Chereads / The Birth of a God / Chapter 28 - Bab 26: Ancaman Amarah yang Tersegel

Chapter 28 - Bab 26: Ancaman Amarah yang Tersegel

Keesokan harinya, Wang Liu berangkat ke sekolah seperti biasa, namun pikirannya terus dipenuhi oleh pertemuan dengan Dewi Mei Hua semalam. Ancaman yang ia lontarkan, rencana untuk mengambil Yue sebagai kunci kehancuran dunia, membuat Wang Liu semakin waspada. Meskipun ia tampak tenang, dalam hatinya ada kekhawatiran yang sulit ia abaikan.

Saat tiba di gerbang sekolah, Yue, Xing, dan Ming sudah menunggunya. Yue melambaikan tangan dengan ceria, tidak menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian dari ancaman yang begitu besar.

"Wang Liu, kenapa kau tampak lebih serius dari biasanya?" tanya Yue dengan nada prihatin.

Wang Liu menggeleng pelan, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Aku hanya kurang tidur tadi malam, tidak perlu khawatir."

Namun, Yue tahu ada sesuatu yang mengganggu Wang Liu. Ia menatap Wang Liu dengan penuh perhatian, tetapi sebelum sempat bertanya lebih jauh, suara Master Zhang terdengar memanggil mereka ke aula utama.

Di aula utama, Master Zhang menyambut mereka dengan ekspresi serius. "Aku mendengar tentang serangan iblis raksasa tadi malam. Wang Liu, kau melindungi kota ini dengan sangat baik. Namun, aku khawatir ini hanya awal dari sesuatu yang jauh lebih besar."

Wang Liu mengangguk pelan. "Benar, Master. Serangan itu hanyalah pemanasan. Dewi Mei Hua, salah satu makhluk terkuat dari dimensi lain, telah turun ke dunia ini. Ia mengincar Yue untuk membuka gerbang kehancuran."

Yue yang mendengar itu terkejut. "Aku? Kenapa aku menjadi target mereka?"

Wang Liu menatap Yue dengan lembut. "Kau memiliki energi spiritual yang unik, Yue. Energi itu adalah kunci untuk membangkitkan kekuatan besar yang disegel oleh para pelindung spiritual di masa lalu. Jika Dewi Mei Hua berhasil menangkapmu, maka dunia ini akan berada dalam bahaya besar."

Yue tampak ketakutan, tetapi ia mencoba untuk tetap tegar. "Kalau begitu, aku akan melindungi diriku sendiri. Aku tidak akan membiarkan mereka menggunakan energiku untuk hal-hal jahat."

Master Zhang menepuk bahu Yue dengan penuh kebanggaan. "Itulah semangat yang harus kau miliki, Yue. Tapi kau tidak akan sendirian. Wang Liu, Xing, dan Ming akan melindungimu. Kita semua akan melindungi dunia ini bersama-sama."

Setelah pertemuan di aula, Wang Liu duduk sendirian di taman belakang sekolah. Angin sejuk berhembus, tetapi hatinya tetap terasa berat. Ia tahu bahwa ancaman Dewi Mei Hua bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng. Namun, yang lebih ia khawatirkan adalah kemampuannya sendiri.

"Jika Yue benar-benar diambil... apa yang akan terjadi padaku?" Wang Liu bergumam pada dirinya sendiri.

Jian Shen muncul di sebelahnya, seperti biasa selalu waspada. "Guru, kau tidak perlu khawatir. Yue ada di sini, dan kau cukup kuat untuk melindunginya."

Wang Liu menghela napas. "Itu bukan masalahnya, Jian Shen. Kau tahu kekuatanku yang sebenarnya. Kau tahu bahwa emosiku disegel sejak aku lahir. Jika sesuatu terjadi pada Yue, jika amarahku yang tersegel ini terbangun... aku takut dunia ini tidak akan mampu menahannya."

Jian Shen terdiam, mengerti sepenuhnya apa yang dimaksud oleh Wang Liu. Sebagai roh pedang yang terikat dengannya sejak kecil, Jian Shen tahu bahwa kekuatan sejati Wang Liu bukan hanya berkah, tetapi juga kutukan.

"Guru, tidak peduli seberapa besar kekuatanmu, kau adalah seseorang yang selalu tenang dalam menghadapi segalanya. Kau tidak akan kehilangan kendali, aku percaya padamu," kata Jian Shen.

Wang Liu tersenyum tipis. "Semoga saja kau benar, Jian Shen."

Di sore hari, Master Zhang membawa Wang Liu, Yue, Xing, dan Ming ke ruang latihan rahasia di bawah tanah sekolah. Tempat itu penuh dengan artefak kuno dan lambang-lambang spiritual yang bercahaya di dinding.

"Tempat ini adalah ruang pelatihan khusus bagi para pelindung spiritual," jelas Master Zhang. "Kalian harus memperkuat kemampuan kalian di sini. Yue, terutama kau, harus bisa mengendalikan energimu agar tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lain."

Mereka mulai berlatih dengan serius. Yue belajar memusatkan energinya, sementara Xing dan Ming mengasah kemampuan pedang roh mereka. Wang Liu hanya mengawasi mereka dari kejauhan, memastikan bahwa mereka semua aman.

Namun, di tengah latihan, Yue tiba-tiba merasa pusing. Energi spiritual di tubuhnya tampak melonjak tidak terkendali, menciptakan pusaran angin di sekelilingnya.

"Wang Liu! Apa yang terjadi pada Yue?" seru Xing dengan panik.

Wang Liu segera mendekat, menempatkan tangannya di pundak Yue. "Tenang, Yue. Fokuskan pikiranmu. Jangan biarkan energimu menguasaimu."

Dengan bimbingan Wang Liu, Yue perlahan-lahan berhasil mengendalikan energinya. Namun, insiden itu membuat mereka semua sadar betapa besarnya potensi bahaya yang tersembunyi di dalam diri Yue.

Saat mereka selesai berlatih, Wang Liu merasakan sesuatu yang aneh. Ada energi asing yang bersembunyi di sekitar ruang bawah tanah. Jian Shen juga merasakannya.

"Guru, kita tidak sendirian di sini," bisik Jian Shen.

Wang Liu mengangguk. Dengan tenang, ia melepaskan sedikit energi Jin Guang untuk melacak sumber energi tersebut. Dari sudut gelap ruangan, muncul bayangan hitam yang memancarkan aura jahat. Itu adalah salah satu utusan Dewi Mei Hua, makhluk kecil yang berfungsi sebagai mata-mata.

"Keluar dari tempat persembunyianmu," perintah Wang Liu dengan suara dingin.

Makhluk itu tertawa kecil. "Ah, jadi ini yang disebut pelindung spiritual dunia? Kau memang kuat, Wang Liu. Tapi Dewi Mei Hua akan segera datang, dan saat itu, kau tidak akan bisa menyelamatkan Yue."

Sebelum Wang Liu sempat menyerang, makhluk itu menghilang dalam sekejap.

Setelah kejadian itu, Wang Liu semakin yakin bahwa perang ini akan datang lebih cepat dari yang ia bayangkan. Ia tidak hanya harus melindungi Yue, tetapi juga melatih dirinya untuk tetap tenang di bawah tekanan besar.

Ketika malam tiba, Wang Liu duduk di kamar, merenungkan rencana ke depan. Jian Shen berdiri di dekatnya, setia seperti biasa.

"Guru, kau tahu bahwa perang ini bukan hanya tentang melawan Dewi Mei Hua. Ini juga tentang dirimu sendiri. Kau harus belajar menerima siapa dirimu sebenarnya."

Wang Liu menatap ke luar jendela, melihat bulan yang bersinar redup di langit malam. "Aku tahu, Jian Shen. Tapi aku hanya berharap... aku tidak kehilangan kendali sebelum semuanya berakhir."

Dengan tekad yang semakin kuat, Wang Liu memutuskan untuk tidak hanya melindungi Yue, tetapi juga memastikan bahwa emosinya yang tersegel tidak menjadi ancaman bagi dunia ini. Ia tahu bahwa pertempuran melawan Dewi Mei Hua hanyalah awal dari perjalanan panjang untuk menemukan dirinya yang sebenarnya.