Chereads / Kaya Setelah Tersakiti / Chapter 5 - Curi-curi, Kesempatan.

Chapter 5 - Curi-curi, Kesempatan.

Alisa, dan Arga kini resmi bertunangan. Selesai acara, keluarga Arga lebih dulu pulang diantar sopir. Sedangkan Arga diminta menginap beberapa hari oleh Orang Tua Alisa, karena ingin mengenal dekat Arga. Ayah Alisa ingin menilai bagaimana karakter Arga sebenarnya, oleh karenanya Ayah Alisa berencana tidak akan membeberkan siapa dia sebenarnya. Bahkan, Pak Suryadi akan meminta pada semua Kakak'nya Alisa agar jangan menunjukan harta mereka di depan Arga. Jadi Sore itu Pak Suryadi, memanggil semua Kakak Alisa, karena ingin berbicara serius mengenai rencananya. Sedangkan Arga, sedang tidak ada di Rumah. Karena saat itu Alisa mengajak jalan-jalan Arga berkeliling kampung dengan menggunakan sepeda motor sang Ayah. Setelah kumpul, Bagus langsung menanyakan apa maksud sang Ayah mengumpulkan mereka sore itu.

"Ada apa sih, Ayah ngumpulin kita disini?" tanya Bagus.

"Iya nih, tumben Ayah suruh kita ngumpul tanpa Alisa tahu" tanya Yoga, menimpali.

"Tenang, dengerin Ayah dulu. Hari ini kan adik kesayangan kalian, telah ada yang melamar. Tapi bukan berarti, kalian lepas menjaganya. Hanya saja, Ayah tidak percaya sepenuhnya dengan Arga. Ayah ingin, Arga tidak usah tahu tentang Ayah sebenarnya. Apalagi kekayaan yang Ayah miliki, dia tidak usah tahu. Dan kalian, Bagus, juga Yoga jangan menunjukan siapa kalian sebenarnya. Biarkan seperti ini, karena selama mereka pacaran Arga tak pernah sekalipun kesini kan? Tiga Tahun pacaran, tiba-tiba melamar jadi Ayah tidak bisa percaya sama dia" Tutur Pak Suryadi, panjang lebar.

"Ohw gitu maksud Ayah, baik kami tidak akan terlalu dekat sama dia, kita akan jaga jarak, takutnya nanti ketahuan belangnya pas sudah menikah dengan Alisa lagi Yah?" Yoga, menanggapi.

"Gapapa, ketahuan setelah menikah paling juga pisah, dan Alisa pasti datang ke kita, gak masalah dia jadi Janda. Toh Ayah, masih bisa mencukupi dia dan Alisa punya Ijazah, dia bisa kerja nanti" jawab sang Ayah lagi. "Emang Risa juga, sempat melihat gelagat aneh dari Ibunya Ayah. Sewaktu mereka baru turun dari Mobil, kan gak sengaja Risa melihat raut muka Mamah'nya Arga tuh, dia jutek gitu Yah" tutur Risa, berterus terang.

"Tuh kan, apalagi seperti itu.Tapi ya kita doakan, semoga saja Alisa disayang sama keluarga Arga nantinya" Doa Pak Suryadi, penuh harap.

"Aamiin YRA" jawab mereka serentak.

Taklama obrolan mereka telah selesai, dan kembali ke aktifitas masing-masing.

Sedangkan di tempat lain, kini Arga dan Lisa tengah menikmati air terjun yang di sekitaran kampung Alisa. Alisa mengajak Arga kesana, agar tahu kalau disana ada air terjun yang indah untuk dinikmati.

"Air terjun'nya indah kan Kak?" tanya Alisa.

"Iya Sayang, bikin Kakak pingin renang dek" jawab Arga.

"Yaudah renang aja, disini jarang ada orang Kak, Kakak cukup pake celana Boxer aja. Kakak pakai celana Boxer kan?" tutur Alisa.

"Pake dong Sayang, masa enggak. Nah kalau kamu, gimana?" jawab Arga.

"Kalau aku sih udah siap baju Kak, ini di Tas. Aku bawa celana pendek, sama kaos" jawab Alisa.

"Yaudah ganti baju dulu, Sayang" Suruh Arga.

"Iya, aku mau ganti baju. Tapi dimana ya Kak, disini gak ada tempat buat ganti baju" tutur Alisa.

"Ganti baju aja di pojokan, aku gaakan ngintip ko" jawab Arga.

"Beneran loh Kak, jangan ngintip ya" Pinta Alisa.

"Iya Enggak Sayang" jawab Arga.

"Yaudah, aku ganti baju dulu deh" ujar Alisa, sambil berlalu.

Kini Alisa, berganti baju sedangkan Arga membuka baju nya, dan juga celana luar hanya menyisakan celana Boxer di tubuhnya. Memperlihatkan otot-otot yang menonjol, terlebih roti sobek pada perutnya, juga dada bidang yang menambah ketampanan Arga. Taklama Alisa selesai berganti baju, kini Alisa memakai celana hot pants serta kaos tanpa lengan sebagai atasan. Melihat Alisa selesai berganti baju, Arga pun mengajak untuk mereka berenang bareng. "Sayang sini, kita renang bareng nyemplung yu" Pinta Arga.

"Ayo Kak, kita mulai" jawab Alisa.

"Satu, dua, tiga" seru mereka berdua.

"Biyuurrr" kini mereka terhempas ke dalam air, dan lanjut berenang. Mereka menikmati moment itu begitu bahagia, hingga akhirnya mereka berhenti saat nafas mereka terengah-engah.

"Sayang, capek enggak?" tanya Arga.

"Capek, tapi seneng bisa menikmati keindahan alam, dan renang di air alami" jawab Alisa.

"Sini dong kalau capek, sama Kakak" jawab Arga.

Alisa pun menghampiri Arga, dan Arga memeluk Alisa dari belakang melingkarkan tangannya dengan mesra. Mengecup lembut pipi Alisa, dan menggigit kecil daun telinga Alisa, yang membuat Alisa meremang seketika. Alisa memejamkan mata menikmati sentuhan Arga, lalu Arga membalikan tubuh Alisa hingga berhadapan. Dan membelai lembut pipi Alisa, lalu menarik tengkuk Alisa, lanjut melumat bibir Alisa. Mereka pun berciuman dengan begitu mesra, hingga oksigen mereka habis. Dan Alisa berucap pada Arga.

"Kak, lebih baik kita pulang yu takut ada orang lewat, dan mengintip kita pacaran" Pinta Alisa.

"Yaudah yu, tapi sini sekali lagi Sayang" Arga kembali melumat bibir Alisa, dengan penuh nafsu.

Tak terasa kini malam hari telah tiba, setelah tadi menikmati air terjun. Kini Arga, juga Alisa dan kedua Orang Tua Alisa berkumpul di ruang keluarga menonton TV. Kedua Orang Tua Alisa, menggali tentang keluarga Arga, banyak sekali yang dipertanyakan. Sehingga Ayah Alisa, kini tahu jika Ibunya Arga adalah seorang Janda yang suaminya telah meninggal delapan Tahun yang lalu. Dan saat jam sepuluh malam, kedua Orang Tua Alisa beristirahat lebih dulu. Sedangkan Alisa, dan Arga masih menonton TV. Begitu Orang Tua Alisa, sudah tidak di hadapan mereka. Arga celingak celinguk melihat situasi, seperti orang yang hendak mencuri sesuatu. Lanjut mendekati Alisa, dan memeluk Alisa dengan mesra, serta berbisik ditelinga Alisa.

"Sayang, aku mau kamu" bisik Arga.

Sebagai wanita Dewasa, juga normal. Alisa tentu saja, tidak mampu menolak sentuhan Arga. Hingga saat Arga melumat bibirnya, Alisa langsung melumat kembali bibir Arga. Mereka saling memagut, begitu liyar. Semakin lama ciuman mereka, semakin liyar hingga kini tangan Arga menelusup masuk ke dalam piama tidur Alisa. Meremas gunung kembar Alisa, yang membuat Alisa melenguh dalam ciuman mereka. Namun tak lama, Alisa sadar jika mereka tengah berada di ruang keluarga. Yang sewaktu-waktu, bisa saja Ayah atau Ibu Alisa memergoki mereka.

"Kak, lepasin ini di ruang keluarga takutnya Ayah atau Ibu kebangun dan ke kamar mandi" bisik Alisa.

"Yaudah, kita ke kamar yu" jawab Arga, dengan berbisik pula.

"Yaudah yu, tapi aku gak mau kita kebablasan" jawab Alisa, tak kalah berbisik.

"Iya Sayang, Iya" jawab Arga.

Arga pun menggendong Alisa ala bridal, membawa Alisa ke kamar tamu dan merebahkannya diatas ranjang. Lanjut berkata pada Alisa.

"Sayang, bentar ya Kakak kunci pintu kamar kamu dulu dari luar, takutnya Ibu sama Ayah ngecek nanti" sahut Arga.

"Iya Kak" jawab Alisa.

Arga pun mengunci pintu kamar Alisa dengan perlahan, lanjut kembali ke kamar tamu.

Kini Arga telah berada di kamar tamu, bersama Alisa. Arga langsung naik keatas ranjang, menghampiri Allisa. Alisa yang duduk diatas ranjang, menyambut Arga dengan senyuman. Lalu, Arga berkata.

"Bisa kita mulai, Sayang?"

Alisa menjawab dengan anggukan. Lanjut Arga meraih dagu Alisa, melumat bibir Alisa dengan penuh hasrat, lenguhan pun terdengar dari bibir Alisa ditengah ciuman mereka. Kini mereka saling memagut, membelit lidah. Ditengah ciuman mereka, tangan Arga menelusup masuk kedalam baju Alisa. Meremas gunung kembar Alisa, yang masih terbungkus. Dengan masih berciuman, Arga membuka pengait bra Alisa hingga kini Arga bebas menjamah gunung kembar Alisa tanpa ada penghalang. Sambil berciuman, Arga meremas serta memilin pucuk gunung kembar Alisa, yang begitu ranum juga masih segel. Takpuas penghalang gunung kembar Alisa terlepas, kini Arga melepaskan baju piama Alisa, sehingga poloslah Alisa dibagian atas tubuhnya. Puas berciuman, kini Arga melumat daun telinga Alisa, lanjut memainkan lidah serta bibirnya ditengkuk Alisa, membuat Alisa semakin kenikmatan. Alisa menggigit bibir bawahnya menahan desahan. Berapa detik kemudian, kini Arga melumat juga menyesap pelan leher jenjang Alisa, yang begitu halus juga mulus. Hingga kini, Arga melumat, mengulum, menyesap kencang pucuk gunung kembar Alisa membuat Alisa semakin kenikmatan. Hingga Alisa pun mendesah perlahan, semakin lama kuluman juga sedotan Arga semakin kencang, semakin membuat Alisa dilanda kenikmatan disekujur tubuhnya. Gunung kembar yang begitu ranum, serta halus juga mulus, pucuk boba yang berwarna pink kecoklatan begitu menggiurkan bagi Arga.