Keesokan harinya, Wang Liu bangun lebih awal dari biasanya. Sinar matahari pagi masuk melalui jendela kamarnya, memantulkan warna hangat di sekeliling ruangan. Dia mengenakan seragam akademi Huaxia dengan tenang, merasa lebih damai dari hari sebelumnya. Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa ketenangan ini mungkin hanya sementara. Ancaman lain pasti akan datang, dan dia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi Yue, Shui Mei, teman-temannya, dan dunia ini dari bahaya apa pun.
Setelah bersiap, Wang Liu memutuskan untuk berjalan kaki menuju sekolah, menikmati angin pagi yang segar. Saat ia tiba di gerbang akademi, beberapa siswa lain tampak sibuk berbincang tentang pertandingan roh pedang kemarin. Mereka memuji Yue, Shui Mei, dan terutama Wang Liu atas penampilan luar biasa mereka. Namun, Wang Liu hanya melangkah tenang menuju kelas elite tanpa memedulikan pujian itu.
Di koridor menuju kelas, Wang Liu berhenti sejenak saat melihat Yue dan Shui Mei berbicara di sudut. Yue tampak tersenyum, sementara Shui Mei terlihat lebih ceria dibandingkan malam sebelumnya. Wang Liu memperhatikan dari kejauhan, merasa senang bahwa Shui Mei sudah kembali seperti semula setelah insiden semalam. Ia memutuskan untuk tidak mengganggu mereka dan langsung menuju tempat duduknya di bagian belakang kelas.
Saat Wang Liu duduk, dia memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya. Namun, beberapa saat kemudian, suara langkah kaki mendekatinya. Dia membuka matanya perlahan dan melihat Yue dan Shui Mei berdiri di depannya. Yue tampak tersenyum lembut, sementara Shui Mei terlihat agak gugup.
Shui Mei akhirnya memecah keheningan. "Kak Liu, terima kasih telah menyelamatkanku tadi malam. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang."
Wang Liu mengangguk pelan dan menjawab dengan tenang, "Sama-sama, Shui Mei. Yang penting kamu selamat. Itu sudah cukup bagiku."
Shui Mei tersenyum lega mendengar jawaban itu, sementara Yue menatap Wang Liu dengan pandangan penuh makna. Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Wang Liu merasa bahwa Yue mengerti betapa berat beban yang dia tanggung.
Beberapa saat kemudian, guru wanita yang mengajar pelajaran tentang pengendalian spiritual masuk ke kelas. Pelajaran berlangsung dengan lancar, meskipun Wang Liu merasa pikirannya terus melayang, memikirkan ancaman yang mungkin akan datang. Ketika bel istirahat berbunyi, Yue, Shui Mei, Xing, Ming, dan Wang Liu memutuskan untuk pergi ke perpustakaan bersama.
---
Di perpustakaan, suasana begitu tenang dan damai. Rak-rak buku tinggi berjajar rapi, dipenuhi dengan berbagai literatur tentang seni spiritual, teknik roh pedang, dan sejarah dunia. Kelima sahabat itu berjalan bersama menuju bagian yang berisi buku-buku kuno tentang legenda para dewa. Mereka sepakat untuk membaca lebih banyak tentang musuh-musuh terkuat yang mungkin akan mereka hadapi di masa depan.
Yue menarik sebuah buku besar dari rak, membuka halaman-halamannya yang sudah mulai usang. "Di sini disebutkan tentang dewa-dewa kuno yang sangat kuat," katanya, menunjukkan salah satu ilustrasi dalam buku itu. "Salah satu musuh terkuat adalah Dewa Kegelapan, yang pernah hampir menghancurkan seluruh dunia ribuan tahun lalu. Dia hanya bisa dihentikan oleh seorang praktisi spiritual tingkat Qi Ilahi."
Ming yang berdiri di sebelah Yue mengangkat alisnya. "Tingkat Qi Ilahi? Itu level yang sangat tinggi. Bahkan master seperti Master Zhang pun belum tentu bisa mencapainya."
Shui Mei yang berdiri tidak jauh dari mereka ikut angkat bicara. "Aku pernah mendengar tentang Dewa Kegelapan ini. Tapi ada juga cerita tentang Dewa Monkey King. Dia adalah salah satu dewa terkuat yang pernah ada, dan dia dikenal sebagai pelindung dunia. Namun, dia hanya bisa dipanggil oleh seorang praktisi spiritual tingkat Qi Ilahi."
"Monkey King?" tanya Xing dengan nada penasaran. "Bukankah dia dikenal sebagai dewa yang tidak terkalahkan? Jika dia bisa dipanggil, dia pasti bisa membantu kita melawan ancaman apa pun."
Wang Liu, yang mendengarkan pembicaraan mereka sambil membaca buku di tangannya, akhirnya angkat bicara. "Tingkat Qi Ilahi adalah sesuatu yang sangat sulit dicapai. Dibutuhkan pengalaman, pelatihan, dan pengorbanan besar untuk mencapainya. Bahkan jika kita berhasil memanggil Monkey King, tidak ada jaminan dia akan membantu kita."
Semua orang terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Wang Liu. Mereka tahu bahwa dunia ini penuh dengan ancaman yang tidak terduga, dan mereka harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Namun, kenyataan bahwa mereka masih jauh dari tingkat Qi Ilahi membuat mereka merasa bahwa jalan yang harus mereka tempuh masih sangat panjang.
---
Setelah beberapa waktu, mereka selesai membaca dan memutuskan untuk kembali ke kelas. Saat berjalan kembali, Yue berjalan di samping Wang Liu, sementara Shui Mei, Xing, dan Ming sedikit tertinggal di belakang. Yue menatap Wang Liu dengan tatapan penuh perhatian.
"Wang Liu, kamu tampak lebih tenang akhir-akhir ini. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Yue dengan lembut.
Wang Liu tersenyum tipis. "Aku hanya mencoba menjalani hari-hari seperti biasa, Yue. Tapi aku tahu bahwa ancaman selalu ada, dan aku harus siap untuk melindungi kalian."
Yue mengangguk, tetapi dia masih merasa bahwa Wang Liu menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Dia tidak ingin memaksanya untuk berbicara lebih banyak, jadi dia hanya berjalan di sampingnya dengan diam.
Setibanya di kelas, pelajaran kembali dimulai. Namun, pikiran Wang Liu terus memutar ulang apa yang telah mereka baca di perpustakaan. Nama Dewa Monkey King terus terngiang di pikirannya. Jika dia ingin melindungi dunia ini, dia harus menjadi lebih kuat. Namun, dia tahu bahwa kekuatan yang lebih besar sering kali datang dengan tanggung jawab dan pengorbanan yang lebih besar pula.
Di dalam hatinya, Wang Liu berjanji bahwa dia akan melindungi Yue, Shui Mei, Xing, Ming, dan semua orang yang berharga baginya, tidak peduli apa yang harus dia hadapi di masa depan.