Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kaya Setelah Tersakiti

Ibunda_Teteh
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.5k
Views
Synopsis
Alisa adalah Putri bungsu dari tiga bersaudara, sedangkan kedua kakak Alisa cowok semua. Ayah Alisa merupakan seorang pengusaha kaya di kampungnya, namun hidupnya tetap sederhana. Kedua kakak Alisa, lebih memilih bersekolah hanya sampai SMP, dan menjadi Pengusaha sedari muda. Sedangkan Alisa, lebih memilih Sekolah hingga perguruan tinggi, dan mendapat IPK 3,5 saat dia memperoleh titel Sarjana. Selesai kuliah, Alisa menikah dengan Arga, pria yang menjalin hubungan selama dua tahun. Hingga saat Alisa lulus Sarjana, mereka akhirnya menikah. Namun nahas bagi Alisa, Pernikahan yang disangka akan bahagia, namun ternyata Alisa mengalami mimpi buruk dalam hidupnya. Alisa diperlakukan buruk oleh ibu mertuanya, namun Alisa masih bisa terima. Namun saat Alisa mendapati Arga berselingkuh, bahkan membawa perempuan lain kedalam Rumah, bahkan Ibu mertuanya mendukung sang Suami, dari sanalah Alisa berontak juga balas dendam.
VIEW MORE

Chapter 1 - Pertemuan, Yang Tak Disengaja.

Pagi ini, seperti biasa Alisa bersiap ke Kampus untuk mengikuti kelas dari Dosen yang sangat santun bagi Alisa. Dosen itu, bernama Pak Gunawan, Dosen Favorit Alisa di kampusnya. Setelah yakin penampilannya sempurna, Alisa tak lupa menyampirkan tas bahunya yang memuat buku tebal mata kuliah yang akan dibahas pagi ini, hingga siang nanti. Alisa tinggal di kos-kosan, dengan satu kamar yang cukup luas, dan ada kamar mandi di dalam. Sehingga tidak harus mengantri dengan yang lain. Walaupun, Alisa berasal dari Desa. Tetapi Alisa merupakan anak juragan sapi, yang cukup tersohor di sana. Memang Orang Tua Alisa, sengaja tidak merubah model Rumah kuno dengan model Rumah baru. Namun, Pak Suryadi Ayahnya Alisa mempunya beberapa petak tanah, dan sawah. Bahkan, Pak Suryadi tidak mempunyai kendaraan roda empat. Beliau lebih memilih mempunyai sepeda motor sederhana, sehingga bagi yang tidak mengetahuinya. Pak Suryadi terlihat bukan Orang Kaya, melainkan seperti orang yang kurang mampu. Namun, dibalik kesederhanaan yang diperlihatkan, Pak Suryadi menomer satukan kebutuhan anak diatas segalanya. Bahkan uang jajan Alisa, mencapai sepuluh juta satu bulan, diluar biaya Kos dan kuliah. Bahkan handphone, dan juga laptop bukan dari merk biasa. Handphone Alisa, merupakan phonecell canggih yang bergambar Apel terbelah keluaran terbaru, begitupun dengan Laptop Alisa. Hanya saja, Alisa ke kampus tidak menggunakan mobil, melainkan sepeda motor kesukaannya. Yaitu Vespa Klasik yang begitu dia sayang dan dia rawat dengan begitu penuh Cinta. Bahkan Alisa tidak meminjamkan kuda besinya pada sembarang orang, Alisa selalu melihat dulu orang yang akan meminjamnya. Kini Alisa tengah di dalam perjalanan menuju Kampus, setelah menempuh perjalanan selama sepuluh menit akhirnya Alisa sampai di Kampus kebanggaannya. Ketika Alisa sedang memarkirkan Vespa kesayangannya, ada sepasang mata yang memperhatikannya dari kejauhan. Seorang mahasiswa yang berbeda jurusan dengannya, dia adalah Argatama Putra Atmadja. Dia merupakan pria yang sangat tampan, bahkan di kampus dia merupakan mahasiswa populer. Mungkin hanya Alisa, yang tidak memperhatikan ketampanannya. Bahkan baru pagi ini, Arga melihat sepasang mata indah itu. diawal ketika Cinta turun dari kuda besinya, Arga hanya meliriknya sekilas, bahkan Arga sedikit meremehkan Alisa karena memakai Vespa Jadul. Namun, disaat Alisa membuka helm. Arga langsung terfana, mata indah yang begitu bulat, berbulu mata lentik sekaligus panjang begitu alami. Alis yang tebal, membentuk bulan sabit, hidung yang mancung, serta bibir yang sensual, meski hanya sedikit menggunakan lipstik. Dagu yang lancip, pipi yang sedikit cabi, serta bentuk muka yang ovale. Serta kulit putih halus, cerah alami. Bokong yang sintal, lekukan tubuh yang membentuk sempurna, idaman semua pria, tinggi badan yang proforsional, membuat Arga tak bisa mengalihkan pandangannya.

"Cantiknya ya tuhan, bidadari dari mana?"

Gumam Arga, sambil terus memandang Alisa hingga bayangan Alisa tak terlihat lagi.

Kini Alisa, tengah menikmati sarapan di kantin Kampus, bersama Lolita juga Aleya.

Seperti biasa, Aleya berceloteh karena sifatnya yang bawel diantara ketiga temannya.

"Lisa, Leya, hari minggu kita jalan yu ada Mall di jalan xxx"

"Gwa sih oke-oke aja, tahu tuh Leya diakan punya cowok"

Jawab Alisa.

"Kayaknya gwa gak bisa deh, Lisa, Loli. Soalnya, gwa ada janji sama Tristan mau ke tempat nikahan sepupu Tristan, sekalian gwa mau dikenalin sama keluarganya"

Jawab Aleya.

"Waw, selamat ya Loli. Akhirnya loh dapet yang serius juga, semoga kalian berjodoh ya. Apalagi gwa melihat pengorbanan Tristan selama ini, menanggung biaya hidup loh, sampai-sampai dia bela-belain membagi dua gajih kerjanya dia"

Alisa menanggapi.

"Iya Lisa, Loli, gwa juga merasa beruntung punya Tristan. Walaupun usia kami terpaut jauh, tapi dia pria yang bertanggung jawab sama gwa, dan Sayang banget sama gwa"

"Kita juga tahu Leya, lagian pria yang usia muda juga tidak bisa menjamin, bikin kita bahagia. Kita malah seneng, ada yang menjaga kamu Leya"

"Thank's ya, kalian itu emang sahabat terbaik gwa. Alisa, yang selalu ada ketika gwa kesulitan uang. Dan Loli, loh yang selalu ada ketika gwa sakit dan butuh sandaran"

"Kita, saling melengkapi Leya. Semoga Persahabatan kita, akan terus terjalin hingga kita sama-sama punya anak dan cucu nanti"

"Aamiin"

Dengan serempak, mereka berkata Aamiin.

"Yaudah, yu Loli, Leya kita masuk kelas, bentar lagi Bokap gwa ngajar nih di kelas kita"

"Ceile Bokap, segitu nge'fans nya eloh ya Lisa ama Pak Gunawan?"

"Habisnya tu Bapak, berwibawa banget mobilnya mewah tapi humble, diajak ngobrol juga gak susah, terbuka buat diskusi menanyakan apa yang gak gwa ngerti"

"Iya, kita ngerti ko"

"Yaudah yu, kita ke Kelas. Makanan, biar gwa yang bayar. Kemarin Ayah, baru transfer uang jajan tambahan, Sapi'nya ada yang laku dua ekor katanya"

Kata Alisa, pada kedua sahabatnya.

"Berarti, ada dong buat kita jalan malam minggu Lisa?"

"Ada dong Loli, kalau buat Leya kita beliin oleh-oleh aja"

"Okey" kata Loli.

"Tapi Alisa, jangan repot-repot. Buat gwa gausah, beli apa-apa" jawab Aleya

"Gapapa Aleya, gwa ikhlas ko. Kan biasanya juga gitu, setiap Ayah transfer uang jajan tambahan kalian gwa bagi"

Jawab Alisa, dengan penuh ketulusan.

"Yaudah deh, kalau emang luh maksa" timpal Aleya, dengan penuh senyuman.

"Yaudah yu, ke kelas malah asyik ngobrol kita. Oi'yah, lima menit lagi kita masuk guys" Ujar Lisa, sambil melirik Arloji di pergelangan tangannya.

"Apa, lima menit lagi. Yaudah yu, buruan entar keburu dateng Pak Gun'nya"

Kata Loli, sambil buru-buru mengambil tas bahunya yang dia letakan diatas kursi. Sedangkan Alisa, kini di kasir kantin hendak membayar makanan mereka. Selesai Alisa membayar, dengan terburu-buru mereka berjalan dengan langkah lebar dan terburu-buru menuju kelas. Hingga "Brugh" Alisa tak sengaja menabrak seseorang, hingga kakinya tergelincir dan hampir terjatuh. Namun dengan sigap, pria yang bertabrakan dengannya, meraih punggung Alisa sehingga dengan tak sengaja mereka berpelukan. Sesaat mereka bertemu pandang, dan Alisa meminta maaf dengan suara pelan, namun masih bisa didengar oleh Pria Tampan itu.

"Maaf, gak sengaja" Cicit Alisa, pelan.

"Gapapa, gwa maafin. lain kalli hati-hati, jangan terlalu terburu-buru kayak tadi" Dengan sambil perlahan melepaskan pelukan mereka yang tak sengaja itu, Pria tampan itu memberi pesan pada Alisa agar tidak terburu-buru jika sedang berjalan.

"Okey, thank's ya loh udah nolong gwa tadi"

"Sama-sama, oi'yah kenalin gwa Argatama, panggil aja Arga"

"Gwa Alisa, panggil aja Lisa. Oi'yah, sorri gwa gak bisa lama-lama nih, gwa ada kelas makanya buru-buru"

"Bentar, boleh dong minta nomernya"

"Nih, save aja nomer loh disitu" Alisa menyorkan, phonecell'nya pada Arga.

"Nih handphone loh, thanks ya udah mau kenalan sama gwa"

"Sama-sama, yaudah gwa tinggal ya Ga"

"Okey, sampai ketemu lagi"

"Bye"