Chereads / Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu / Chapter 36 - Second Chance

Chapter 36 - Second Chance

Sesaat Rose yang masih bingung, hanya tertegun di tempatnya, dengan tatapan kosong.

Beberapa pertanyaan random muncul di kepalanya.

Rose tampak memijitkan keningnya, dan baru menyadari akan jabatan Daniel di perusaha K'D Corporation Company.

'Astaga aku lupa! Daniel kan—'

Rose tak melanjutkan kalimatnya melainkan menekap bibirnya kaget.

Sungguh ia tak pernah menyangka jika dirinya akan di pertemukan dengan orang penting, bahkan tak lain adalah kekasih putrinya sendiri

Apakah Jenni tahu akan hal ini?

Jujur saja ia meragukan jika putrinya mengetahui status Daniel, terlebih putrinya yang hanya akan pergi ke sana kemari jika ada urusan penting, tidak lebih dari itu.

"Hei, ada apa Rose? Mengapa kau sangat kaget sekali? dan apakah ku benar benar mengenal orang dari perusahaan yang pemuda tadi sebutkan?" tanya Ben pada Rose.

Rose dengan ragu menganggukan kepalanya.

Memang benar adanya ia mengenali seseorang dari K'D Corporation Company. Ia tak dapat menyangkal karena hal itu.

"Who?"

Dengan segala pertimbangan Rose hanya mengatakan pada Ben bahwa ia mengenal nya, sebab tak lain adalah kekasih sang putri. Namun tetap ia tak memberitahu siapa orang yang ia kenal pada Ben.

Sebab secara alami, hal tersebut merupakan privasi bagi Daniel sendiri.

Ia tak ingin mencampuri kisah cinta sang putri.

Rose hanya dapat bersyukur, bahwa kekasih Jenni adalah orang yang berfikir realistis dan tak melihat materi atau pun hal lain untuk dapat menjalani suatu hubungan, bahkan telah ia lihat sendiri bahwa Daniel memiliki kepribadian yang baik.

"Wah ... sepertinya ia cukup berpengaruh di perusahaan itu, buktinya saja Revan yang dikenal sangat ego dapat meminta maaf langsung dengan mu," ujar Ben sungguh sungguh sambil menepuk bahu Rose menampilkan senyumannya.

"Kurasa begitu," ujar Rose kecil agal tak menimbulkan kecurigaan.

Setelah nya Rose meminta izin pada Ben agar ia dapat menghubungi Daniel untuk memberitahu mengenai hal yang di lakukan Revan tadi padanya.

***

Daniel yang telah berada di kantor nya tiba tiba saja mendapatkan panggilan dari Rose.

Dengan cepat tangan Daniel menggeser tombol untuk menjawab panggilan Rose.

"Hallo."

"Hallo nak Daniel," ujar Rose menyapa Daniel.

Daniel dengan senang hati menjawab perkataan Rose. Ia senang mendapatkan telefon dari Rose, sebab dengan begitu dirinya dapat mendekatkan diri pada Jenni juga.

Setelah sejenak berbasa basi pada Daniel, akhirnya Rose mengatakan tujuan sebenarnya ia menghubungi Daniel, yang tak lain adalah ingin memberitahukan pada Daniel bahwa ia benar benar berterimakasih pada pemuda itu sebab telah membantunya menyelesaikan masalahnya, bukan hanya itu saja, bahkan Revan yang sangat terkenal Ego kini datang menghampiri nya meminta maaf padanya. walaupun Rose tidak mengatakan bahwa permintaan maaf tersebut terdengar tidak tulus.

Namun paling tidak ia sudah mau meminta maaf padanya. Itu lebih dari cukup!

"Itu bagus Mom, akhirnya dia meminta maaf pada Mom, dan itu memang kewajibannya seperti itu, karena telah memperlakukan Mom semena mena," lirih Daniel tegas.

"Terimakasih, tapi Mom menjadi tak enak padamu," ujar Rose terus terang.

Dengan cepat Daniel menyanggahnya. Menurut Daniel hal itu adalah kewajaran untuknya, jadi Rose tak usah merasa sungkan padanya.

"Sekali lagi terimakasih Niel."

Sebuah dengungan Rose dengarkan dari seberang telefon.

Setelah pembicaraan panjang tersebut, barulah Rose memutuskan panggilan tersebut.

Daniel mengetukkan jari nya dan menganggukan kepalanya pelan sambil kembali membuat panggilan singkat pada seseorang.

Tak butuh waktu lama, seorang pria tua tampak mengangkat telefonnya.

Dengan tenang Daniel mengatakan perkataan yang singkat, tetapi terdengar tegas.

"Ternyata anda melakukan tepat waktu, cucumu sudah meminta maaf dengan Nyonya Rose," ujar Daniel.

Terdengar sebuah helaan nafas panjang dari seberang telefon.

"Kau bisa menahan semua berkas yang telah kau siapkan untuk menyatakan ke publik, dan saya akan menahan segala tuntutan untuk sementara waktu, tetapi kau jangan senang dulu, sebab saya memberi kelonggaran ini karena saya tak ingin mengambil pusing dalam waktu dekat, dan segera perbaiki segala perjanjian yang ada secara real seperti perjanjian sebelumnya, saya tahu segala data jika ada selisih." Tegas Daniel, yang langsung di tanggap dengan cepat oleh pria tua yang berada di seberang telefon.

"Kau tenang saja, kali ini saya yang akan mengurusnya secara langsung tak ada campur tangan cucu saya, Terimakasih telah memberi kesempatan kedua untuk perusahaan yang sudah saya rintis ini."

Daniel tak menjawab secara gamblang, melainkan hanya sebuah dengungan pelan yang dapat pria tua itu dengar.

Kali ini pria tua itu benar benar menjaga dengan baik, dan bersungguh sungguh pada perkataannya.

Ia tak mungkin menyianyiakan kesempatan kedua dari Daniel. Ia sangat hafal Daniel bukanlah tipe orang yang memberikan kesempatan kedua untuk orang lain, terlebih kesalahan fatal.

Lalu jika tiba tiba Daniel memberikan kesempatan kedua, bukankah hal tersebut dapat disebut dengan hal langka?

Itulah yang dapat Pria tua itu syukuri atas apa yang di katakan oleh pemuda itu.

'Semoga saja kau menggunakan nya dengan baik, sebab jika tidak maka ... tak ada kesempatan berikutnya.'

——

Leave a comment and vote