Chereads / Kaya Setelah Tersakiti / Chapter 9 - Kedatangan Orang Tua Alisa.

Chapter 9 - Kedatangan Orang Tua Alisa.

Seperti biasa, Alisa melakukan aktifitas semua pekerjaan Rumah sendirian, sementara sang Ibu mertua hanya duduk manis, begitupun Arga yang hari itu sedang libur kerja, hanya berleha-leha di depan TV tanpa memikirkan rasa lelah Istrinya.

Sementara kini di perjalanan, kedua Orang Tua Alisa sejak tadi pagi berangkat ke Kota, untuk mengunjungi Alisa. Pak Suryadi serta sang Istri, sengaja tidak mengabari Alisa lebih dulu, agar menjadi kejutan bagi Alisa. Pak Suryadi berangkat memakai mobil Treple milik pribadinya, dengan diantar sopir pegawainya sendiri. Hingga kini, Pak Suryadi telah mempunyai empat puluh mobil Treple, yang tersebar diberbagai Kota. Menyerap banyak tenaga kerja, mengurangi angka pengangguran.

Setelah tujuh jam perjalanan, akhirnya kedua orang tua Alisa sampai di depan rumah Arga. Ibu Dewi yang saat itu sedang bersantai di depan TV, mendengar deru mesin mobil, Bu Dewi mengintip lebih dulu dari jendela untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya. Setelah melihat siapa yang datang saat itu, Ibu Dewi membelalakan matanya, serta mengumpat dan langaung berlari ketempat dimana Alisa yang sedang menyetrika baju.

~Wadduh, gawat ini ada orang tua Alisa lagi, kalau mereka tahu Alisa menyetrika, bisa di damprat aku~

Sambil menepuk dahi, Ibu Dewi mengumpat dan langsung berlari menuju Alisa. Dan taklama, Ibu Dewi kini berada di depan mata Alisa. Alisa yang saat itu sedang menyetrika, mengernyit bingung melihat sang mertua menghampirinya, karena tidak biasanya seperti itu.

"Ada apa Bu, tumben nyamperin Alisa?" tanya Alisa, pada sang mertua.

"Alisa, kamu mandi sama ganti baju sana. Itu ada orang tua kamu diluar, tolong jangan kasih tahu mereka ya kalau kamu disini disuruh mengerjakan pekerjaan rumah sendirian" jawab Bu Dewi.

"Iya Bu, tenang aja aku bukan tukang ngadu ko" jawab Alisa pada Bu Dewi.

Alisa pun berlalu meninggalkan Ibu Dewi, untuk segera ke kamar, hendak mandi serta ganti baju. Sedangkan di bawah, kini terdengar bunyi ketukan pintu dari luar.

"Tok, tok, tok, permisi Assalamualaikum" suara ketukan pintu, serta ucap salam dari seseorang terdengar ditelinga Buu Dewi. Tanpa menunggu lama, Bu Dewi langsung membuka pintu. "ceklek" suara knop pintu. Tampak disana kedua orang tua Alisa, dengan menenteng dus di tangan kanannya, juga koper di tangan kirinya.

"Eh, Bu besan sama Pak besan apa kabar? Ayo silahkan masuk Bu, Pak" sambut Bu Dewi, penuh senyuman.

"Kabar kami baik Bu Dewi, Alisa ada Buu?" jawab Pak Suryadi.

"Ada Pak, Alisa lagi mandi kayaknya" jawab Bu Dewi.

Kini mereka duduk di ruang tamu, menunggu kedatangan Alisa, sambil berbincang ringan. Taklama terlihat Alisa menghampiri mereka, Alisa langsung memeluk kedua orang tuanya.

"Ibu, Ayah, apa kabar kalian?" tanya Alisa, setelah mengurai pelukan.

"Kabar baik Nak, terus kamu gimana betah tinggal disini?" tanya Pak Suryadi, pada sang putri.

"Betah-betah aja sih Yah, namanya juga ikut Suami" jawab Alisa, yang membuat sang Ibu terharu.

"Syukur kalau memang Alisa kerasan tinggal disini, Suami kamu mana Sayang?" tutur Ibu Alisa.

"Suami aku kan kerja Bu, Yah, kalau jam segini belum pulang. Oi'yah, Ayah sama Ibu pasti laper. Aku tadi udah masak, yu kita makan siang Bu, Yah, sama Ibu juga kita makan bareng yu Bu!" tutur Alisa, panjang lebar.

Mendengar hal itu, membuat Pak Suryadi heran. Karena selama ini, Alisa tak pernah menyentuh dapur sama sekali, membuat Pak Suryadi penasaran, yang akhirnya tak bisa menutupi keingin tahuan'nya.

"Oi'yah, kamu masak Sayang? Sejak kapan kamu bisa masak Nak?" tanya Pak Suryadi, dengan penuh rasa penasaran.

"Aku kan udah punya suami Ayah, masa aku gak belajar masak. " jelas Alisa.

"Bagus kalau gitu Sayang, cuma menurut Ayah sayang banget ijazah kamu, kalau kamu cuma jadi Ibu Rumah Tangga gini, terlebih nilai IPK kamu lumayan tinggi!" Jawab Pak Suryadi.

"Alisa sih maunya kerja, tapi Kak Arga gak ngijinin. Yaudah, aku nurut aja Yah.!" jawab Alisa, jujur.

"Terus disini emang gak ada Pembantu Al, Ayah gak tega kalau kamu mengerjakan semuanya sendiri!" Jawab, Pak Suryadi.

"Enggak sendirian Ayah, dibantu sama Bu Dewi juga ko." jawab Alisa, agar sang Ayah tenang.

"Bukannya suami kamu itu manager, emang tidak mampu bayar Pembantu?" tanya Pak Suryadi, membuat Bu Dewi terpancing emosi.

Sebagai Ayah, Pak Suryadi sangat paham gelagat Alisa, kapan Alisa berbohong dan kapan Alisa jujur. Dan Pak Suryadi, dapat melihat sorot mata Bu Dewi saat ini. Mata yang memperlihatkan kemarahan, yang dipendam dalam hati. Lalu Bu Dewi berkata.

"Kayaknya kita sebagai Orang tua, gak harus ikut campur urusan rumah tangga anak, biar mereka membuat keputusan sendiri saja Pak!" tanggapan Ibu Dewi, yang membuat Pak Suryadi semakin yakin akan dugaannya.

"Yaudah yu Ayah, sama Ibu, juga Bu Dewi, sebaiknya makan dulu yu!" ajak Alisa, pada mereka.

"Yaudah yu kita makan, Ayah jadi penasaran ingin tahu rasa masakan Putri bungsu Ayah ini." jawab Pak Suryadi.

Kini mereka berjalan menuju meja makan, Alisa mengambil piring untuk mereka, begitu pula dengan minumnya, dan sang Ibu tidak tinggal diam, beliau membantunya melakukan itu. Dan pada saat itu, Ibu Dewi terlihat tidak bergerak sama sekali, hanya duduk manis di kursi makan. Semakin yakin'lah, Pak Suryadi akan dugaannya bahwa sang anak diperlakukan tidak baik disana. Ditengah mereka menikmati makan, Ibu Dewi bertanya pada Pak Suryadi.

"Oi'yah Pak, maaf jika saya lancang. Sebenarnya, apa pekerjaan Bapak di Kampung sana?" Tanya Ibu Dewi, yang langsung di jawab oleh Pak Suryadi.

"Saya buruh ternak Sapi Bu, saya ngurusin sapi-sapi punya orang, saya motong rumput lalu ngasih makan, dan membersihkan kandang juga." jawab Pak Suryadi, berbohong. Padahal itu merupakan kerjaan Udin dan Jajang, orang kepercayaannya di Peternakan Sapi yang dia miliki.

"Ohw gitu, lalu kenapa Alisa punya hp sama Laptop yang mahal?" Tanya Bu Dewi, kembali.

"Itu dibelikan sama Tante'nya, yang kerja di luar negeri saat ini." Jawab Pak Suryadi, dengan penuh keyakinan. Dan setelah mendengar jawaban Pak Surya, Ibu Dewi semakin yakin jika Pak Surya orang tidak mampu, tidak bisa diandalkan oleh Arga, juga Alisa. Padahal tanpa Bu Dewi ketahui, Alisa selalu di transfer uangĀ  oleh sang Ayah, sebesar sepuluh juta. Alisa kini mempunyai tabungan pribadi, tanpa Arga tahu sema sekali.

Alisa mengulum senyum mendengar jawaban sang Ayah, begitupun dengan Ibu'nya Alisa yang tersenyum pada Alisa.

Taklama mereka telah selesai makan, lanjut menikmati makanan penutup, dan setelah cukup beristirahat. Alisa mengantarkan Ibu dan Ayah'nya, untuk menuju kamar tamu agar mereka bisa membersihkan diri setelah seharian dalam perjalanan.