Chereads / Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu / Chapter 37 - Come To Daniel Office

Chapter 37 - Come To Daniel Office

Sang pria tua, yang tak lain kakek dari Revan tampak menyenderkan tubuhnya di sofanya.

Kali ini ia dapat bernafas lega, setelah keberadaan sebelumnya seakan seperti terhimpit diantara dua hal yang menyulitkan dirinya untuk memilih.

Tap Tap Tap

Suara langkahan kaki, yang ia hafal kini mendekat ke arahnya.

"Akhirnya kau pulang," ujar pria tua itu sambil menatap sendu sang cucu.

Sang cucu tak dapat berkata apapun, melainkan hanya dapat berdiri tegak di posisi nya.

Manik nya tampak masih kesal dengan sang kakek, karena dirinya lah ia terpaksa harus menebalkan wajah nya demi meminta maaf pada seorang wanita.

"Aku yakin kakek sudah mendapat kabar darinya, aku sudah melakukan yang kau pinta, aku ke kamar dulu, mood ku sedang rusak hari ini," ujar Revan dengan langkah malas melewati pria tua itu melangkahkan kaki nya menuju kamar nya.

Ia cukup lelah, hanya saja bukan karena aktivitasnya, melainkan pemikiran dan ego nya yang merusak perasaannya lah yang menjadikan dirinya seperti itu.

Sang kakek yang menatap punggung Revan semakin menjauh darinya, akhirnya hanya dapat mendesah pelan.

Ia tahu mungkin dalam pemikiran Revan, pemuda itu membenci dirinya. Namun tentu saja ia tak dapat terlalu memikirkan pemikiran yang tidak pasti.

Toh bagaimanapun, pembuat masalah bukanlah dirinya, melainkan cucunya sendiri.

Jadi mau bagaimana pun bukan dirinya yang salah, melainkan cucunya sendiri yang membuat keadaan semakin runyam tanpa adanya campur tangannya sama sekali.

'Semoga hal ini dapat menjadi sebuah pelajaran baginya,' lirih pria tua itu.

***

Kylie yang kini baru saja selesai dengan urusannya di pengadilan, setelah membela kliennya tampak berfikir secara tiba tiba datang ke kantor Daniel, sebagai permintaan maaf nya karena sebelumnya telah berprasangka buruk dengan Daniel.

"Aku harus menemui nya," lirih Kylie saat memasuki mobil pribadinya.

Tanpa berlama lama Kylie langsung melajukan mobil nya menuju kantor Daniel. Ia berharap bukan hanya sekedar ia dapat meminta maaf kepada Daniel, melainkan ia mengharap kan hal lain.

Gadis itu memang telah memantapkan hatinya untuk jatuh ke pelukan Daniel. Baginya Daniel adalah sosok yang langka, terlebih dengan sikap nya yang dingin terhadap orang orang di sekitarnya membuat nya menjadi poin plus sendiri dari sudut kacamata pribadinya.

Jangan lupakan Daniel memiliki keperawakan yang tampan, dengan tubuh tegap bak supermodel.

'Aku yakin, kali ini aku akan mendapatkanmu, lagi pula kukira aku pantas bersanding denganmu,' ujar Kylie penuh percaya diri.

Gadis itu tak mengetahui jika Daniel memiliki seorang kekasih, yang ia tahu Daniel masih lah pemuda lajang, buktinya saja sang ayah Carl sedang mencari wanita yang dapat bersanding dengan sang putra.

Jadi, Kylie tidak salah bukan jika ia memantapkan hatinya kepada Daniel.

Seulas senyuman tampak terlihat jelas di wajah Kylie.

.

.

Langkah kaki gadis itu dengan penuh yakin melangkah tegas dan anggun menuju ruangan dimana Daniel berada.

"Hai ... What's your name, I'm forgot," ujar Kylie dengan sedikit angkuh kepada Jack.

Jack hanya dapat menghembuskan nafasnya pelan, sembari memperkenalkan dirinya ulang.

Sungguh ada sedikit rasa kesal yang ia rasakan saat mendapati wajah gadis itu.

"Ada apa Nona datang kemari?" tanya Jack sopan.

"Daniel, aku ingin menemuinya, dia sudah sembuh bukan?" ujar Kylie sambil menyunggingkan senyumannya itu.

Ingin rasanya Jack mengumpat, dan berbohong dengan mengatakan Daniel tak ada, hanya saja ia tak pernah di pesankan seperti itu oleh Daniel, jadi tentu saja ia tak dapat melakukan hal tersebut.

"Baik, Nona duduk terlebih dahulu disini, saya akan memberitahu pak Daniel terlebih dahulu," ujar Jack sopan.

Kylie hanya menganggukan kepalanya dan duduk di bangku yang di katakan oleh Jack sebelumnya.

Tok Tok Tok

Ceklek

"Ada apa Jack?" tanya Daniel tanpa melihat ke arah Jack.

Manik Daniel tampak fokus pada berkas berkas di hadapannya.

Jack tampak meneguk saliva nya kasar, dan mengatakan pada Daniel bahwa ada seorang gadis yang menunggunya di luar.

Sontak manik Daniel menatap ke arah Jack, dan bibir Daniel langsung menggerakkan tanpa suara ke arah Jack dengan ungkapan 'Siapa?'.

Mau tak mau Jack memberitahu nya bahwa Kylie anak walikota lah yang datang kali ini ke kantornya itu.

Refleks Daniel menghela nafas pelan sambil menyenderkan tubuhnya.

Sungguh ia tak suka akan kedatangan gadis itu.

"Katakan padanya aku sibuk,"

"Tapi pak, sepertinya ia akan bersikeras menunggu," ujar Jack yang dapat mengenal sifat Kylie.

Buktinya saja kemarin saat dirinya mengatakan Daniel tak ada ia memaksakan dirinya untuk masuk, hanya sekedar pembuktian bahwa Daniel memang sedang tidak berada di ruangannya sesuai dengan apa yang ia katakan.

Daniel refleks memijit keningnya.

"Satu jam lagi baru boleh masuk," ujar Daniel pada akhirnya.

Jujur saja ia paling tak mau menerima tamu jika tidak penting, dan Kylie menurutnya adalah hal tidak penting.

Berbeda jika Jenni yang datang, mungkin saja Daniel akan membukakan pintu lebar tanpa perlu adanya perjanjian waktu ataupun semacamnya.

Bagi Daniel Jenni adalah hal yang paling berharga yang ia miliki, dan tentu saja ia tak akan menyianyiakan hal tersebut.

"Baik pak, saya akan menyampaikan hal yang sesuai dengan apa yang anda katakan," ujar Jack, sembari membungkukan badannya itu.

Setelah mendengar keputusan Daniel itu, tentu saja Jack langsung memberitahu pada Kylie akan hal itu.

Sontak Kylie yang sebelumnya terduduk langsung beranjak dari tempatnya.

Tak ada rasa kesabaran yang ia terima atas keputusan hal tersebut.

"Kau sudah mengatakannya dengan baik, bahwa aku lah yang datang?" tanya Kylie tak terima jika ia harus menunggu satu jam lagi.

Jack hanya menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan gadis itu.

"Baik jika itu kemauannya,"

Jemari tangan Kylie langsung mencari sebuah nama di layar handphone nya, dan membuat panggilan singkat pada seseorang.

Tak perlu waktu lama untuknya, telefon tersebut pun diangkat oleh seseorang di seberang telefon.

"Maaf Tuan Carl menganggu waktumu," ujar Kylie sopan.

"Ya, ada apa?"

Dengan bermanis ria Kylie mengatakan layak nya pengaduan pada Carl mengenai apa yang terjadi padanya saat berada di kantor Daniel.

Mau tak mau Carl akhirnya mengatakan pada Kylie bahwa ia akan menghubungi sang anak dan memberi tahu padanya agar Kylie tidak usah menunggu terlalu lama diluar.

"Terimakasih Tuan Carl," ujar Kylie menutup telefonnya sembari memberi sunggingan tipisnya.

Jack hanya dapat berdiri menjaga sikapnya. Namun jauh dilubuk hatinya ia menertawakan tingkah Kylie yang menurutnya sia - sia.

Bagaimana tidak sia sia, Jack sangat yakin jika ia sudah menetapkan waktu selama satu jam maka selama itu pula ia tak akan mengangkat telefon atau hal yang dapat mengganggu aktivitas nya, kecuali satu hal.

Jenni! Jenni adalah pengecualian untuknya.

'Untung pak Daniel telah memiliki kekasih yang jauh lebih baik,'

——-

Leave a comment and vote