"Tok, Tok, Tok. ALISAAAAA, ALISAAAAAA, BANGUN KAMU. UDAH SIANG MASIH MOLOR AJA KAMU!!!"
Ibu Dewi, menggedor pintu kamar Arga jam empat pagi. Agar Alisa terbangun, dan Ibu Dewi sudah menenteng pakaian kotornya ditangan, untuk nantinya diserahkan ke Alisa. Taklama, pintu dibuka tampak Alisa yang masih kusut dengan muka bantalnya.
"Iya Bu, ada apa ibu inikan masih pagi?" tanya Alisa, dengan ramah.
"Brugh" Ibu Dewi, melempar cucian ke badan Alisa, lalu berkata.
"Ngaco kamu, masih pagi, udah subuh ini. Nih, cuci baju saya. Dan tempat nyucinya dibelakang sana, ada mesin cuci. Habis itu, jangan lupa masak kamu, dan ngepel juga beresin rumah ini hingga bersih!"
"I-Iya Bu, sebentar Alisa cuci muka dulu"
"Cepetan, gausah lama-lama kamu"
Alisa pun menutup pintu, lalu duduk serta menatap nyalang cucian baju Ibu Dewi. Alisa menangis, memeluk kedua kakinya. Merasa Pernikahannya, tak sesuai dengan yang dibayangkan. Dan Alisa bingung, harus bagaimana masak. Karena Alisa, tak pernah sekalipun masak. Alisa sangat kebingungan, hingga setelah tangisnya reda, Alisa melihat video di phone'cell'nya, menonton video resep masakan. Setelah menyimak video, lanjut Alisa mencuci muka, melaksanakan shalat. Baru setelah itu, kebelakang rumah. Untuk memasukan baju kotor ke dalam mesin cuci, memasukan detergen serta air, dan langsung diputar tombolnya. Setelah itu, Alisa membiarkan mesin cuci untuk bekerja, lanjut ke dapur mencuci piring. Lalu mengepel lantai, dan yang terakhir masak, dengan sambil melihat resep di video yang ada di phone'cell, beruntung rasanya tidak terlalu buruk. Selesai masak, Alisa mengecek cucian baju ke ruang cuci. Lanjut mencuci baju hingga beres, dan ketika menjemur pakaian karena saat itu waktu menunjukan pukul enam pagi, Alisa dipanggil oleh Arga.
"Alisa, Al sini Al" Mendengar namanya dipanggil, Alisa langsung menghampiri Arga.
Arga yang saat itu hendak mandi, merasa heran melihat penampilan sang Istri yang sangat kusut, juga berantakan.
"Al, ko kamu berantakan gitu, kusut lagi kenapa Al?"
"Kan aku diminta Ibu, untuk mengerjakan semua pekerjaan Rumah sama aku Kak. Emang disini, tidak ada ART ya?"
"Ada sih tapi yang harian, terus yang masak juga kamu?"
"Iyalah, siapa lagi Kak. Makanya jam segini, aku masih belum rapih ini" tutur Alisa pada Arga.
"Yaa masa iya, aku mau berangkat ke Kantor Istriku masih berantakan gini Al?"
Lontar Arga, pada Alisa. Dan ketika mereka mengobrol, kembali Ibu Dewi berteriak memanggil Alisa.
"ALISAAA, ALISAAA!"
Dengan tergesa-gesa, Alisa menghampiri Ibu Dewi yang saat itu sedang di ruang tamu. Ketika berhadapan dengan Ibu Mertuanya, Alisa langsung menanyakan apa keperluan sang Mertua.
"Iya Bu, ada apa Buu?" tanya Alisa ramah.
"Bikinkan saya teh manis, gula'nya dua sendok saja" perintah Bu Dewi.
"I-iya Buu, tapi maaf Buu saya harus menyiapkan baju Kak Arga dulu, kan mau berangkat ke Kantor" tutur Alisa, menjelaskan.
"Saya tidak mau tahu, pokoknya bikinkan saya teh manis sekarang juga!! enak aja, kamu numpang gratis disini" jawab Ibu Dewi. Yang akhirnya, Alisa pun menuruti permintaan sang mertua. Alisa langsung ke dapur, untuk membuat teh manis bagi ibu mertuanya. Sambil melamun memikirkan kedua Orang Tua'nya, Alisa membuat minum untuk sang mertua. Dan saat air panas akan dituangkan, mendadak Arga memanggil namanya, hingga Alisa kaget dan air panas itu mengenai tangannya.
"ALISAA, AL, SINI AL" Panggil Arga dengan lumayan kencang.
"Aawww, Panaaass. KAK KAKAK, TOLONG AKU KAK" Alisa meminta tolong Arga, agar menghampirinya. Tak lama Arga datang ke hadapannya, dan menanyakan kenapa Alisa meminta tolong.
"Iya Al, kenapa teriak-teriak tadi?" tanya Arga.
"Ini Kak, aku kesiram air panas pas tadi mau nyeduh teh manis nya Ibu" jawab Alisa.
"Yaudah, sini Kakak baluri dulu sama minyak goreng untuk pertolongan pertama. Kalau nanti, melepuh dan masih panas, kasih tahu Kakak biar pulang kerja Kakak beli salep sekalian nanti" tutur Arga.
"Iya Kak, makasih yaa" ucap Alisa.
"Sini Kakak, baluri dulu"
Alisa memberikan tangannya pada Arga, lalu Arga membalurkan minyak goreng dingin dikulit Alisa yang kena air panas tadi.
"Udah Al, lain kali hati-hati ya. Oi'yah, sarapan udah siap kan, bentar lagi Kakak berangkat"
"Udah Kak, maaf ya kalau rasanya gaenak soalnya baru pertama kali masak" jujur Alisa, pada Arga.
"Iya, gapapa Sayang" jawab Arga.
Arga langsung ke meja makan, sedangkan Alisa meneruskan membuat teh yang sempat tertunda tadi, lalu memberikannya pada Ibu Dewi. Beruntung, Alisa tidak salah menakar gula putihnya tadi, meski sambil melamun. Selesai memberikan teh pada sang mertua, Alisa lanjut mandi, sementara Arga sarapan. Tak lupa, Alisa memberi tahu Arga, jika iya hendak mandi lebih dulu, karena pekerjaan Rumah telah selesai.
Ketika Alisa mandi, terasa ada yang memeluknya dari belakang, dan berbisik.
"Sayang, bolehkan s*x kilat dulu biar Kakak semangat kerja?"
Alisa pun tak mungkin menolak, Alisa langsung membalikan tubuhnya dan melingkarkan tangan dileher Arga. Lalu Arga mengangkat Alisa, keatas kloset. Mencumbu Alisa dengan penuh nikmat, membuat Alisa mendesah manja. Lanjut menyatukan tubuh mereka, dan menikmati percintaan mereka pagi itu hingga klimaks bersamaan.
"Makasih ya, Sayang" ucap Arga, sambil meremas gunung kembar Alisa. Dan Alisa tidak menjawabnya, Alisa hanya bisa mengatur nafasnya yang masih terengah-engah, namun kegiatan percintaan ini membuat Alisa kembali bersemangat, setelah tadi kecewa dengan perlakuan sang mertua. Selesai membersihkan diri, Alisa dengan hanya berbalut kimono handuk, kini Alisa mengeringkan rambutnya di depan meja rias. Dan melihat sang Istri begitu menggoda, membuat Arga kembali terpancing. Menghampiri Alisa, meremas gunung kembar Alisa yang belum terbungkus itu, lanjut kembali mencumbu Alisa, lalu melakukan penyatuan untuk yang kedua kalinya pagi itu, hingga membuat Arga telat berangkat ke Kantor lima belas menit. Beruntung Sekretaris Arga, mengerti akan boss'nya yang pengantin baru. Sehingga sang Sekretaris dengan rela menyelesaikan pekerjaan Arga sepenuhnya, Arga hanya tinggal tanda tangan saja.
Kini hari-hari Alisa, dipenuhi dengan pekerjaan Rumah yang tidak ada habisnya. Terlebih saat Ibu Dewi, menghentikan sang ART, dari saat itulah Alisa semakin kerepotan. Hingga saat dimana Kakak dari Arga menginap disana, semakin lengkaplah penderitaan Alisa. Dan yang paling menyakitkan, ketika Arga menerima gajih, yang paling besar diberikan pada Ibu Dewi, Alisa hanya sebagian kecilnya saja.
~~~~~•••~~~~~
Hari itu, hari dimana paling naas bagi Alisa. Saat Alisa mengepel lantai, datang dua orang perempuan yang masih cukup muda. Yang Alisa kenal itu adalah kedua Kakak dari Arga, dengan penuh ramah Alisa menyapa sang Kakak ipar.
"Kakak, apa kabarnya?" tanya Alisa, sambil menyodorkan tangan ingin bersalaman. Namun, kedua Kakak arga hanya menjawab ala kadarnya, dan tidak menyambut uluran tangan Alisa. Namun yang Alisa dapatkan, hanya perintah.
"Kabar baik Alisa, gausah basa basi deh loh. Sekarang cepat bikinkan kita minum, kita haus nih"
"I-Iya Kak, sebentar aku kan masih ngepel belum beres" jawab Alisa.
"Gwe gak mau tahu, pokoknya bikin minuman yang seger cepetan sekarang" Ujar Reisa, dengan nada memaksa.