Chereads / The Birth of a God / Chapter 35 - Bab 34: Ketenangan yang Terasa Pertama Kali

Chapter 35 - Bab 34: Ketenangan yang Terasa Pertama Kali

Pagi itu, langit di atas Akademi Huaxia tampak cerah seperti biasanya. Angin sepoi-sepoi mengalir lembut, dan suasana di kampus begitu damai. Tidak ada kegaduhan, tidak ada pertarungan besar yang mengancam dunia ini, tidak ada ancaman dari dimensi lain yang harus dihadapi. Semua tampak normal, seperti hari pertama Wang Liu masuk ke akademi ini—begitu penuh dengan harapan dan mimpi.

Namun, bagi Wang Liu, hari ini terasa berbeda. Ini pertama kalinya ia merasakan sebuah ketenangan yang sangat dalam sejak peristiwa besar yang mengubah hidupnya. Ketenangan yang datang setelah ia mengubah takdir, setelah ia merasakan kehancuran yang luar biasa, dan setelah ia menemukan kembali cinta sejatinya. Semuanya terasa seperti kembali ke titik awal, meskipun kenyataan itu tidak pernah benar-benar ada. Dunia ini, meskipun tampak sama, sudah berbeda bagi Wang Liu.

Ia duduk di bawah pohon besar di halaman akademi, menikmati udara pagi yang segar. Di sekelilingnya, siswa-siswa lain tengah berjalan menuju kelas dengan riang, tidak ada yang tampak mencurigakan atau penuh kecemasan. Ini adalah gambaran yang berbeda dari masa depan yang ia kenal—sebuah dunia yang telah hancur akibat amarahnya yang tak terkontrol.

Pikirannya kembali teringat pada kejadian-kejadian yang telah berlalu. Hari-hari penuh penderitaan yang akhirnya membawa dia kembali ke masa lalu, dengan harapan untuk mengubah takdir yang telah dituliskan. Ia teringat bagaimana dunia hampir hancur ketika ia kehilangan Yue, dan betapa besar pengorbanan yang harus ia buat untuk memperbaiki semuanya. Namun, meskipun semuanya tampak berbeda sekarang, ada satu hal yang ia tahu pasti—ia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi lagi. Ia akan menjaga semuanya, terutama Yue, dengan cara yang lebih bijak dan penuh hati-hati.

Wang Liu menatap langit, menikmati ketenangan yang saat ini mengelilinginya. Dia merasa seperti ada beban berat yang terangkat dari pundaknya. Setelah semua yang terjadi, ada perasaan lega yang sangat mendalam, meskipun ia tahu bahwa jalan yang harus ditempuh masih panjang. Namun, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa bahwa dunia ini layak diperjuangkan.

"Wang Liu!" sebuah suara memanggilnya, memecah ketenangan yang sejenak menyelimuti pikirannya. Wang Liu menoleh dan melihat Yue berjalan menghampirinya, senyum manis terpancar dari wajahnya. Wang Liu merasakan hatinya berdegup lebih cepat, namun kali ini bukan karena ketegangan atau kecemasan. Ia merasa damai.

"Yue," Wang Liu menyapa dengan suara yang lebih tenang daripada biasanya. Tak ada amarah, tak ada kebingungan, hanya kedamaian yang mengalir dari dalam dirinya.

Yue duduk di sampingnya, melihat ke arah yang sama, seolah menghayati setiap detik yang berlalu. "Kamu tampak berbeda hari ini, Wang Liu," katanya lembut. "Apa yang terjadi?"

Wang Liu tersenyum tipis, meski rasa haru menyelip di hatinya. "Aku merasa... tenang, untuk pertama kalinya. Setelah semua yang terjadi, aku akhirnya bisa merasakan kedamaian ini."

Yue menatapnya dengan mata penuh pengertian, seolah bisa merasakan setiap perasaan yang ada di dalam hati Wang Liu. "Aku tahu, Wang Liu. Kamu telah melalui banyak hal, dan aku bisa merasakannya. Namun, aku juga tahu kamu bisa menghadapinya. Aku percaya padamu."

Kata-kata Yue membuat Wang Liu merasa lebih tenang lagi. Dalam kehidupan yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian ini, satu-satunya hal yang tetap adalah cinta mereka satu sama lain. Tak ada yang bisa merusaknya, tak ada yang bisa menghalanginya, bahkan dunia yang mereka tinggali. Jika ada satu hal yang bisa ia percayai sepenuhnya, itu adalah perasaan Yue.

"Makasih, Yue," jawab Wang Liu pelan. "Aku hanya... ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Setelah apa yang terjadi, aku tidak bisa membiarkan semuanya hancur lagi. Aku berjanji, aku akan melindungimu, melindungi dunia ini, dan melindungi semua yang kita sayangi."

Yue tersenyum dan menggenggam tangan Wang Liu dengan lembut. "Aku tahu, Wang Liu. Aku percaya padamu, dan aku akan selalu ada untukmu."

Saat itu, Wang Liu merasakan sebuah kedamaian yang luar biasa. Seperti beban yang berat telah terangkat dari hatinya. Meskipun dunia ini penuh dengan tantangan dan ancaman yang belum diketahui, ia tahu bahwa dia tidak sendirian. Yue ada di sampingnya, dan selama mereka bersama, tidak ada yang tidak bisa mereka hadapi.

Hari-hari di akademi berjalan dengan lancar, dan Wang Liu mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Dia lebih bijaksana, lebih tenang dalam menghadapi segala masalah yang muncul. Dia masih melatih dirinya dengan keras, tetapi sekarang ia tahu bahwa kekuatan bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting—persahabatan, cinta, dan ketenangan dalam jiwa.

Namun, meskipun hidup terasa lebih baik sekarang, Wang Liu tahu bahwa kedamaian ini hanya sementara. Masa depan yang gelap dan penuh ancaman dari dimensi lain masih menunggu untuk menghampiri mereka. Sebuah perasaan khawatir menyelinap ke dalam hati Wang Liu setiap kali ia memikirkan apa yang akan datang. Namun, kali ini, ia tidak terburu-buru. Dia tahu bahwa dengan persiapan yang matang dan dukungan dari orang-orang terdekatnya, dia bisa menghadapinya.

"Wang Liu, apakah kamu siap untuk pertandingan Pedang Roh besok?" tanya Ming dengan nada ceria, mengalihkan perhatian Wang Liu dari pikirannya.

Wang Liu menoleh dan tersenyum. "Aku siap," jawabnya dengan penuh keyakinan. "Aku sudah lama menunggu kesempatan ini."

Yue, yang mendengar percakapan itu, tersenyum lembut. "Kami semua tahu kamu akan menjadi yang terbaik, Wang Liu," katanya dengan keyakinan yang sama.

Setelah pertandingan besok, banyak hal yang harus dihadapi. Tetapi untuk saat ini, Wang Liu merasa bahwa ia bisa menikmati ketenangan ini sejenak. Ketenangan yang selama ini ia idam-idamkan, ketenangan yang datang setelah perjalanan panjang dan penuh cobaan. Dia tahu bahwa kedamaian ini mungkin hanya sementara, tetapi setidaknya dia bisa merasakannya untuk sekarang.

Saat langit senja mulai berubah warna, Wang Liu berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya kepada Yue. "Ayo, kita pergi ke kelas. Ada banyak hal yang harus kita pelajari bersama."

Yue menggenggam tangan Wang Liu dengan penuh kehangatan. "Kita akan menjalani semuanya bersama-sama, Wang Liu. Aku percaya padamu."

Dengan langkah penuh keyakinan, mereka berdua berjalan berdampingan menuju kelas. Dunia ini memang penuh dengan ketidakpastian, tetapi satu hal yang pasti adalah mereka tidak akan pernah lagi menghadapi semuanya sendirian. Bersama, mereka bisa menghadapi apapun yang datang di masa depan.