Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhuh
Puji dan syukur selalu saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan novel dengan judul "Putra Langit Kamandaka Jagadita." Cerita fiksi romansa dan fantasi alam semesta paralel.
Novel ini menceritakan cerita fantasi dengan latar cerita yang beragam. menembus dimensi ruang dan waktu. Dengan jalan cerita peristiwa tidak selalu berada di satu latar, waktu dan tempat. Mengisahkan cerita kehidupan antar dimensi alam paralel.
Bermula dari sebuah ramalan para kaum suci membawa penderitaan hidup bagi Pangeran Kamandaka Jagadita. Pangeran Kamandaka Jagadita di ramal adalah seorang putra titisan dewa pembasmi siluman. Kekhawatiran penghuni alam siluman merasa terancam atas lahirnya pangeran Kamandaka Jagadita dan mulai terjadi gejolak di negeri siluman.
Pemberontakan empat anak raja sebelumnya. Mengubah keputusan raja Kawasa Dhara Barna dalam membesarkan pangeran. Raja memutuskan pangeran Kamandaka Jagadita di asuh oleh sepasang suami istri di alam manusia. Walaupun kondisi pangeran saat itu baru berumur sehari. Keputusan yang sangat berat telah di putuskan oleh sang raja. Pangeran Kamandaka Jagadita di bawa oleh empat pendekar kepercayaan sang raja ke alam manusia.
Rencana awal yang sudah tepat harus berubah total. Perjalanan hidup pangeran di alam manusia menjadi penuh lika liku. Keteledoran orang tua angkatnya. Menyebabkan pangeran di culik oleh para sindikat kejahatan anak.
*********
Alam semesta paralel. Tahun 1999.
Pagi hari, Perdana menteri kerajaan menghentikan kudanya di tengah jalan utama kota kerajaan kemudian ia mengeluarkan gulungan kain dari pinggangnya. Semua penduduk berkumpul dengan antusias mengelilingi kuda perdana menteri.
Perdana menteri kerajaan naga emas tidak ingin membuang waktu. Ia langsung membuka kain pengumuman dari raja Kawasa Dhara Barna dengan suara lantang dia mulai membaca.
"Titah baginda raja Kawasa Dhara Barna. Besok malam akan ada pesta menyambut kelahiran putra mahkota. Semua rakyat kerajaan Naga Emas agar berkumpul di lapangan istana!"
Penduduk masih terdiam sejenak sambil melihat perdana menteri menggulung kembali kain pengumuman. Tiba-tiba, "Hore!" sorak-sorai membahana di jalan utama kota kerajaan.
Sebagian penduduk menari-nari dan ada juga yang menangis bahagia. Raja Kawasa Dhara Barna sangat di cintai rakyatnya. Perdana menteri mengulum senyum dan segera kembali ke istana.
Berita kelahiran putra mahkota kerajaan Naga Emas mulai beredar luas seantero alam semesta paralel. Menuai suka dan tidak suka dari para penguasa alam siluman. Menurut ramalan para kaum suci. Putra mahkota adalah seorang putra langit. Merunut kaum suci. Pangeran adalah titisan dewa pembasmi siluman. Dia diutus untuk menghukum para siluman pengusik keseimbangan kehidupan alam semesta paralel.
Ramalan kaum suci membuat para siluman ketar-ketir dan mereka mendesak raja-raja siluman untuk melakukan penyerangan ke kerajaan Naga Emas. Membunuh sang putra langit sebelum menginjak dewasa, akan tetapi para raja siluman dari negeri siluman tidak berani melakukannya. Kesaktian raja Kawasa Dhara Barna dan di tambah para pendekar yang setia menjaga kerajaan, tidaklah mudah bagi mereka untuk bisa menembus beberapa pintu kerajaan yang di jaga oleh para kesatria sakti dengan prajurit tangguh.
Kegelisahan siluman sampai juga di istana kerajaan siluman ular emas. Putri Gayatri langsung membuat acara penjamuan makan. Dia menjamu ketiga adik kandungnya dengan tujuan utama mengajak mereka bersama-sama untuk menyerang kerajaan Naga Emas. Mereka duduk mengelilingi sebuah meja bundar terbuat dari batu permata berwarna biru yang terletak di tengah-tengah pelataran istana.
Selain ketiga adiknya, putri Gayatri turut menjamu lima tokoh raja siluman dengan kesaktian tinggi. Raja siluman kera, raja siluman gagak, raja siluman harimau, raja siluman gajah dan raja siluman babi. Kelima raja siluman sedang duduk mengitari meja bulat yang terbuat dari logam mulia, bersebelahan dengan meja putri Gayatri.
Ambisi menjadi penguasa menutup logika sehat putri Gayatri. Segala cara di tempuh untuk mendapatkan kembali kekuasaan kerajaan peninggalan leluhurnya. Memanfaatkan isu yang sedang di berkembang di negeri siluman. Kesempatan untuk mendapatkan pengaruh dan dukungan dari kaum siluman. Walaupun harapan untuk memenangkan peperangan sangat tipis sekali.
Putri Gayatri meletakkan cangkir perak di atas meja.
"Besok malam, kita harus segera melengserkan Kawasa Dhara Barna dari kerajaan Naga Emas. Kita ambil kembali hak kita dari raja penjilat." Ucapnya sembari melihat satu persatu wajah ketiga adiknya.
Raja siluman harimau terperangah mendengar perkataan putri Gayatri.
"Apa maksud ratu Gayatri?" tanya raja siluman harimau dengan antusias.
"Kawasa Dhara Barna bukanlah keturunan raja Wisesa. Kamilah keturunan raja Wisesa." Jawab putri Gayatri.
Pangeran Gama menunjuk dadanya. Otot rahangnya mengeras sembari menatap wajah raja siluman harimau.
"Sayalah putra mahkota kerajaan Naga Emas." Ujar pangeran Gama dengan suara menggeram.
"Satu jam setelah di nobatkan menjadi raja. Dia memerintahkan panglima perang membunuh ayahanda."
Putri Gayatri menimpali perkataan pangeran Gama dengan cerita memojokkan raja Kawasa Dhara Barna. Dia sengaja tebarkan cerita yang menarik untuk mendapatkan simpatik dari raja siluman.
Alis putri Darmastuti terangkat sembari membatin di dalam hatinya.
"Bukankah ayahanda masih hidup dan sedang bertapa."
"Sepertinya mereka sedang menebar fitnah. Saya pura-pura terpengaruh saja." Raja siluman gajah membatin.
"Saya kaget mendengar cerita ratu Gayatri. Padahal setahu saya, raja Kawasa Dhara Barna Memerintah dengan kebajikan, kebijaksanaan, dan kerendahan hati, menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya." Jawab raja siluman gajah sambil menggelengkan kepala.
"Um…, putri Gayatri sedang mencoba menghasut kami." Raja siluman kera membatin
"Saya baru tahu kalau raja Kawasa Dhara Barna bermuka dua. Di depan rakyat memakai topeng dewa di belakang rakyat memakai topeng iblis." Ucap Raja siluman kera.
Wajah putri Gayatri begitu semringah mendapat simpatik dari raja siluman.
"Betul sekali. Kita mesti gulingkan raja munafik besok malam." Jawab putri Gayatri.
"Hu!" pangeran Danu mendengus. ia memberikan setengah senyum, menampakkan keraguan hati atas rencana Gayatri.
"Apakah ayunda sudah yakin bisa memenangkan peperangan ini?" tanya pangeran Danu yang tidak begitu yakin akan bisa memenangkan peperangan.
Alis Gayatri terangkat, mempertegas keyakinannya. Dengan lantang dia menjawab dengan tegas.
"Yakin sekali. Apabila kita semuanya bersatu."
Pangeran Gama meletakan kedua tangannya di atas meja. Wajahnya datar tanpa ekspresi memandangi wajah Gayatri.
"Taktik penyerangannya bagaimana?" tanya pangeran Gama belum tertarik dengan ajakan putri Gayatri.
Putri Gayatri menyusun empat cangkir perak mengitari satu cangkir perak di atas meja.
"Ini istana Naga Emas." Terangnya. Sembari menggerakkan cangkir perak.
"Saya akan menyerang dari sisi timur kerajaan. Adinda Danu menyerang sisi barat, adinda Gama menyerang sisi selatan, Dinda Darmastuti menyerang sisi utara kerajaan." Putri Gayatri diam sejenak sembari memandangi wajah ketiga adiknya.
"Paham!" seru putri Gayatri.
Wajah Putri Darmastuti mengernyit. Bibirnya mengerucut ke arah lima raja siluman yang sedang menyimak pembicaraan mereka.
"Tugas mereka apa?" tanya putri Darmastuti.
Gayatri menoleh ke arah meja sebelah.
"Terserah mereka. Apakah mau ikut berperang atau tidak!" Jawab Gayatri dengan suara keras.
Kelima raja siluman saling melempar tatapan dan beberapa saat kemudian raja siluman harimau menjawab dengan lantang.
"Kami berlima sepakat tidak ikut menyerang! Mohon maaf!".
Alis putri Gayatri tersentak bersamaan dengan rona merah merayap di pipinya. Dia tidak menyangka kalau kelima raja siluman akan menolak.
"Ingat! Jika kami menang! Tidak akan ada tempat yang nyaman buat kerajaan kalian!"
Putri Gayatri menebarkan kalimat ancaman untuk menakuti nyali kelima raja siluman.
"Tidak apa-apa ratu Gayatri. Kami akan menyingkir ke alam manusia." Jawab raja siluman kera mempertegas keputusan mereka.
Dahi Putri Gayatri mengerut.
"Kenapa raja siluman kera berubah pikiran secepat ini? Kata-kata dia barusan, sangat membenci Kawasa Dhara Barna." Putri Gayatri membatin.
Suasana rapat menjadi hening. Ekspresi wajah putri Gayatri tampak tidak menyukai keputusan kelima raja siluman. Sorot mata tajam memperlihatkan kemarahan di dalam hatinya. Raja siluman babi berdiri dari tempat duduk.
"Terima kasih atas jamuannya putri Gayatri. Saya mohon diri." Ucap raja siluman babi dan satu persatu raja siluman ikut berdiri.
"Saya juga mohon diri." Ucap raja siluman harimau.
"Kami berdua ikut mohon diri." Ucap raja siluman gagak sembari menunjuk raja siluman gajah.
Tangan putri Gayatri mempersilakan mereka untuk meninggalkan jamuan.
"Silakan!" seru putri Gayatri dengan ketus
kemudian kelima raja siluman meninggalkan pelataran istana dengan wajah kecewa atas jamuan putri Gayatri.
Ketakutan raja siluman memupuskan harapan putri Gayatri. Raut mukanya datar memandangi wajah ketiga adiknya.
"Kalian bertiga bagaimana?" tanya putri Gayatri dengan suara parau.
Ketiga adiknya saling melempar tatapan mata. Pangeran Danu menghela nafas. Rona wajahnya menumpul.
"Adinda belum yakin dengan kekuatan kita." Cetusnya.
"Tapi…, adinda akan ikut berperang bersama dengan ayunda." Sambungnya.
Senyum menyeringai menempel di wajah putri Gayatri. Sepasang matanya melirik ke pangeran Gama dan putri Darmastuti.
"Adinda siap membantu ayunda." Jawab pangeran Gama dengan nada tertekan nafas.
Sedangkan putri Darmastuti mengerlingkan bola mata ke atas. Dia membatin sejenak di dalam hati.
"Sebenarnya saya malas mau berperang, tapi ya sudahlah. Saya ikut saja."
Senyum terpaksa di tampilkan pada wajah Putri Darmastuti.
"Adinda siap berperang." Ucap putri Darmastuti.
Putri Gayatri melepas senyum luas.
"Terima kasih. Kita harus menggerakkan pasukan malam ini. Perjalanan menuju kerajaan Naga Emas butuh waktu seharian." Ujarnya penuh ambisi.
Ketiga adiknya mangut-mangut mendengar perintah putri Gayatri.
Sembari melihat wajah ketiga adiknya, putri Gayatri mengeluarkan sebatang anak panah api dari belakang punggungnya.
"Saat langit membuka. Ayunda akan melepaskan panah api ke langit. Kita serentak menyerang." ujar putri Gayatri.
"Baiklah ayunda. Adinda sudah paham dan ijinkan adinda untuk kembali ke istana." Ujar Pangeran Gama
Kemudian dia beranjak dari tempat duduknya bersamaan dengan putri Darmastuti sambil mengatupkan kedua tangan di depan dadanya.
Sedangkan putri Darmastuti hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa.
Pangeran Danu ikut beranjak dari tempat duduknya.
"Adinda mohon diri juga ayunda." Ucapnya.
Putri Gayatri beranjak dari tempat duduknya dengan senyum menyeruak lebar di wajahnya sembari mempersilakan ketiga adiknya berjalan beriringan dengannya.
"Terima kasih atas bantuan adinda-adindaku." Ucap Putri Gayatri sambil berjalan berjejer menuju ke pintu utama istana.
"Sama-sama ayunda. Kami pulang sekarang." Jawab ketiga adiknya serentak,
Kemudian mereka bertiga berjalan ke kuda mereka sambil melambaikan tangan ke arah putri Gayatri.
Senyum menyeringai di wajah putri Gayatri sembari berdiri melihat ketiga adiknya meninggalkan istana. Dia begitu yakin dengan menyatukan empat kekuatan kerajaan, mampu menggulingkan kekuasaan Kawasa Dhara Barna.
Flashback.
Raja Wisesa adalah raja ke 20. Kala itu Raja Wisesa ingin turun dari Tahta dan menjadi seorang petapa. Dia melihat keempat anaknya bersifat angkuh tidak pantas menjadi penguasa kerajaan. Setelah mendengar cerita sifat surgawi Kawasa Dhara Barna dari perdana menteri dan penasihat kerajaan. Raja Wisesa segera menemui Kawasa Dhara Barna di desa bahari. Demi kecintaan raja Wisesa kepada rakyat. Ia menobatkan Kawasa Dhara Barna menjadi raja ke 21.
Setelah raja Wisesa mengasingkan diri ke sebuah tempat yang tidak mau di beritahukan kepada anak-anaknya. Keempat putra-putri raja Wisesa memutuskan keluar dari kerajaan Naga Emas.
Putri Gayatri berkelana dan berjumpa dengan ratu siluman ular emas kemudian dia membodohi ratu siluman ular emas dengan segala kelicikan. Dia mengambil seluruh kekuatan dalam tubuh ratu siluman ular emas dan menobatkan dirinya menjadi ratu siluman ular emas yang baru. Setelah berhasil menjadi ratu kerajaan siluman ular emas. Putri Gayatri menghabisi ratu sebelumnya.
Cara putri Gayatri ditiru oleh pangeran Gama. Ia menaklukkan para siluman dan mendirikan kerajaan Naga Perak di bantu oleh pangeran Danu. Sedangkan Putri Darmastuti tidak haus kekuasaan. Dia memilih berkelana mencari sahabat yang banyak di luar istana.
Bersambung...…
**************