Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

A Man in the Anime World

AkkTR07
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
1k
Views
Synopsis
Akatsuki Akaze, seorang laki-laki, mendapati dirinya terbangun di sebuah dunia baru yang sangat berbeda dari dunianya sebelumnya. Dunia Anime yang menarik sekaligus unik, dipenuhi dengan banyak karakter yang dia kenali, membuatnya ingin untuk ikut campur ke dalam masalah-masalah para karakter tersebut. Dia ditemani sebuah entitas yang dia sebut 'Sistem' yang akan memberikannya banyak kekuatan. Sistem berbicara melalui pikirannya, memberitahukan Akaze untuk segera mempersiapkan diri terhadap petualangan sesungguhnya. Petualangan yang panjang dan besar, menghadapkannya dalam banyak sekali pilihan besar bersiko yang menyangkut soal keselamatannya. [ Apakah Anda siap untuk pergi ke Dunia Anime lainnya? ] "... Dengan adanya kau, aku sangat siap!" ——— !!! Ini adalah karya fiksi (Fanfiction). Alur cerita adalah hasil imajinasi saya, sehingga terkadang ada beberapa Anime yang menyimpang dari cerita aslinya. Saya menggunakan karakter dari berbagai Anime. !!! Note : Cover bukan punya saya. Saya menemukannya di 'Pinterest' dan tidak menemukan siapa pemilik aslinya (Beritahu saya kalau kalian tahu!)
VIEW MORE

Chapter 1 - 1 : Awal

"Huh? Uh?"

Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun terbangun dari tidurnya dengan kondisi berkeringat deras hingga membasahi pakaiannya, seakan baru saja menceburkan diri ke dalam genangan air yang lengket. Ekspresi terkejut dan nafas yang memburu menunjukkan bahwa ia menyadari bahwa keadaannya saat ini bukanlah sebuah mimpi, melainkan kenyataan.

Dia hidup.

Dia melihat kasur sudah basah akibat keringatnya, lalu mengamati setiap sudut ruangan. Sebuah kamar yang sangat luas untuk seukuran bocah itu. Meskipun demikian, tidak banyak barang yang ada di kamar itu: meja belajar, kasur yang terletak di sudut ruangan, lemari pakaian besar dan sebuah cermin seukuran orang dewasa.

Dengan perlahan, dia melangkah menghampiri cermin berukuran besar itu, hanya untuk melihat pantulan bayangan dirinya di cermin besar itu.

"...Ini aku?" dia agak sedikit tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang. "Aku benar-benar hidup… lagi."

Namanya Akatsuki Akaze. Dia mempunyai rambut abu-abu gelap yang lebat hingga menutupi dahinya. Mata berwarna merah dengan tatapan tajam yang menusuk memberikan kesan intimidasi, membuat dirinya sekalipun merasa tidak nyaman ketika bercermin. Wajahnya bersih, pucat, dan terlihat tampan. Pakaiannya terdiri dari baju hitam dan celana biru gelap, semuanya dalam keadaan basah kuyup.

[ Ding! ]

[ Anda berhasil menggunakan 'Garis Keturunan Uchiha'! ]

[ Anda mendapatkan dan ]

Suara itu muncul di dalam kepalanya. Akaze menyebutnya sebagai 'Sistem', entitas atau bisa juga dibilang 'Skill' khusus miliknya. Sistem bekerja secara otomatis dan lebih unik adalah Sistem bisa memberikan pengguna, dirinya, manfaat yang luar biasa layaknya sebuah Sistem antarmuka pada Game RPG.

"Yaa!!!"

Sebagai Otaku di kehidupan sebelumnya, tentu dia sangat senang setelah mendapatkan 'Garis Keturunan Uchiha' yang terkenal dengan kekkei genkai yang sangat kuat disebut 'Sharingan'. Dia melompat kegirangan sebentar, lalu bercermin lagi.

"Ah, tentu saja tidak bisa dipakai langsung, kan."

Akaze menyadari bahwa dia belum bisa mengaktifkan Sharingan, bagaimanapun dia baru saja menanamkan 'Garis Keturunan Uchiha' pada dirinya sendiri dan pasti membutuhkan waktu untuk mengaktifkan Skill-skill lainnya.

Dia tetap senang dan bersemangat, tak sabar untuk bercermin di hari di mana dia bisa melihat Sharingan miliknya sendiri. Memang diperlukan pengorbanan besar untuk memperkuat Sharingan dan skill lainnya, tapi dia bisa tenang setelah Sistem mengatakan bahwa efek samping dari Sharingan bisa diminimalisir dan bahkan dihilangkan.

Akaze membuka pintu dan melangkah keluar dari kamarnya, disambut oleh sebuah lorong berlantai kayu yang membentang di depannya. Ketika menelusuri lebih jauh, dia mengetahui bahwa dirinya berada di sebuah rumah bergaya tradisional Jepang yang dibangun menggunakan kayu berkualitas tinggi.

Rumah itu dikelilingi tembok kokoh yang menjamin privasinya, seolah semakin besar setiap dia berkeliaran ke sana kemari. Terdapat enam ruangan kosong, sebuah loteng besar, dapur dan empat kamar mandi yang tersebar. Selain itu, di area luar ada sebuah taman kecil di dekat kamarnya, dilengkapi dengan kolam ikan yang menambah kesan estetis dan menenangkan.

Baginya, semuanya tampak sangat luas dan terlalu berlebihan karena dia hanya tinggal sendirian. Namun, bukan berarti dia tidak suka, tentu saja dia sangat senang untuk tinggal di sana sebab suasana sunyi dan menenangkan bisa membuatnya tidur kapan saja.

Dia memutuskan untuk duduk di teras kayu sambil memandang ke arah taman. Suara air mengalir dan sebuah pancuran yang terbuat dari bambu, membuat dia menjadi lebih tenang dan nyaman. Terlebih lagi cuaca agak gelap seakan sebentar lagi akan turun hujan.

'Ah, iya juga.'

***

***

***

Akaze memeriksa banyak hal untuk kebutuhannya. Dia menemukan banyak berkas tentang dirinya sendiri. Lalu, dia juga menemukan uang dalam jumlah yang besar di lemarinya. Selain itu terdapat laptop dan ponsel juga di dalamnya. Dia agak khawatir menyimpan uang sebanyak itu di dalam lemari tapi dia tak punya pilihan lain karena belum bisa membuka rekening.

Sebenarnya dia mau berlatih, hanya saja sudah malam, jadi dia lebih memilih untuk melatih Skill-nya yang lain. Skill ini memungkinkannya untuk mengembangkan kemahirannya dalam hal teknologi apapun. Dia menggunakan laptop untuk melakukannya.

[ Skill 'Tecnology' Anda meningkat 7 > 8! ]

Di kehidupan sebelumnya, Akaze cukup ahli dalam bidang ini. Dia terkadang merakit dan memperbaiki mesin komputer, juga membuat berbagai macam program dan alat aneh. Jadi meskipun tanpa Skill 'Tecnology' dan buff tertentu, dia memang sudah ahli dalam melakukannya.

Namun, di dunia fiksi penuh dengan hal yang tak masuk akal ini, dia juga ingin melakukan hal yang sama tak masuk akalnya. Dia ingin menciptakan sebuah teknologi mutakhir, seperti senjata penghancur tercanggih atau baju zirah merah yang bisa terbang, yang sering dia tonton.

"...Sepertinya aku harus membeli banyak alat besok," Akaze merasa perlu banyak benda dan uang untuk melakukan percobaan. Dia melirik ke arah lemarinya. "Yah, masalah uang tidak perlu khawatir. Aku punya banyak. Lagi pula, jika ciptaanku berhasil, maka aku bisa menghasilkan uang juga."

Semalaman penuh dia hanya mengetik keyboard pada laptop-nya itu, sampai-sampai lupa waktu. Ketika melihat jam di sudut layar, sudah pukul lima pagi.

Akaze memijat pelipisnya dan menghela nafas. "Entah bagaimana aku juga harus terbiasa dengan tubuh kecil ini." lalu dia mematikan laptopnya. Dari pantulan layar, dia bisa melihat wajah kelelahan dirinya.

"Sistem, kau bisa membangunkanku pada pukul 11?"

[ … ]

"Iya juga, sih. Kau bukan alarm. Yah…," Akaze berbaring di kasurnya, membenamkan wajahnya ke bantal.