menghindari tatapan Zhao Han. Dia terdengar sangat tenang saat berbicara, dan suaranya membawa nada yang lembut dan halus, yang agak menyenangkan di telinga.

"Kamu memang memiliki seorang kekasih, tetapi kalian berdua baru menjalin hubungan belum sampai tiga bulan."

"Hari ini adalah hari ulang tahunnya, karena itulah kamu menempatkan kado untuknya di laci pertama di sebelah kanan."

"Kamu mengalami cedera di tangan kananmu belakangan ini."

"Kamu mempunyai seorang saudara perempuan yang lumayan cantik ..."

Zhao Han tercengang ketika ia mendengar semua hal ini. Sebuah pemikiran tiba-tiba terlintas di benaknya. 'Apa dia sudah mencari tahu tentangku sebelumnya?'

Pada saat itu, Xu Xu menjulurkan tangannya, dan jemarinya melewati sebuah bingkai foto yang berada di bagian paling kiri meja sebelum berhenti di atas korek api yang terdapat di sebelahnya. Dia menundukkan kepala untuk melihatnya sebentar sebelum sekilas senyuman terbentuk dari ujung bibirnya.

"Benda yang diletakkan di tempat paling menarik perhatian di atas mejamu bukanlah bingkai foto, melainkan korek api Zippo edisi terbatas ini."

"Kamu mempunyai persahabatan yang cukup kuat dengan Kapten Ji dan kamu sangat menghormatinya. Dialah yang memberimu korek api ini, kemungkinan pada saat kamu berulang tahun atau setelah naik jabatan."

"Setelah itu, kamu juga membalas hadiahnya dengan memberikan sepasang sepatu olahraga yang berkesan."

Dia menatap Zhao Han setelah mengatakan semua ini. "Petugas Zhao, kami mempelajari segala kemungkinan dalam psikoanalisa. Ini semua hanyalah sebagian kecil kesimpulan yang aku buat, yang aku pikir mempunyai kemungkinan kebenaran yang paling besar."

Nada bicaranya masih tenang, namun raut wajahnya menunjukkan semangat dan harapan. Dia akhirnya memperlihatkan jiwa muda yang cocok dimiliki seorang murid ketika menunggu jawaban dari Zhao Han dengan bersemangat.

Mata Zhao Han membelalak setelah mendengar hal ini. "Semua hal ini ... bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"

Yao Meng yang sedang menyesap cangkir tehnya, meletakkan cangkir itu di atas meja dengan ringan dan tersenyum sekilas kepada Zhao Han. "Senior Zhao, Xu Xu memang sangat mengesankan."

Pada saat itu, sebuah senyuman samar muncul di bibir Xu Xu, Kedua matanya yang sebelumnya terlihat tua tiba-tiba bersinar dengan bangga. Pipinya yang pucat juga menjadi sedikit merona.

Zhao Han menatap senyuman di wajah Xu Xu untuk pertama kalinya dan berpikir di dalam hati, 'Pantas saja dia membiarkan Yao Meng menjawab terlebih dahulu, dia yakin Yao Meng tidak memiliki sisa hal untuk dikatakan jika dia yang menjawab lebih dahulu tadi.'

Saat bel yang menandakan akhir dari jam kerja berbunyi, Zhao Han duduk sendirian di dalam ruang konferensi dan merenung.

Jika pengambilan kesimpulan Yao Meng berdasarkan dari bukti, maka pengambilan kesimpulan Xu Xu seluruhnya dari imajinasi dan keberanian. Namun demikian, dia menebak semuanya dengan benar kecuali satu, dia tidak memiliki saudara perempuan, hanya sepupu perempuan. Memang, sepupunya cukup cantik dan sangat dekat dengannya, sehingga ia sampai seperti saudara perempuannya sendiri.

Setelah Xu Xu menjelaskan analisa nya secara terperinci, sebuah perasaan yang tidak dapat dilukiskan mengembang di dada Zhao Han. Mungkin ini karena pengambilan kesimpulan dari Xu Xu yang sebenarnya sangat sederhana.

Setelah dia menenangkan diri, Zhao Han menghubungi nomor Ji Bai. "Kapten,"

Ji Bai berasal dari Beijing dan dia sedang pulang ke rumah untuk mengunjungi keluarganya. Setelah beberapa waktu, panggilan itu dijawab dan suara Ji Bai yang riang terdengar dari ujung sambungan. "Bicaralah."

Dia sepertinya sedang berada di luar ketika menerima telepon, karena Zhao Han bisa mendengar banyak suara-suara di belakangnya.

"Unit kepolisian telah merekrut dua anggota magang, aku sudah bertemu mereka dan mereka berdua benar-benar luar biasa. Aku sudah mengirimkan ringkasan diri mereka. Oh iya, dan Kepala Kepolisian telah meminta kamu untuk memimpin salah satu dari mereka."

Ji Bai tertawa terbahak-bahak, tapi balasannya sangat dingin yang langsung membunuh suasana hati Zhao Han seketika. "Apakah aku kelihatan punya begitu banyak waktu luang? Aku tidak tertarik."

  1. Polisi wanita