Blaze meninggalkan aula besar, napasnya masih tersengal. Kemenangan atas Darius terasa hampa. Satu musuh telah tumbang, tetapi seluruh Ordo Carmesim masih mengintainya; bayang-bayang maut yang tak terhitung jumlahnya. Langit malam gelap gulita, kediaman itu sunyi senyap, hanya diiringi detak jantungnya yang berdebar. Ia melangkah cepat, menyusuri koridor gelap dan dingin menuju pintu keluar, bayangan sendiri mengikuti di belakangnya. Bau anyir darah masih memenuhi udara, sisa-sisa pertempuran dahsyat. Tiba-tiba, suara berat menghentikan langkahnya. "Blaze," suara itu datar, tanpa emosi, "Kau tak akan meninggalkan tempat ini hidup-hidup." Seorang pria muncul dari kegelapan, siluetnya terpancar dari cahaya redup di ujung koridor. Armor hitamnya berkilau, menunjukkan sosok Chris, salah satu pejuang terkuat Ordo Carmesim. Mata Chris dingin, tanpa sedikitpun ampun. Pertarungan ini adalah hidup dan mati.
Chris mengayunkan pedangnya, sebuah tebasan dahsyat yang merobek udara dengan suara mendesing tajam. Angin berhembus kencang, membawa serta buih debu dari lantai aula. Blaze menghindar dengan kecepatan luar biasa, tubuhnya menghilang dan muncul kembali seperti kilat, membuat Chris hanya mampu melihat bayangan samar yang melintas. Serangan Chris berikutnya datang bertubi-tubi, tebasan-tebasan cepat dan akurat, menciptakan pusaran angin yang mengancam. Chris berusaha memprediksi pergerakan Blaze, tetapi kelincahan Blaze bagaikan air, sulit ditangkap dan diprediksi.
Blaze menyadari ia tak bisa menang dengan hanya mengandalkan kecepatan. Ia perlu menggunakan kekuatan sihir bayangannya. Dengan fokus yang tajam, Blaze menarik kekuatan magis dari dalam dirinya. Ruangan diselimuti aura gelap, bayangan-bayangan di dinding dan lantai mulai berdenyut, bergetar dengan energi sihir yang kuat. Bayangan-bayangan itu membentuk rantai-rantai gelap yang membelit kaki Chris, menariknya ke bawah dengan kekuatan yang luar biasa. "Shadow Bind!" Bisik Blaze, suaranya nyaris tak terdengar di tengah desingan pedang Chris yang masih berayun liar. Rantai-rantai bayangan itu mengikat Chris dengan erat, membatasi gerakannya dan memberikan Blaze kesempatan untuk melancarkan serangan balik. Cahaya redup berkelap-kelip di sekitar rantai-rantai itu, menunjukkan kekuatan sihir yang mengikat Chris. Chris meronta, berusaha melepaskan diri dari belitan bayangan yang semakin mengencang. Kekuatan sihir Blaze terasa kuat, menekan Chris ke tanah.
Blaze, memanfaatkan kesempatan Chris yang masih terikat, menarik energi gelap ke dalam pedangnya. Bilah pedang itu bergetar hebat, mengeluarkan aura gelap pekat yang membakar udara di sekitarnya. Api hitam, berbeda dari api biasa, muncul bukan dari panas, melainkan dari kegelapan yang pekat dan penuh energi destruktif. Api itu berdenyut-denyut dengan kekuatan sihir yang mengerikan, mengeluarkan suara mendesis pelan yang menusuk telinga. Warna apinya bukan merah menyala, melainkan hitam pekat, seperti lubang hitam yang siap menelan segalanya. Blaze melangkah maju, pedangnya terayun dengan kecepatan luar biasa, membuat jejak api hitam yang membakar udara. "Dark Flame Strike!" bisik Blaze, suaranya hampir tak terdengar di tengah gemuruh api hitam yang membakar. Pedang itu menghantam Chris, menciptakan ledakan dahsyat yang memuntahkan semburan api hitam dan percikan-percikan energi gelap yang beterbangan di udara. Api hitam itu menempel pada tubuh Chris, membakarnya dengan rasa sakit yang luar biasa. Kulit Chris menghitam dan mengeluarkan asap, menunjukkan betapa dahsyatnya serangan Blaze. Bau belerang tercium tajam di udara, menandakan kekuatan sihir gelap yang mengerikan.
Chris terdorong mundur, tubuhnya terbakar hebat. Ia mengumpulkan energi sihir di tangan kanannya. Udara di sekitarnya bergetar, menunjukkan akumulasi energi yang kuat. Sebuah bola cahaya terang terbentuk di tangannya, bercahaya terang seperti matahari kecil, memancarkan panas yang intens. Bola itu berdenyut-denyut, menunjukkan kekuatan energi yang terkumpul di dalamnya. "Light Orb!" seru Chris, suaranya bergetar karena rasa sakit. Bola energi itu melesat ke arah Blaze, membawa serta kekuatan cahaya yang menyilaukan. Bola itu menghantam Blaze, menyebabkan ledakan cahaya yang menyilaukan.
Blaze mundur, tubuhnya menghilang dalam sekejap mata, melebur ke dalam bayangan yang menyelimuti ruangan. Bayangan-bayangan di dinding dan lantai bergelombang, menunjukkan pergerakan sihir yang kuat. Kemudian, Blaze muncul kembali di belakang Chris, secepat kilat, seolah-olah ia selalu berada di sana. "Shadow Step," bisik Blaze, suaranya nyaris tak terdengar, menyertai serangan bertubi-tubinya. Serangan-serangan cepat dan akurat itu menghantam titik-titik lemah di armor Chris, menciptakan percikan-percikan logam yang beradu. Setiap serangan diiringi aura gelap yang dingin, menunjukkan kekuatan sihir bayangan yang Blaze gunakan.
Chris merasakan serangan-serangan itu, tubuhnya terhuyung. Ia segera mengumpulkan energi cahaya di sekitarnya. Udara bergetar, cahaya putih terang berkumpul di tangannya, membentuk perisai yang bersinar terang. Perisai itu berbentuk lingkaran sempurna, memancarkan cahaya suci yang menyilaukan. "Holy Shield," ucap Chris, suaranya bergema di ruangan. Perisai itu memantulkan serangan bayangan Blaze, menciptakan ledakan-ledakan kecil cahaya dan bayangan yang saling beradu. Meskipun serangan Blaze dihalau, Blaze tak henti-hentinya bergerak, mencari celah di pertahanan Chris. Ia mengamati perisai itu, mencari titik lemah, menganalisis setiap gerakan Chris. Ia melihat sebuah celah kecil, sebuah kesempatan yang harus ia ambil.
Blaze mengumpulkan energi bayangan di sekitar tubuhnya, aura gelap semakin pekat. Api hitam, api kegelapan yang berbeda dari api biasa, muncul mengelilingi tubuhnya, menciptakan pusaran api yang mengerikan. Api itu berputar-putar, mengeluarkan suara gemuruh yang menakutkan. "Eclipse Flame!" teriak Blaze, menciptakan lingkaran api gelap yang berputar mengepung Chris.
Perisai suci Chris, yang tadinya bersinar terang, mulai retak di bawah tekanan dan panas yang luar biasa dari Eclipse Flame. Retakan-retakan kecil muncul, menyebar seperti laba-laba yang merayap, menunjukkan kekuatan sihir gelap Blaze yang mampu menembus pertahanan suci Chris. Cahaya suci yang tadinya menyilaukan mulai meredup, digantikan oleh aura gelap yang semakin pekat. Perisai itu akhirnya hancur berkeping-keping, berubah menjadi debu cahaya yang beterbangan di udara.
Blaze memanfaatkan kesempatan itu. Ia mengumpulkan seluruh energi gelap yang dimilikinya, menumpukannya ke dalam pedangnya. Pedang itu bergetar hebat, mengeluarkan aura gelap yang sangat pekat, seakan-akan akan menelan segalanya. Blaze mengayunkan pedangnya, bukan tebasan biasa, melainkan sebuah serangan yang mampu membelah ruang dan waktu itu sendiri. Udara di depannya bergetar hebat, terbelah menjadi dua oleh kekuatan sihir yang dahsyat. Sebuah retakan hitam pekat, seperti celah menuju kehampaan, terbentuk di udara, menunjukkan kekuatan Void Slash yang mengerikan. "Void Slash!" teriak Blaze, suaranya bergema di ruangan. Serangan itu menembus pertahanan Chris yang sudah runtuh, menghantam tubuhnya dengan kekuatan mematikan. Energi gelap yang dahsyat itu menghancurkan tubuh Chris dari dalam, menciptakan ledakan energi yang dahsyat.
Chris terjatuh, tubuhnya hancur, napasnya tersengal-sengal. Ia terkapar di tanah, tak berdaya, kekuatannya telah terkuras habis. Blaze berdiri di atas tubuhnya, mata penuh dengan kebencian, wajahnya tanpa ekspresi. "Ini untuk Master Kael," kata Blaze, suaranya dingin dan penuh amarah. Ia mengayunkan pedangnya sekali lagi, tebasan terakhir yang mengakhiri hidup Chris.
Blaze meninggalkan kediaman itu. Pertempuran telah usai, tetapi perjalanannya masih panjang. Banyak anggota Ordo Carmesim yang masih harus dihadapinya. Bayangan-bayangan menari di sekelilingnya, menyertai setiap langkahnya. Ia melangkah dalam kegelapan. Dengan setiap langkahnya, ia bersumpah akan menghentikan setiap musuh yang menghalangi jalannya, untuk membalas dendam gurunya.