Chereads / The Birth of a God / Chapter 40 - Bab 40: Pertarungan Malam dan Pengorbanan

Chapter 40 - Bab 40: Pertarungan Malam dan Pengorbanan

Hari mulai gelap ketika Wang Liu melambaikan tangannya kepada teman-temannya yang masih duduk di taman akademi. Yue, Xing, dan Ming masih berbicara di sebuah meja di luar kampus, tetapi Wang Liu sudah memutuskan untuk pergi. Dia merasa sedikit lelah setelah hari yang panjang, tetapi ada sesuatu yang membuatnya merasa tenang. Seperti biasa, dia berjalan santai sambil menghirup udara malam yang sejuk.

"Semoga Jian Shen senang dengan makanan yang akan aku beli," gumamnya sambil mengangguk pelan. Dia sudah memutuskan untuk mampir ke toko sebelum pulang. Toko itu terkenal dengan susu coklat yang sangat disukai oleh Jian Shen, serta beberapa camilan yang bisa menghibur pemikirannya. Wang Liu mengangkat gelas susu coklat itu dan meminumnya dengan penuh kenikmatan. Suasana malam yang damai, ditambah dengan rasa manis dari susu coklat, membuatnya merasa sedikit lebih baik.

Namun, di tengah ketenangan itu, suara Jian Shen terdengar di dalam pikirannya, "Guru, Kakak Shui Mei sedang dalam bahaya. Dia sedang bertarung melawan lima Ninja pembunuh yang mengincar pedang roh dari rumah Shui Mei. Mereka sudah berada di pusat kota."

Wang Liu tersentak mendengar itu. Instingnya langsung merespons. "Aku harus segera pergi!" pikirnya, meletakkan susu coklat di meja toko dengan cepat. Dalam sekejap, Wang Liu sudah melesat keluar, berlari dengan kecepatan luar biasa menuju pusat kota, matanya menyala penuh tekad.

"Jian Shen, beri aku informasi lebih lanjut," perintahnya dengan nada tegas, sambil terus berlari.

"Shui Mei berada di rumahnya, sedang dihadapkan pada lima Ninja yang sangat kuat. Mereka ingin mengambil pedang roh miliknya," jawab Jian Shen dengan nada cemas. "Guru, aku khawatir jika kita terlambat."

Wang Liu tidak peduli dengan apa pun yang ada di sekitarnya. Seluruh perhatiannya tertuju pada Shui Mei. Ia tidak tahu alasan pasti mengapa dia merasa begitu khawatir tentang Shui Mei, namun instingnya mengatakan bahwa ini lebih dari sekadar urusan pedang roh. Dia harus melindungi Shui Mei—teman baru mereka yang tampaknya selalu menyimpan banyak rahasia.

Sesampainya di depan rumah Shui Mei, Wang Liu dapat merasakan aura yang sangat berbahaya. Lima Ninja pembunuh itu tersembunyi di sekitar rumah, siap melakukan serangan mematikan. Mereka bukanlah musuh yang mudah dihadapi, namun Wang Liu sudah tidak punya waktu untuk berpikir panjang. Tanpa ragu, dia bergerak menuju rumah Shui Mei dengan langkah cepat.

Di dalam rumah, Shui Mei sedang bertarung dengan gigih. Pedang roh miliknya telah terhunus, dan dia berusaha melawan lima ninja yang berusaha merebutnya. Namun, kekuatan yang dimiliki lima ninja itu sangat luar biasa. Setiap gerakan mereka begitu cepat, dan setiap serangan terkoordinasi dengan sempurna. Shui Mei mulai kelelahan, meskipun dia bertarung dengan penuh semangat.

Tiba-tiba, dari balik bayangan, salah satu ninja melepaskan tembakan dari senapan mereka. Sebuah peluru yang ditembakkan dengan kecepatan cahaya langsung menuju tubuh Shui Mei. Dia tidak bisa menghindar. Dengan refleks yang luar biasa, Wang Liu muncul dari kegelapan, bergerak lebih cepat dari kecepatan peluru itu. Dalam sekejap, Wang Liu melompat ke depan Shui Mei, memeluknya, dan membawa tubuhnya terbang tinggi ke udara.

Peluru itu meleset, dan dalam sekejap, mereka sudah berada di atas gedung, jauh dari jangkauan para ninja. Wang Liu mendarat dengan tenang di atap gedung, sambil masih memeluk Shui Mei yang terlihat terkejut dan sedikit kebingungan.

"Wang Liu… kamu menyelamatkanku?" ujar Shui Mei, matanya terbuka lebar. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Dari tempat tinggi ini, dia bisa melihat betapa cepatnya Wang Liu bergerak.

"Tidak ada waktu untuk bicara, Shui Mei," kata Wang Liu dengan nada serius. "Mereka masih ada di bawah. Aku harus menghadapinya."

Tanpa membuang waktu, Wang Liu melompat turun dari atap gedung. Dia mendarat di tengah lima ninja yang sedang mengelilingi rumah Shui Mei. Para ninja itu terkejut dengan kehadiran Wang Liu, yang datang begitu tiba-tiba.

"Siapa kalian? Apa yang kalian inginkan dengan Shui Mei dan pedangnya?" tanya Wang Liu dengan suara rendah, namun setiap kata yang keluar dari mulutnya terasa seperti ancaman yang nyata.

Salah satu ninja yang lebih besar dari yang lain mendekat, menghunus pedangnya dengan cepat. "Kami adalah penjaga bayangan. Kami ditugaskan untuk merebut pedang roh Shui Mei. Jangan berharap bisa menghentikan kami."

Namun, Wang Liu hanya tersenyum tipis. Dia tidak perlu banyak bicara. Dia tahu apa yang harus dilakukan. Dalam sekejap, dia melancarkan serangan yang begitu cepat, bahkan ninja-ninja tersebut hampir tidak bisa melihat gerakannya. Meskipun mereka semua berusaha melawan, energi spiritual yang dimiliki Wang Liu jauh lebih kuat daripada yang mereka kira.

Dengan menggunakan hanya 0,001 persen dari energi spiritualnya, Wang Liu berhasil mengalahkan kelima ninja itu dalam waktu yang sangat singkat. Satu per satu mereka jatuh ke tanah, tak mampu melawan kekuatan yang luar biasa dari Wang Liu. Meskipun dia tidak menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya, serangan Wang Liu cukup untuk membuat para ninja itu tak berdaya.

Setelah memastikan bahwa kelima ninja itu sudah tidak bergerak, Wang Liu kembali naik ke atap gedung, tempat dimana Shui Mei masih terbaring dengan bahu yang terluka akibat serangan sebelumnya. Wang Liu mendekat dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang membahayakan Shui Mei lebih lanjut.

"Shui Mei, kau terluka," kata Wang Liu, suaranya penuh perhatian. Dia memeriksa bahu Shui Mei yang terluka dan mengeluarkan energi spiritualnya untuk menyembuhkan lukanya.

Dengan sigap, Wang Liu menggunakan kemampuan regenerasi yang dimilikinya untuk menyembuhkan luka tersebut. Sebuah cahaya lembut muncul dari tangannya, menyembuhkan luka Shui Mei dengan cepat. Proses itu berlangsung beberapa detik, dan bahu Shui Mei yang sebelumnya terluka parah kini tampak pulih kembali.

Shui Mei terkejut melihat betapa cepat luka di tubuhnya sembuh. "Kamu… bisa melakukan itu?" tanyanya dengan suara gemetar, seakan tidak percaya.

Wang Liu tersenyum lembut. "Aku hanya melakukannya karena kamu penting bagi kami. Jangan khawatir, kau selamat."

Shui Mei menatap Wang Liu dengan penuh rasa terima kasih. "Aku tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih, Wang Liu. Tanpa bantuanmu, aku mungkin sudah tidak ada lagi."

Wang Liu hanya mengangguk, dan berkata dengan suara lembut, "Yang penting kau selamat. Itulah yang terpenting bagi kita semua."

Setelah memastikan bahwa Shui Mei dalam kondisi aman, Wang Liu dan Shui Mei beristirahat di atap gedung itu, sementara Jian Shen tetap menjaga mereka dari jauh. Mereka tahu bahwa meskipun bahaya telah berlalu, ancaman lainnya mungkin saja datang kapan saja.

Namun, satu hal yang pasti—Wang Liu tidak akan pernah membiarkan teman-temannya terluka atau terancam. Dia akan melindungi mereka dengan segala kekuatan yang dimilikinya.