Wang Liu bangun dengan perasaan khawatir. Bayangan ancaman Dewi Mei Hua dan rencana besar mereka terus menghantuinya. Namun, saat dia tiba di sekolah, Yue, Xing, dan Ming segera menyapanya dengan senyuman hangat.
"Wang Liu, kau terlihat tegang," kata Yue sambil menyentuh lengannya.
"Tidak apa-apa," jawab Wang Liu sambil tersenyum kecil. "Hanya memikirkan beberapa hal."
Sapaan teman-temannya sedikit meringankan beban pikirannya. Untuk sejenak, dia merasa bahwa dunia ini masih penuh dengan keindahan yang layak dilindungi.
Hari itu, sekolah mengadakan pertandingan besar Pedang Roh melawan akademi lain. Di aula utama, Master Zhang berdiri di atas panggung besar dengan aura wibawanya yang memikat perhatian semua orang.
"Para murid dari Akademi Huaxia, hari ini kita akan menghadapi tantangan besar. Pertandingan Pedang Roh melawan Akademi Tianyun!" suaranya menggema di seluruh aula.
Para murid bertepuk tangan, meskipun sebagian besar tampak tegang. Akademi Tianyun terkenal memiliki kekuatan spiritual luar biasa dan murid-murid yang tangguh.
Master Zhang melanjutkan, "Aturan pertandingan ini sederhana. Kalian akan memasuki arena holografis di mana monster spiritual akan muncul secara acak. Gunakan Pedang Roh kalian untuk menghancurkan sebanyak mungkin monster itu. Setiap monster yang dikalahkan akan memberikan poin. Tim dengan poin terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang. Tapi ingat, monster hologram ini tidak akan habis. Kunci kemenangan adalah strategi, ketahanan, dan kerja sama tim."
Wang Liu mengamati ekspresi teman-temannya. Yue tampak percaya diri, Xing terlihat bersemangat, sementara Ming sedikit gelisah.
"Kita pasti bisa melakukannya," kata Wang Liu dengan nada tenang, membuat yang lain merasa lebih percaya diri.
Arena besar tempat pertandingan berlangsung dipenuhi oleh energi spiritual yang memancar dari lingkaran sihir besar di tengahnya. Murid-murid dari kedua akademi berdiri di sisi masing-masing. Wang Liu dan teman-temannya mengenakan seragam Akademi Huaxia dengan lambang pedang emas di dada mereka.
Di sisi lain, murid-murid dari Akademi Tianyun tampak angkuh. Mereka memamerkan kekuatan spiritual mereka dengan memunculkan aura yang berkilauan di sekitar tubuh mereka. Pemimpin tim mereka, seorang murid bernama Zhou Fang, melirik Wang Liu dengan senyum meremehkan.
"Jadi, ini tim dari Huaxia? Sepertinya kami akan menang mudah," ejek Zhou Fang.
Wang Liu hanya tersenyum tipis. Dia tidak terprovokasi oleh komentar itu.
Saat pertandingan dimulai, monster hologram mulai bermunculan di seluruh arena. Monster-monster itu berbentuk beragam, dari serigala besar dengan taring tajam hingga naga kecil yang mengeluarkan api holografis.
Yue bergerak cepat, memanggil Pedang Rohnya, Cahaya Bintang, yang bersinar terang. Dengan satu tebasan, dia menghancurkan serigala hologram di depannya. Xing dan Ming bekerja sama untuk menghadapi kawanan monster yang lebih kecil, sementara Wang Liu tetap diam di tempat, mengamati pergerakan monster dan tim lawan.
Zhou Fang dan timnya menunjukkan kekuatan mereka dengan menghancurkan monster dalam jumlah besar. Salah satu anggota timnya bahkan menggunakan teknik khusus untuk memanggil pedang spiritual ganda, yang membuat mereka semakin unggul.
"Wang Liu, kita harus bergerak cepat! Mereka mendapatkan poin lebih banyak dari kita!" seru Yue.
Namun, Wang Liu hanya tersenyum tenang. "Jangan terburu-buru. Fokus pada efisiensi, bukan jumlah."
Wang Liu mengangkat tangannya, memanggil Pedang Rohnya, Jian Shen, yang berkilauan dengan aura emas. Dengan gerakan cepat, dia menciptakan lima pedang spiritual tambahan yang mengelilingi tubuhnya.
"Waktunya berburu," katanya sambil meluncurkan pedang-pedang itu ke arah monster hologram. Dalam sekejap, lima monster besar hancur menjadi pecahan cahaya.
"Dia luar biasa," bisik salah satu murid dari Akademi Tianyun.
Sementara Yue, Xing, dan Ming terus bertarung, Wang Liu mulai menganalisis pola kemunculan monster hologram. Dia menyadari bahwa monster-monster itu muncul lebih sering di area tertentu, tempat energi spiritual terkonsentrasi.
"Yue, Xing, Ming, fokus di area barat daya arena. Itu titik kemunculan monster paling banyak. Kita bisa mendapatkan lebih banyak poin di sana," kata Wang Liu.
Ketiganya mengikuti arahannya, dan strategi itu berhasil. Mereka mulai mengejar poin dengan cepat, mengejar ketertinggalan dari Akademi Tianyun.
Zhou Fang yang melihat ini mulai merasa terancam. "Jangan biarkan mereka menguasai arena! Serang mereka!" katanya kepada timnya.
Beberapa anggota tim Zhou Fang mulai menyerang Yue dan teman-temannya untuk mengganggu konsentrasi mereka. Xing dan Ming berusaha melindungi Yue, tetapi jumlah lawan terlalu banyak.
Wang Liu maju untuk membantu. Dengan satu serangan tebasan dari Jian Shen, dia menciptakan gelombang energi spiritual yang memaksa tim lawan mundur.
"Jika kalian ingin menang, fokuslah pada monster, bukan menyerang kami," kata Wang Liu dengan nada dingin.
Zhou Fang menggertakkan giginya. "Dasar sombong! Kita lihat siapa yang akan menang!"
Pertarungan semakin sengit. Kedua tim saling bersaing untuk mendapatkan poin sebanyak mungkin. Monster hologram semakin besar dan lebih sulit dikalahkan, membuat semua peserta harus mengerahkan kemampuan terbaik mereka.
Di tengah kekacauan itu, Wang Liu tetap tenang. Dia menggunakan hanya sebagian kecil kekuatannya, tetapi itu sudah cukup untuk membuat perbedaan besar. Pedang-pedang spiritualnya berputar di udara, menyerang monster dengan presisi yang sempurna.
"Dia tidak seperti manusia biasa," gumam Zhou Fang dengan wajah serius.
Pertarungan hari itu belum selesai, tetapi posisi kedua tim semakin dekat. Akankah Akademi Huaxia berhasil mengalahkan Akademi Tianyun? Semua jawaban akan terungkap di bab berikutnya.