Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kantor, mendadak situasi intim dua orang yang sedang bercumbu terhenti.
Namun jantung mereka masih berdetak dengan kencang disertai hembusan nafas yang berat.
Seseorang di luar pintu memastikan apakah ada orang di dalam ruangan "Sekretaris Lu, apakah anda di dalam ruangan?"
Sekretaris Lu memang ada di dalam ruangan, hanya saja dia sibuk menikmati cumbuan yang begitu bergairah, dia menggengam kuat tangannya, mencoba melepaskan diri dan menahan kenikmatan yang sedang dia rasakan dengan penuh gelora, apa daya tubuhnya tak mampu menahan rangsangan yang sangat kuat. "aahh… berhenti.." Napas Sekretaris Lu menggelitiknya, saat berbisik untuk berhenti.
"Sekretaris Lu? Hm, dia sepertinya tidak ada di dalam" terdengar langkah kaki mulai menjauh.
Suasana hening dipecahkan dengan bisikan dan desahan yang sesekali terdengar lebih kencang. Beberapa saat kemudian, hasrat harian Lu berakhir, ketika badannya terbaring di atas meja, merasakan anggota badannya seperti remuk redam.
Dia menyeret tubuhnya dan bangkit dari kursi, kemudian mencoba merngumpulkan pakaian yang berserakan di lantai. Sambil mencoba mengancingkan kemeja yang hampir robek, tangannya gemetaran. Bola matanya yang hitam sempat melirik sosok pria yang tadi dominan, namun kemudian mengalihkan pandangannya kembali dari nafsu buas sosok itu. Pria tersebut kemudian memutuskan untuk bersandar di atas sofa dan menyalakan puntung rokok untuk melepas sisa nafsu birahinya.
Lu Zhaoyang membersihkan bibirnya, dan dengan cepat membenahi dirinya, menghapus keringat di wajahnya. Gairahnya perlahan – lahan memudar dan kembali pada kesadarannya. Dia kembali menatap pria di sebelahnya dengan tenang.
"Kita masih ada jadwal untuk video-conference jam 3 sore nanti. Jangan lupa itu" Tutur Lu.
Dengan santainya, Huo Yunting merebahkan badannya lebih rendah di atas sofa. Asap rokok yang dia hirup menyelimuti wajahnya yang tampan. Dia mengerutkan bibirnya yang merah dan membentuk senyum yang agak misterius.
…
"..Hmm…yaa" Beberapa saat kemudian dia berdiri dan mematikan api rokoknya di dalam asbak sambil menjawab singkat.
Suasana absurd romantis di ruangan itu tiba – tiba berubah menjadi kesunyian yang dingin.
Sang Presiden Direktur menguap dan memakai mantelnya, "Sekretaris saya yang akan meng-agendakan dan mencatat catatan pekerjaan, sementara saya…" dia menolehkan kepalanya dan memandang sang sekretaris, "… sekretaris saya akan membantu saya mengambil alih tugas itu."
Mereka diam dalam keheningan, sampai akhirnya sang presiden memberikan kalimat pujian "Sepertinya keputusan saya saat menerima Anda adalah tepat. Anda adalah seorang sekretaris yang menyenangkan atau haruskah saya katakan… memuaskan?"
"…"
Sambil mengepalkan telapak tangannya dengan geram, dia hanya bisa melihat pria itu meninggalkannya ruangan. Dia meringis sedih saat menyeka mulutnya.
Baiklah terima kasih banyak! Jika bukan karena permintaanmu, kurasa aku tidak akan pernah berada di neraka ini?!
Lu mengayunkan kepala, melepaskan kacamata berbingkai hitamnya. Tangannya sibuk mengikat rambutnya yang berantakan menjadi model sanggul standar wanita kantoran. Penampilannya berubah menjadi sederhana dan tidak terlihat menggoda.
Dia mengambil map dokumen dan bergegas keluar dari kantor sang Presiden.
"Oh halo, Sekretaris Lu. Aku tadi mencarimu." sambut teman kerjanya saat dia kembali ke meja kantornya.
Lu Zhaoyang adalah sekretaris CEO dan asisten pribadi dari Presiden perusahaan Thunderbolt. Dia memiliki peran penting dalam perusahaan untuk memeriksa semua dokumen penting dan rahasia sebelum diserahkan kembali kepada presiden direktur.
Perusahaan Thunderbolt adalah kuda hitam, pion yang tiba-tiba muncul dan menobatkan dirinya sebagai perusahaan internasional tiga tahun lalu.
Pendiri korporasi, Huo Yunting, adalah seorang bangsawan besar yang memulai debutnya dengan mendirikan kerajaannya sendiri di dunia.
"Kirim dokumen ini ke direktur di masing-masing divisi. Minta mereka segera menyerahkan laporan semester tahunan kepada presiden. Ingatkan juga untuk melaporkannya kepada saya," kata Lu Zhaoyang tanpa ekspresi saat dia menyerahkan map itu kepada rekan kerjanya. Perintahnya menyambar layaknya petir sama seperti nama dari perusahaan. Sikapnya yang tegas dan permintaannya yang sangat menuntut asangat berbeda dengan ekspresi seksualnya di dalam Kantor Presiden sebelumnya.
"Ya, Nona Lu."
Hanya sedikit yang tahu hubungannya yang "unik" dengan presiden – akibat dari kisah tragis di masa lalu, dimana ibunya memiliki hubungan gelap dengan Ayah dari Huo Yunting dan dengan alasan demi kebaikan, mengirim ibu Huo Yunting ke rumah sakit jiwa untuk selamanya. Hal ini berdampak mengerikan pada nasib Lu yang dipaksakan harus menjadi istri Huo Yunting, sebagai bentuk dari penyesalan atas "dosa", yang dilakukan oleh ibunya terdahulu.
Dan tentu saja, dia tidak ingin seluruh dunia tahu tentang hal itu. Akhirnya, baik Huo Yunting dan Lu Zhaoyang tetap merahasiakan pernikahan mereka (yang dipaksakan) di depan "orang tua" mereka yang baru menikah dan bahagia. Mereka masing – masing dikenal sebagai saudara tiri laki – laki dan saudara tiri perempuan, hal itu diatur sedemikian rupa untuk menyelamatkan kehidupannya yang buruknya dan sebagai cara untuk terhindar masalah di kemudian hari.
Namun seandainya dia memang akan terhindar dari nasib buruk, tampaknya nasibnya sudah ditakdirkan tidak beruntung…
Jari Sekretaris Lu terus mengetik keyboard komputernya…