Chereads / Transmigrasi ll 2 Jiwa dalam 1 Raga / Chapter 29 - Chapter 29. Sesak

Chapter 29 - Chapter 29. Sesak

"Mungkin memang sebaiknya aku tidak membuka hati untuk siapapun lagi"

-Ⓐ

-•-•-

Athena menguap pelan. Kepalanya terasa sedikit pusing karena terlalu banyak pikiran. Alea yang sudah kembali berada di raga Athena itu menghela nafas, lelah.

Semalam, jiwa Athena hampir saja berbuat nekat kembali. Untungnya berhasil di gagalkan, Alea merebut secara paksa kendali tubuh Athena.

Alea—atau kini sudah kembali di raga Athena melangkah pelan menuju kelas. Langkah malas, khas seorang Alea.

"Pengen cepet-cepet ketemu Ares." Gumamnya.

Baru saja memasuki kelas, netranya langsung di suguhi seorang gadis yang sedang memasukkan roti ke dalam mulut Ares. Seperti ada sesuatu yang aneh pada dada Athena. Rasanya sedikit, sesak?

Sadar di perhatikan, Ares melihat ke arah Athena. Athena tersenyum paksa dan melambai pelan.

"Pagi. Sorry, gue ganggu waktu kalian. Gue keluar aja."

"Gak papa kok. Taroh aja tas lo sini." Kata gadis di sebelah Ares.

"Gak usah, gue ke kantin aja. Bye Res, Stel."

Athena langsung keluar dari kelas dengan senyum palsu. Stella, mantan teman Athena. Ada hubungan apa ia dengan Ares?

Athena melangkah tanpa arah. Abel belum datang dan Liam masih izin. Langkah tanpa arahnya membawa ke toilet. Athena memasuki salah satu bilik dan duduk di atas toilet duduk yang sudah ia tutup.

Athena terdiam beberapa saat, setelahnya...ia menangis. Dadanya yang terasa sesak membuat Athena sedikit sulit bernafas. Tidak ada suara, hanya ada air mata.

Berulang kali Athena menghapus air matanya.

"Bodoh, ngapain lo nangis pe'a. Cengeng banget."

Meski mulutnya berkata begitu, air matanya tidak bisa berhenti.

"Lo itu nggak ada hubungan apa-apa dengan Ares, ngapain lo nangis?" Athena menutup matanya, bibirnya ia gigit guna menahan isakan yang ingin keluar.

"Lo bodoh, Lea."

°•°•°•

Bel tanda pelajaran pertama hendak di mulai berbunyi. Ares menatap malas gadis di sebelahnya yang sedari tadi tidak ingin beranjak pergi.

"Stel, pelajaran mau di mulai. Balik ke kelas lo sana."

"Gak mau ish."

"Anj jinjay." Batin Ares.

Guru yang mengajar pelajaran pertama masuk, Ares menghela nafas lega.

"Stella, kamu bukannya murid kelas sebelah? Sana balik ke kelas."

Mau tidak mau, Stella beranjak dari duduknya dan kembali ke kelas. Sebelum pergi, Stella berkata akan ke kelas itu lagi di jam istirahat.

Ares menelungkupkan kepalanya. Baru kali ini ia malas berada di sekolah. Ares menatap bangku Athena yang masih kosong, entah dimana pemilik bangku itu.

Seorang gadis memasuki kelas. Ia meminta maaf karena telat. Untungnya, guru di depan sana memaafkannya.

Gadis itu duduk di bangkunya, di sebelah Ares. Athena berusaha untuk tidak menatap Ares. Itu hanya akan membuat dadanya kembali sesak.

Pembelajaran pun di mulai. Sesekali, Ares melirik Athena yang sedang fokus menatap ke depan. Tanpa Ares ketahui, tidak ada satupun perkataan guru yang masuk di otak Athena.

"Na."

Athena diam.

"Na," Ares menusuk pelan lengan Athena menggunakan pulpen.

Athena menoleh, "kenapa?"

Ares terdiam beberapa saat, "Hidung lo, kenapa merah?"

Athena menghindari kontak mata dengan Ares. "Itu karena tadi gue banyak bersin. Hidung gue gatal."

"Jangan bohong."

"Gue nggak bohong."

"Na, liat gue."

"Paan sih."

"Na,"

"Athena, Ares, jangan pacaran mulu. Kalian memperhatikan penjelasan ibu atau tidak?"

Athena dan Ares sontak menatap ke depan. Pacaran? Dada Athena menjadi sedikit sesak kembali.

"Maaf Bu."

"Jangan ngobrol lagi. Nanti ibu kasih pertanyaan, awas aja kalo nggak bisa jawab."

"Iya Bu."

•°•°•°

"Na. Ke kantin bareng?" ajak Ares.

"Bo--"

"Ares!"

Athena dan Ares langsung melihat ke arah pintu kelas. Di sana, Stella sedang melambai ke arah Ares.

"Nggak deh. Gue udah kenyang."

"Tapi..."

"Sayang, ayo ke kantin." Kata Stella yang sudah bergelantung di lengan Ares.

"Sa-yang?" gumam Athena.

"Hm? Lo bilang apa, Na?" tanya Stella dengan senyum manisnya.

Athena menggeleng cepat, "Nggak kok." Athena langsung mengambil novel yang selalu ia bawa ke sekolah dan pamit untuk ke perpustakaan.

Di sinilah Athena berada. Di perpustakaan yang sangat sepi dan tidak banyak orang. Hanya ada gadis berkacamata yang sedang menjaga perpustakaan.

Berulang kali Athena membalikkan lembar buku yang sedang ia baca. Athena tengah berusaha untuk mengalihkan pikirannya dari Ares. Namun sepertinya usahanya sia-sia. Athena menghela nafas panjang dan menelungkupkan kepalanya.

"Thena!"

Athena menatap pintu perpustakaan. Di sana, Abel sedang nyengir karena di tegur oleh gadis berkacamata.

"Maaf, kak. Di perpustakaan nggak boleh ribut. Mohon pengertiannya."

"Maaf, dek. Refleks."

Adik kelas itu tersenyum canggung. Abel langsung saja menghampiri Athena dan duduk di sebelah gadis itu.

"Lo kenapa nggak ke kantin, sih? Nggak lapar lo?"

"Nggak."

Athena yang kembali membaca buku itu melirik malas ke arah Abel yang sedang menopang dagunya. Abel tersenyum tipis melihat raut kesal yang kentara di wajah Athena.

"Apa jangan-jangan, gara-gara Ares sama cewe lain?"

Athena sontak menoleh, "Nggak!"

"Lo nggak pintar bohong, Na."

Athena menutup bukunya, "Lo tau kenapa Stella bisa sedekat itu dengan Ares?"

Abel tersenyum tipis. Ternyata dugaannya benar. "Gue tau."

Athena langsung menatap Abel, minta penjelasan.

"Oke oke. Bakal gue jelasin. Jadi, Ares di jodohin dengan Stella."

"Di jodohin?" beo Athena.

Abel mengangguk. "Sewaktu Ares izin, itu yang terjadi. Sebenarnya, Ares menolak perjodohannya. Tapi Stella ngancam bakal bunuh diri kalo Ares nolak. Maksa banget nggak sih?"

"Ternyata Stella nggak sebaik yang gue duga."

"Jadi, gue harus gimana?"

"Harus gimana apanya?" tanya Abel, jahil.

Athena berdecak kesal. "Nggak usah sok nggak tau deh."

"Apanya?"

"Abel, ih!"

Abel tertawa pelan. "Kalo gitu, gue tanya sama lo. Lo suka sama Ares?"

Athena terdiam, namun wajahnya memerah. "S-suka." Kata Athena, sangat pelan.

"Hah? Gue nggak dengar."

"Iya! Gue suka Ares. Puas lo?" Kesal Athena.

Abel tertawa. "Iya-iya. Sorry Na. Gue cuman mau mastiin perasaan lo aja."

Athena berdecak, "Jadi? Gue harus gimana?"

Abel mendekat, membisikkan sesuatu di telinga Athena. "Besok bakal ada acara keluarga di rumah gue. Gimana kalo lo datang? Pastinya, orang tua Ares dan Stella datang."

"Besok?"

==============♧=============