Derap kuda menggema, mengguncang tanah hutan lembab; gelapnya malam semakin pekat, namun puluhan bayangan hitam tetap diam tersembunyi di antara pepohonan lebat, siap menyerang dari berbagai posisi, bersembunyi di balik dedaunan dan semak-semak; udara berdesir dengan ketegangan yang tertahan, aura sihir terpendam dalam kesiapan; Blaze, atau Enam Puluh Sembilan, mengintai dari cabang pohon tertinggi, sebuah siluet gelap yang nyaris tak terlihat, di bawahnya puluhan anggota Shadow Blade membentuk formasi yang terorganisir, masing-masing memancarkan aura sihir yang terkendali, menunjukkan kesiapan mereka yang terselubung; dari posisinya, Blaze merasakan denyutan energi gelap di dalam dirinya, siap menggunakan Shadow Step untuk berpindah tempat dengan cepat dan tanpa terlihat, mencari celah untuk menyerang; beberapa bayangan samar-samar berkedip sesaat, ilusi yang dirancang untuk membingungkan musuh jika situasi mengharuskan.
Di bawahnya, anggota Shadow Blade lainnya bersiap. Mereka memegang senjata dan sihir mereka dengan erat, siap untuk melepaskan serangan tiba-tiba. Burning Ember sudah siap diluncurkan, bola-bola api kecil yang tersembunyi di balik bayangan, menunggu perintah untuk membakar musuh. Shadow Shackle, ikatan bayangan yang tersembunyi, siap untuk membatasi pergerakan musuh. Obsidian Wall, perisai obsidian yang kokoh, siap untuk menahan serangan balik. Whispering Daggers tersimpan dengan aman, siap untuk dilemparkan dengan cepat dan senyap. Shadow Lance, tombak-tombak bayangan yang mematikan, menunggu saat yang tepat untuk menyerang dari kegelapan.
Blaze, menunggu waktu yang tepat, siap melepaskan Dark Flame Strike, Shadow Bind, dan Eclipse Flame sebagai serangan utama. Dia juga siap menggunakan Void Slash untuk serangan mematikan yang cepat dan tepat sasaran. Namun, semua kemampuannya masih tersembunyi, menunggu momen yang tepat untuk menyerang tanpa terdeteksi.
Ketegangan memenuhi udara. Malam menanti. Persiapan telah selesai.
Mereka bukan sekadar pembunuh bayaran biasa mereka adalah para eksekutor yang telah bertahan dari berbagai misi mematikan.
Di depan rombongan Duke Reynard, para penjaga dengan lambang Ordo Carmesim mengawal ketat. Mereka mengenakan armor hitam yang berkilauan di bawah sinar bulan, lapisan pelindung sihir terpancar samar dari permukaannya, memancarkan aura kekuatan dan kewaspadaan. Pedang-pedang mereka terhunus, mata mereka tajam dan waspada, mengamati setiap gerakan di sekitar mereka. Udara dipenuhi dengan ketegangan yang mencekam.
Blaze mengamati dengan saksama dari balik bayangan, menilai setiap pergerakan dan kelemahan dalam formasi penjaga. Dia lalu memberi isyarat halus kepada Tiga Belas, pemimpin operasi ini, sebuah gerakan kecil yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang terlatih dalam seni penyamaran dan pembunuhan. Dengan anggukan kecil sebagai balasan, perintah diam-diam diberikan, menandai dimulainya serangan.
Pada saat itu, gelombang serangan melesat dari kegelapan. Anak panah yang diresapi sihir gelap melesat dengan kecepatan luar biasa, menembus celah-celah dalam pertahanan Ordo Carmesim. Bersamaan dengan itu, sihir dari anggota Shadow Blade lainnya meletus.
Sejumlah bola api kecil, seperti bara api yang menyala, melesat dengan kecepatan tinggi, menghantam beberapa penjaga Ordo Carmesim. "Burning Ember!" teriak beberapa anggota Shadow Blade.
Ikatan bayangan yang kuat muncul dari kegelapan, menjerat beberapa penjaga Ordo Carmesim. "Shadow Shackle!" suara lain menggema.
Pisau-pisau beracun melesat dari kegelapan, hampir tak terlihat, menembus celah-celah dalam baju besi. "Whispering Daggers!" desisan pelan terdengar.
Tombak-tombak bayangan yang tajam muncul dari kegelapan, menembus pertahanan Ordo Carmesim dengan tepat. "Shadow Lance!" teriakan tegas memecah kesunyian.
Aahhhhh
Teriakan sakit terdengar, bercampur dengan suara logam yang beradu dan sihir yang meletus. Beberapa penjaga Ordo Carmesim tumbang seketika, darah mengalir di tanah hutan, mencampur dengan tanah yang lembab. Serangan mendadak dan mematikan telah berhasil. Formasi penjaga Ordo Carmesim yang tadinya rapi, kini kacau balau dan terpecah-pecah. Blaze, dari kegelapan, menunggu momen yang tepat untuk melepaskan serangannya sendiri.
"Serang!" suara Tiga Belas bergema, memotong keheningan malam. Puluhan bayangan hitam yang belum melepaskan serangan melompat dari persembunyian mereka, menyerbu formasi penjaga Ordo Carmesim. Serangan dimulai, sebuah badai pedang dan sihir yang dahsyat. Udara bergemuruh dengan suara benturan logam, ledakan energi, dan teriakan para prajurit yang bertempur.
Di tengah kekacauan itu, Blaze memanfaatkan Shadow Step, menghilang dan muncul kembali di antara para penjaga Ordo Carmesim dengan kecepatan yang menakutkan. Dia bergerak seperti hantu, menghindari serangan dan menciptakan celah dalam pertahanan musuh.
Blaze melihat kesempatan. Dengan gerakan cepat dan tepat, ia mengayunkan pedangnya, melepaskan Void Slash. Sebuah tebasan gelap, dipenuhi energi yang mengerikan, terlepas dari bilahnya. Udara bergetar hebat, terbelah oleh kekuatan yang luar biasa. Retakan-retakan ruang dan waktu muncul, berputar-putar membentuk pusaran energi gelap yang mengerikan. Beberapa pengawal Ordo Carmesim yang malang tersedot ke dalam pusaran tersebut, tubuh dan roh mereka meledak dalam kilatan cahaya dan energi yang dahsyat.
Kekacauan semakin menjadi-jadi. Para penjaga Ordo Carmesim yang tersisa kewalahan oleh serangan mendadak dan dahsyat dari Shadow Blade. Burning Ember membakar baju besi mereka, Shadow Shackle membatasi pergerakan mereka, Whispering Daggers menimbulkan luka beracun yang mematikan, dan Shadow Lance menembus pertahanan mereka dengan tepat. Mereka berjuang untuk bertahan, tetapi serangan Shadow Blade terlalu kuat dan terkoordinasi dengan baik.
Blaze, memanfaatkan kekacauan tersebut, bergerak dengan lincah di antara para penjaga yang kewalahan, menghindari serangan dan mencari kesempatan untuk menyerang. Dia seperti predator yang haus darah, menghilangkan satu per satu penjaga Ordo Carmesim dengan kecepatan yang sangat menakutkan, bahkan lebih cepat dari kecepatan cahaya dan dengan ketepatan yang mematikan. Setiap tebasan pedangnya dipenuhi dengan energi gelap yang mematikan, menciptakan luka-luka yang dalam pada tubuh dan roh lawannya, itu adalah serangan yang sangat mematikan.
Tubuh dan roh mereka meledak dalam pusaran energi, meninggalkan kehancuran yang mengerikan.
Di sisi lain medan pertempuran, Dua Puluh Lima, seorang pejuang bersenjata tombak kembar, bergerak seperti angin puyuh. Tombak-tombaknya, yang diukir dengan rune-rune kuno yang memancarkan cahaya redup, menari di udara dengan kecepatan luar biasa. Dia bertarung melawan dua ksatria Ordo Carmesim yang terlatih, menghujani mereka dengan serangan cepat dan tepat. Setiap serangannya dipenuhi dengan kekuatan yang mematikan, menusuk dan mengurung lawan tanpa ampun. Salah satu ksatria mencoba memblokir serangan dengan perisai energi suci yang berkilauan, namun tombak Dua Puluh Lima terlalu cepat, menembus pertahanan. Ksatria lainnya mencoba meningkatkan kekuatan pedangnya dengan aura suci, tetapi serangan Dua Puluh Lima terlalu kuat, menghancurkan aura suci dan melukai ksatria tersebut.
Sementara itu, Tiga Puluh Tujuh, seorang ahli sihir bayangan yang terlatih, mengangkat tangannya, jari-jarinya bergerak dengan anggun, menarik energi gelap dari sekitarnya. Aura sihir bayangan yang pekat mengepul dari tubuhnya. Sebuah kabut kegelapan pekat meletus dari tangan Tiga Puluh Tujuh, menyelimuti medan pertempuran dalam sekejap. "Kerudung Hitam!" serunya. Kabut itu bukan hanya kegelapan biasa, tetapi juga diresapi dengan energi sihir bayangan yang mengganggu persepsi dan membutakan mata. Para pengawal Adipati kehilangan orientasi, terjebak dalam labirin bayangan yang membingungkan.
Cakar bayangan panjang yang tajam menyerang dari kegelapan, Menempatkan para pengawal yang sesat di bawah gempuran orang yang tak terlihat. "Shadow Claws!" Akhirnya, Tiga Puluh Tujuh memahat kata-katanya, Meskipun suaranya kelelahan dan sangat serak, Suara-langkah bisikan yang menakutkan bergema di dalam kabut, "Whispering Shadows!" Suara itu menambahkan ketegangan ke atmosfer dan Menyulut api kekacauan dan rasa putus asa di jantung-jiwa para Ordo Carmesim "Nightfall!" Tiga Puluh Tujuh suaranya seakan-akan menembus udara yang gaib dengan membawa aura dingin seperti suara malaikat kematian mencabut nyawa di dalam kegelapan, menusuk hati seseorang dan mencegah cinta dan kasih sayang muncul dalam keinginan. Mereka semakin dilengkapi Kegelapan, menciptakan ilusi dan menyesatkan pengawal-"Nightfall!". Suara malaikat kematian tak terlihat itu sangat dingin. Tiga Puluh Tujuh dan bayangannya menciptakan Chaos Lembut dalam kegelapan yang dihasilkan, yang memberikan keuntungan bagi para anggota Blade Shadow untuk membantai. Anggota Ordo Carmesim mati satu per satu di bawah tangan mereka.