Keesokan harinya, Akademi Huaxia tampak sangat indah dengan cuaca yang cerah dan udara yang sejuk. Pagi itu, Wang Liu berjalan ke kelas elite dengan langkah yang tenang, di sampingnya adalah Yue yang selalu menjadi teman dekatnya. Meski hati Wang Liu terasa sedikit gelisah, dia tidak menunjukkannya. Suasana pagi itu terasa sempurna, seperti hari-hari biasa di akademi yang sudah dia kenal baik. Namun, di balik ketenangan itu, ada perasaan yang semakin memburuk dalam dirinya. Perasaan bahwa akan ada sesuatu yang besar dan tak terduga yang datang.
Yue berbicara, memecah keheningan yang ada. "Wang Liu, kamu sudah siap untuk pelajaran hari ini? Aku mendengar kita akan belajar banyak tentang Pengendalian Spiritual dan Roh Pedang."
Wang Liu mengangguk pelan, sedikit tersenyum. "Ya, aku sudah siap. Semoga hari ini lebih ringan daripada sebelumnya."
Mereka berjalan bersama menuju kelas elite, tempat yang sudah tak asing lagi bagi mereka. Begitu memasuki ruangan, suasana kelas sudah terasa berbeda. Tidak ada Master Zhang hari ini. Sebagai gantinya, ada seorang guru wanita muda yang berdiri di depan kelas. Usianya sekitar 23 tahun, dan penampilannya sangat menarik. Rambut panjangnya tergerai indah, wajahnya cantik dengan ekspresi penuh semangat, dan aura yang dimilikinya sangat berbeda dari guru lainnya yang pernah mereka temui di akademi.
Shui Mei, yang berada di sudut ruangan, tampak agak gelisah. Sejak hari pertama bertemu dengan Wang Liu dan Yue, dia merasa ada ikatan yang tumbuh dengan keduanya. Namun, dia juga merasa sedikit terasing. Meskipun dia seorang murid pindahan yang memiliki kemampuan luar biasa, dia tidak bisa menampik perasaan canggung yang kadang muncul ketika berada di sekitar Wang Liu dan Yue. Namun, kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Dia merasa bahwa hubungan antara mereka semakin dekat, dan dia ingin memastikan bahwa dia benar-benar diterima oleh mereka.
Guru wanita itu mengangkat tangan untuk menarik perhatian kelas, senyumannya manis dan penuh kehangatan. "Selamat pagi, para siswa. Nama saya Liu Min, dan saya akan menjadi pengajar kalian untuk pelajaran hari ini. Kita akan mempelajari tentang Pengendalian Spiritual dan Roh Pedang. Sebagai permulaan, saya ingin mengingatkan kalian bahwa pengendalian roh pedang bukanlah hal yang mudah. Ini membutuhkan konsentrasi tinggi dan pengendalian kekuatan batin."
Para siswa di kelas mulai mencatat dengan penuh perhatian. Shui Mei, yang sebelumnya merasa sedikit canggung, kini merasa lebih nyaman. Ia melihat Wang Liu dan Yue duduk di depan dengan tenang, siap menyimak pelajaran. Shui Mei merasa terinspirasi oleh sikap mereka, dan ia berusaha menenangkan pikirannya untuk fokus pada pelajaran.
"Pengendalian Roh Pedang," Liu Min melanjutkan, "adalah keterampilan yang hanya dapat dikuasai dengan latihan dan dedikasi yang luar biasa. Untuk itu, kalian semua akan dilatih untuk mengendalikan pedang roh kalian sendiri. Yang paling penting adalah menjaga keseimbangan antara energi spiritual dan jiwa pedang itu sendiri. Jika kalian tidak dapat mengendalikan keduanya, maka pedang roh kalian akan sulit untuk digunakan dengan efektif."
Liu Min melanjutkan menjelaskan berbagai teknik dasar yang perlu dikuasai untuk mengendalikan pedang roh. Di antara murid-murid yang hadir, beberapa tampak sangat tertarik dan bersemangat, sementara yang lainnya lebih fokus pada latihan dasar yang tampaknya tidak terlalu sulit.
Namun, Wang Liu tidak begitu memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Meskipun dia mendengarkan dengan seksama, pikirannya masih tertuju pada sesuatu yang lebih besar. Dia merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres di dunia ini, sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar pertempuran antara murid akademi. Dia tahu bahwa suatu saat nanti, tak lama lagi, dia akan dihadapkan pada ancaman yang lebih besar, sesuatu yang bisa mengubah seluruh kehidupan mereka.
Yue, yang duduk di sampingnya, menatap Wang Liu dengan penuh perhatian. "Kamu tampak agak cemas, Wang Liu," ujarnya pelan. "Ada yang mengganggumu?"
Wang Liu tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah Yue. "Ah, tidak ada, hanya sedikit berpikir," jawabnya sambil tersenyum. "Aku hanya merasa seperti ada sesuatu yang besar akan datang. Tapi, kita akan menghadapinya bersama, bukan?"
Yue mengangguk, senyum lembut terukir di wajahnya. "Tentu saja, Wang Liu. Kita selalu bersama, apapun yang terjadi."
Kata-kata Yue membuat Wang Liu sedikit lebih tenang. Meskipun dia tahu bahwa tantangan besar akan segera datang, dia merasa sedikit lebih siap saat Yue berada di sisinya.
Sementara itu, Shui Mei yang duduk di belakang mereka, merasa terkesan dengan hubungan yang ada antara Wang Liu dan Yue. Mereka tampaknya begitu dekat dan saling memahami. Sejak pertama kali bertemu dengan mereka, Shui Mei merasa ada aura yang sangat kuat antara keduanya, dan itu membuatnya merasa sedikit terasing. Tapi hari ini, ia merasa seolah ada kesempatan untuk lebih dekat dengan mereka.
Setelah beberapa saat, Liu Min meminta para siswa untuk berdiri dan mulai berlatih. "Sekarang, saya ingin kalian semua untuk fokus pada pedang roh kalian. Kalian akan melakukan latihan pengendalian roh pedang dasar. Cobalah untuk menghubungkan jiwa kalian dengan pedang roh dan rasakan aliran energi yang ada."
Wang Liu mengeluarkan pedangnya, Jian Shen, dengan gerakan halus dan penuh kehati-hatian. Begitu pedang itu muncul di tangannya, aura spiritual yang kuat langsung mengelilinginya. Shui Mei melihat dengan kagum, sementara Yue hanya tersenyum, tahu betul bagaimana pedang itu menjadi bagian dari diri Wang Liu.
Di sisi lain, Shui Mei merasa sedikit gugup. Meskipun dia memiliki kemampuan spiritual yang sangat kuat, mengendalikan pedang roh bukanlah hal yang mudah. Namun, dia tidak ingin kalah atau terlihat lemah di depan Wang Liu dan Yue. Shui Mei menarik pedang roh miliknya dengan tekad yang kuat, berharap bisa menunjukkan potensinya.
Pelajaran pun dimulai dengan para siswa berlatih mengendalikan pedang roh mereka. Wang Liu, dengan ketenangannya, dengan mudah mengendalikan Jian Shen, membuat pedangnya berputar dengan lembut di sekeliling tubuhnya. Yue, yang duduk di sampingnya, melihat dengan bangga, merasa yakin bahwa Wang Liu akan selalu mampu mengendalikan dirinya, bahkan dalam situasi yang paling menegangkan sekalipun.
Sementara itu, Shui Mei berusaha dengan keras. Pedang roh miliknya, meskipun terlihat indah, sulit untuk dikendalikan dengan sempurna. Namun, dia merasa semakin dekat dengan grup ini. Mereka berempat—Wang Liu, Yue, Xing, dan Ming—merupakan teman yang sangat berharga, dan Shui Mei ingin menjadi bagian dari mereka.
Pelajaran berlanjut hingga siang hari, dan meskipun para siswa mulai merasa lelah, suasana di dalam kelas terasa semakin hangat dan penuh semangat. Wang Liu, Yue, dan Shui Mei semakin dekat satu sama lain, sementara rasa persahabatan dan kekuatan mereka sebagai tim mulai semakin kuat.
Di tengah semua itu, Wang Liu hanya bisa berharap bahwa apa pun yang akan datang di masa depan, mereka akan tetap bersama dan mampu menghadapinya bersama-sama.