Chereads / The Birth of a God / Chapter 36 - Bab 35: Malam yang Menyenangkan

Chapter 36 - Bab 35: Malam yang Menyenangkan

Malam itu, udara terasa sejuk dan nyaman. Setelah seharian menjalani rutinitas di akademi, Wang Liu akhirnya bisa menikmati waktu makan malam bersama keluarganya. Suasana di rumahnya tenang, penuh kehangatan, dan aroma masakan yang sedap menyelimuti ruangan. Wang Liu duduk di meja makan, menikmati hidangan yang disiapkan dengan penuh kasih sayang oleh ibunya. Makan malam bersama keluarga adalah momen yang sangat berarti baginya, terutama setelah perjalanan panjang yang penuh dengan pertempuran dan kehancuran yang dialaminya.

Setelah selesai makan, Wang Liu keluar rumah untuk menghirup udara malam yang segar. Langit malam cerah dengan ribuan bintang yang bersinar, memberikan ketenangan di tengah dunia yang terkadang penuh gejolak. Ia berdiri di depan rumahnya, menikmati pemandangan yang begitu damai. Momen seperti ini sangat berharga baginya, karena setelah semua yang telah terjadi, ia merasa sangat bersyukur bisa merasakan kedamaian yang sederhana.

Tiba-tiba, suara klakson mobil memecah keheningan malam. Wang Liu menoleh dan melihat sebuah mobil yang berhenti di depan rumahnya. Dari dalam mobil itu, tampak tiga sosok yang familiar—Xing, Ming, dan Yue. Mereka tampaknya sedang dalam perjalanan ke suatu tempat.

Wang Liu tersenyum dan berjalan mendekat. "Ada apa ini?" tanyanya dengan nada santai, meskipun hatinya merasa senang melihat teman-temannya.

Xing membuka jendela mobil dan melambaikan tangan. "Hei, Wang Liu! Kami akan pergi ke Taman Rumah Yue! Ada banyak wahana seru di sana. Ayo ikut kami!"

Ming, yang duduk di kursi penumpang depan, juga ikut menyapa dengan semangat. "Ayo, Wang Liu! Taman ini sangat besar dan seru! Kamu pasti suka!"

Wang Liu melihat Yue di kursi belakang yang tersenyum padanya. "Ayo, Wang Liu. Jangan khawatir, kita akan bersenang-senang malam ini," katanya dengan lembut.

Tanpa berpikir panjang, Wang Liu pun mengangguk. "Baiklah, aku ikut."

Mobil itu mulai melaju menuju Taman Rumah Yue, dan suasana di dalam mobil menjadi ceria dengan canda tawa teman-temannya. Wang Liu merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama mereka. Taman Rumah Yue memang terkenal dengan wahana-wahana seru yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Wang Liu merasa bahwa setelah sekian lama berjuang, kini saatnya untuk menikmati kebahagiaan sederhana bersama orang-orang terdekatnya.

Setibanya di taman, mereka disambut dengan cahaya warna-warni dari berbagai lampu yang menghiasi seluruh area. Suasana malam itu penuh dengan keceriaan, suara tawa, dan musik yang mengalun lembut dari berbagai sudut. Wang Liu menghirup udara malam yang segar dan merasakan kegembiraan yang membara di dalam hatinya.

Xing, yang tampaknya sangat antusias, segera menarik Ming menuju area permainan lempar bola ke kaleng. "Ayo, Ming! Aku pasti bisa menang kali ini!"

Ming tertawa dan menggelengkan kepala. "Aku sudah coba tadi, Xing. Susah banget!"

Xing memberikan bola dan melemparkan bola pertama kali ke arah kaleng, tetapi bola itu hanya mengenai pinggiran kaleng dan jatuh ke tanah. Ia mengerutkan kening dan mencoba lagi. "Ayo, jangan kasih kendor!" serunya semangat.

Ming hanya tersenyum melihat upaya temannya yang terus mencoba. "Coba lagi, Xing. Kamu pasti bisa."

Wang Liu yang melihat itu hanya tertawa kecil. Tanpa banyak bicara, ia berjalan mendekat ke mesin permainan itu. Xing memberi isyarat padanya, seakan menantangnya. "Ayo, Wang Liu! Tunjukkan apa yang kamu bisa!"

Wang Liu hanya tersenyum tipis. Ia mengambil bola dengan tenang, fokus pada kaleng yang terpasang di atas mesin. Dalam diam, ia menimbang jaraknya dan menghitung dengan seksama, kemudian melemparkan bola itu dengan gerakan yang sangat halus dan terukur. Bola itu meluncur dengan sempurna, tepat mengenai kaleng dan menjatuhkannya ke tanah. Suara gemerincing kaleng yang jatuh memenuhi udara, dan Xing serta Ming langsung terdiam sejenak.

"Wow, Wang Liu! Kau memang jago!" seru Ming takjub.

Xing hanya mengangkat kedua tangannya dan tertawa. "Aku menyerah. Kamu menang!"

Wang Liu hanya tersenyum tenang. Ia mengambil boneka lucu yang didapat dari permainan itu dan menyerahkannya kepada Yue, yang sedang berdiri tak jauh dari mereka. "Ini untukmu, Yue," katanya dengan lembut.

Yue menerima boneka itu dengan senyum lebar, matanya bersinar bahagia. "Terima kasih, Wang Liu. Ini sangat lucu," jawab Yue, memeluk boneka itu erat-erat. Wang Liu merasa bahagia melihat senyum di wajah Yue. Itu adalah senyum yang sangat berarti baginya, senyum yang membuatnya merasa segala perjuangannya sebanding.

Mereka melanjutkan permainan malam itu dengan penuh keceriaan. Ming dan Xing mencoba berbagai permainan, sementara Wang Liu dan Yue berjalan berdua, menikmati malam yang penuh kebahagiaan. Wang Liu merasa seolah waktu berjalan begitu cepat, dan ia hanya ingin terus berada dalam momen ini—momen di mana ia bisa merasakan kebahagiaan dan ketenangan setelah melalui begitu banyak pertempuran.

Ketika malam semakin larut, mereka semua duduk di bangku taman, menikmati pemandangan indah dari langit yang dihiasi oleh bintang-bintang. Suasana menjadi lebih tenang, dan Wang Liu merasa damai berada di antara teman-temannya, di samping Yue yang tersenyum padanya.

"Wang Liu, aku senang bisa menghabiskan waktu bersama kamu lagi," kata Yue, matanya memandang ke arah Wang Liu dengan penuh kelembutan.

Wang Liu menatapnya dan membalas dengan senyum hangat. "Aku juga senang. Rasanya seperti dunia ini kembali damai, seperti dulu."

Mereka saling memandang, merasakan kedamaian yang hadir di antara mereka. Dalam hati Wang Liu, ia berjanji untuk terus melindungi dunia ini, melindungi Yue, dan melindungi orang-orang yang ia sayangi. Namun, untuk malam ini, dia hanya ingin menikmati kebahagiaan sederhana yang ia miliki—sebuah kebahagiaan yang datang dengan cinta, persahabatan, dan ketenangan.

Malam itu, mereka berempat—Wang Liu, Yue, Xing, dan Ming—duduk bersama, menikmati malam yang penuh dengan kebahagiaan. Tidak ada pertempuran yang harus dihadapi, tidak ada ancaman yang harus ditakuti. Hanya ada tawa, cerita, dan kebahagiaan yang mengisi udara malam itu.

Dan meskipun dunia luar penuh dengan ancaman dan ketidakpastian, Wang Liu merasa bahwa selama dia memiliki Yue dan teman-temannya di sisinya, dia bisa menghadapi apapun yang datang di masa depan.