Chapter 31 - Cp.31 - Roh pusaka (II)

Dipagi hari didalam kediaman keluarga Yuan. Dua gadis cantik yang tubuhnya tembus oleh cahaya berdiri tegak menatap seekor kucing. Tatapan mereka berdua penuh dengan pertanyaan. Tak lama kucing yang sedang mereka berdua perhatikan tiba-tiba saja membuka mata secara perlahan. Sontak disaat itu juga dua gadis tersebut terkejut dan saling melihat kearah lain.

"Ada apa dengan mereka berdua?" Xun Yong tampak mengeluarkan pertanyaan didalam pikirannya sendiri. Dia merasa semenjak dirinya tertidur pulas, kedua gadis tersebut memperhatikannya.

Tak lama Xun Yong pun melihat sekelilingnya.

"Kemana perginya bocah itu?" Ucap Xun Yong mengetahui dirinya hanya seorang diri diatas tempat tidur.

Salah satu gadis didalam kamar pun berkata. "Dia sedang mandi, Tuan kucing." Raut wajah ramah terlihat diwajah Xiao Li saat memberitahukan keberadaan Shen Zhu saat itu. Dia begitu mempesona, bahkan jika para lelaki melihatnya mereka akan jatuh cinta kepada Xiao Li. Namun itu tidak kepada Xun Yong. Karena secantik apapun Xiao Li, Xun Yong sama sekali tidak tertarik.

"Kenapa kamu bicara kepadanya, Xiao Li!" Xiao Yan mendekati Xiao Li dan berbisik. Sementara Xiao Li hanya tersenyum-senyum kearah Xun Yong. Dia seperti mengabaikan semua perkataan kakaknya sendiri dan hanya mengagumi sosok kucing yang kini ada dihadapannya.

Xun Yong pun berdiri setelah mendengar perkataan Xiao Li. "Jadi dia sedang mandi, aku kira dia pergi kemana." Xun Yong menguap dan turun dari atas tempat tidur. Dia mulai mendekati dua gadis yang terbang melayang didekat lemari kayu.

"Dilihat dari mata kalian berdua, sepertinya ada yang ingin kalian berdua tanya kepadaku." Ucap Xun Yong kearah Xiao Li dan Xiao Yan. Wujud kucingnya benar-benar begitu menggemaskan, ditambah lagi alis coklatnya mengerucut kebawah. Wajar bagi Xiao Li untuk kagum kepada Xun Yong.

Tidak lama kemudian, Xiao Yan menurunkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya kearah Xun Yong. Matanya menajam dan sebuah pertanyaan pun muncul dari mulutnya;

"Siapa sebenarnya, Tuan?"

"Bagaimana seekor kucing mengetahui aku dan adikku adalah roh pusaka?"

Mendengar perkataan tersebut, Xun Yong mulai duduk dan menggoyang-goyangkan ekornya. Dia kini terlihat benar-benar seperti kucing. Namun tentu tidak dengan pengetahuannya yang luas.

"Aku hanya kucing biasa yang kebetulan tahu tentang roh pusaka. Hehehe." Xun Yong terlihat mengesalkan dan tersenyum menunjukan giginya selagi tertawa.

Lalu Xiao Yan mengepal erat salah satu tangannya. "Kucing biasa?!, apa kamu sedang mempermainkanku?!"

Terlihat jelas Xiao Yan mengeluarkan seluruh amarahnya, bahkan kobaran api seperti menyelimuti tubuhnya. Disaat itu juga Xiao Li mendekat dan memegang tangan Xiao Yan sambil berkata dengan kegelisahan yang ada diwajahnya;

"Tenang, Kak!"

"Kucing itu mungkin saja berkata jujur."

Saat itu Xiao Li mencoba menahan amarah Xiao Yan. Sementara Xun Yong hanya tersenyum-senyum melihat Xiao Yan dipenuhi rasa kekesalan. Tentu Xun Yong sangat mengetahui jika roh pusaka tidak akan dapat berbuat apa-apa. Karena itulah dia memancing amarah Xiao Yan untuk sekedar hiburan semata dipagi hari yang indah ini.

Tidak lama kemudian suara langkah kaki terdengar dari luar kamar dan setelah itu pintu kamar terbuka lebar-lebar. Terlihat Shen Zhu mengenakan kain putih yang menutupi kemaluannya, lalu berjalan kearah Xun Yong berada.

"Huo Mao, rupanya kamu sudah bangun." Ucap Shen Zhu dengan rambut yang masih basah.

Xun Yong membalikkan tubuhnya dan berkata, "Hoi bocah, jaga sikapmu itu dan cepat pakai pakaianmu."

"Tidak perlu kamu katakan, aku akan memakainya." Shen Zhu bergegas menujuh ke salah satu lemari kayu yang ada dikamarnya. Dia mulai memakai pakaiannya dan tak lupa memakai kalung pemberian ibunya.

Sesaat setelah itu, Xiao Yan mulai kembali berbicara. "Jika kamu tidak ingin mengatakannya, Baiklah! aku akan mencari tahunya sendiri!" Tegas Xiao Yan mengerutkan dahinya dan terlihat begitu percaya diri untuk roh pusaka sepertinya.

"Hahaha, itu lebih baik untuk roh pusaka sepertimu." Jawab Xun Yong merendahkan Xiao Yan yang hanya roh pusaka. Dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang akan di lakukan Xiao Yan setelahnya, dia hanya yakin jika roh pusaka tidak akan pernah dapat melukainya bahkan menyentuhnya sekalipun.

Mendengar perkataan Xun Yong. Hati Xiao Yan semakin dipenuhi dengan kebencian. Dia sangat menyadari jika dia tidak dapat berbuat apa-apa. Tapi didalam pikirannya pasti ada sesuatu yang didapat lakukan untuk meluapkan rasa kebenciannya terhadap kucing yang kini ada dihadapannya.

"Kenapa akhir-akhir ini aku bertemu dengan makhluk-makhluk yang sangat mengesalkan!" Ungkap Xiao Yan didalam pikirannya, dia tidak percaya akan bertambah satu makhluk mengesalkan dalam hidupnya. Tentu anak kecil yang sedang bercermin kala itu ada didalam daftarnya.

Setelah Shen Zhu mengenakan pakaiannya, dia dan Xun Yong pun pergi meninggalkan kedua gadis cantik yang melayang-layang di udara. Karena hari ini perguruan Dao-Sein sedang libur, Shen Zhu berniat pergi ke atas bukit tempat sebelumnya dia melatih kemampuannya. Tentu hari ini untuk kesekian kalinya Shen Zhu akan melatih kemampuannya seperti biasa.

Meski saat itu Xun Yong telah mengatakan akan membantu Shen Zhu untuk menjadi lebih kuat. Bukan berarti dia melupakannya. Karena dibalik mata kecil yang dia miliki, dia telah menyusun rencana tanpa sepengetahuan Shen Zhu.

"Aku tidak menyangka kenapa perguruan Dao-Sein selalu libur di hari yang sama, padahal aku sudah bersungguh-sungguh mengikuti setiap pelajaran yang diberikan." Ucap Shen Zhu ketika berjalan melewati para pedagang yang biasa berjualan dipinggir jalan desa Vellasy. Dia berpikir seharusnya perguruan Dao-Sein tidak meliburkan para murid, karena menurutnya itu sangat menghambat peningkatan kultivasinya. Tentu, kultivasi seseorang akan terus meningkat tanpa berlatih. Tapi jika terus berlatih bukankah akan semakin mempercepat tingkat kultivasi?"Jadi di desa ini juga ada sebuah perguruan?" Tanya Xun Yong dengan nada rendah diatas bahu Shen Zhu. Lalu ketika itu juga Shen Zhu menganggukkan kepalanya sambil melirikkan matanya kearah Xun Yong.

"Pantas saja anak seusiamu sudah mampu mengeluarkan Qi dari dalam tubuh." Xun Yong mengingat momen pertama bertemu dengan Shen Zhu. Dimana kala itu dia melihat Qi biru keluar dari tubuh Shen Zhu.

Mungkin Xun Yong berpikir pada saat itu karena sebuah perguruanlah yang membuat Shen Zhu dapat mengeluarkan Qi biru. Tapi sebenarnya, Shen Zhu sudah dapat mengeluarkan Qi biru sejak dia tinggal didesanya sendiri dan mendapatkan sedikit pelajaran dari guru Han Gu. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri jika perguruan Dao-Sein telah menambahkan banyak pengetahuan untuk Shen Zhu.

"Bukankah hal yang wajar bila anak sekecilku dapat mengeluarkan Qi? ditambah lagi aku sudah mempelajarinya sebelum aku datang kedesa ini." Ucap Shen Zhu merasa harus mengatakannya. Karena sejujurnya tanpa guru Han Gu, dia tidak mungkin mengetahui dasar Qi. Tapi dia juga tidak menyangkal perguruan Dao-Sein telah membuatnya semakin memahami dasar-dasar Qi dalam dirinya.

Xun Yong sempat terdiam dan kemudian dia berkata, "Oh jadi kamu merasa bangga, karena aku salah mengira?"

"Bicara apa kamu, Huo Mao? aku hanya ingin meluruskan kalau aku telah mempelajari Qi sebelum aku datang kedesa ini." Tegas Shen Zhu dan sejenak menghentikan langkahnya.

"Ya-Ya!, aku mengerti." Xun Yong memalingkan wajahnya kearah lain.

Melihat tingkah Xun Yong, Shen Zhu sedikit kesal. Dia memompa pipinya besar-besar, setelah itu dia melanjutkan perjalanannya menuju bukit tempat dimana dia sering melatih kemampuannya.

INFO PENTING!

Beri apresiasi kepada penulis supaya novel D.O.S.I tetap berlanjut. Caranya mudah kalian hanya perlu ketik di google -> karya karsa .com/azhiez (Hilangkan spasi) dan di sana ada dukungan di mulai dari 5 ribu. Dengan mengapresiasi penulis melalui dukungan, saya akan terus melanjutkan novel D.O.S.I yang saat ini sedang berjalan.

Kenapa saya memerlukan dukungan ini?, tentunya karena saya sebagai penulis novel D.O.S.I juga memerlukan asupan gizi 👊

Instagram -> @azhieznovelist

Support me On Karyakarsà -> @Azhiez

☢ Note : Mohon untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini tanpa seizin penulis, terimakasih. ☢