Chereads / Kumpulan Cerita Lesbian (21+) / Chapter 2 - Satanophany Fanfiction: Main Bertiga di Perpustakaan

Chapter 2 - Satanophany Fanfiction: Main Bertiga di Perpustakaan

Kedua perempuan berambut pendek itu berjalan di lorong penjara. Magaki Shion yang berambut pendek warna hitam dengan perawakan tubuh yang kekar. Mengingat dia merupakan perempuan yang memiliki postur tubuh yang tegap dan berotot six packs. Sementara di sampingnya adalah Kuroki Yoko, seorang perempuan berambut pendek berwarna cokelat dengan penampilannya yang feminim. Berbanding terbalik dengan Chion yang tomboy.

Aku berjalan di belakang mereka dan mengikutinya masuk ke dalam perpustakaan.

"Jangan khawatir. Lagian ini adalah tempat yang sepi untuk bermain bertiga. Lagian aku sudah mematikan CCTV-nya," ujarku kepada kedua perempuan lesbian tersebut.

"Terima kasih, Arif-san. Aku benar-benar senang," balas Yoko dengan suaranya yang lembut dan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.

Kami bertiga berjalan ke salah satu barisan buku.

Yoko mendorong tubuh Shion ke lemari buku. Tangan kanannya meraba area kewanitanaan Shion. Sementara aku memegang wajah Shion dan segera mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Walaupun Shion itu perempuan yang tomboy, tapi kalau untuk urusan seks. Dia itu hanyalah perempuan biasa, tidak seperti Yoko yang terlihat feminim tapi berperan sebagai pasangan laki-laki.

Walaupun aku tengah mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Tapi aku bisa merasakan Shion tengah meringis perih ketika Yoko meraba area kewanitaannya. Secara perlahan Yoko melepas celana panjang yang dikenakan oleh Shion. Sedangkan aku memeluk Shion dari samping. Tangan kananku membelai lembut rambut hitamnya yang pendek, sementara tangan kiriku meremas-remas gunung kembarnya secara bergantian.

"Susumu keras juga. Sehingga membuatku semakin bergairah," godaku pada Shion.

Yoko dan aku secara bergantian menjilati tubuh Shion. Sambil menjilati tubuh bagian bawah Shion. Kami berdua saling berciuman dan lidah kami saling bertautan.

"Ini pertama kalinya aku berciuman dengan lelaki," ujar Yoko.

"Benarkah," kataku sedikit tidak percaya.

"Tentu saja, Arif-san. Karena ciuman pertamaku adalah seorang perempuan," balas Yoko yang menjelaskan akan dirinya.

Sambil menjilati perut Shion yang six packs, kedua tangan kami meremas-remas gunung kembarnya Shion. Di mana Yoko meremas gunung kembar bagian kiri, sementara aku meremas-remas gunung kembar bagian kanan. Secara perlahan kami bergerak naik dan kami mulai menjilati dan mengulum gunung kembarnya Shion dengan keras.

Shion menggigit jari telunjuknya untuk mengurangi rasa sakit dan perih. Semakin perih rasa sakit yang diderita oleh Shion. Semakin kami bergairah untuk berhubungan seks.

"Apakah sudah selesai?" tanya Shion.

"Belum selesai," jawab kami berdua dengan kompaknya.

Aku berdiri di belakang Shion untuk menahan tubuhnya. Kedua tanganku meremas-remas gunung kembarnya yang berukuran d-cup. Sementara Yoko berjongkok di depan area kewanitaan Shion yang begitu seksi dan kuat. Yoko menjilati area kewanitaan Shion, sambil memainkan jari-jemarinya di area kewanitaannya Shion.

"Sakit. Sakit, Yoko," ujar Shion dengan air mata yang mengalir membasahi wajah cantiknya.

"Walaupun sakit, tapi kau menikmatinya kan, Shion-san," balas Yoko sambil menjilati area kewanitaan Shion.

Tangan kiri Shion menekan kepala Yoko agar dia bisa menjilati area kewanitaannya lebih dalam. Sementara aku tengah dalam posisi berdiri sambil meremas-remas gunung kembarnya Shion dan menjilati lehernya.

Tangan kananku menggenggam dada bagian kanan Shion, sementara tangan kiriku menjangkau dagunya Shion, dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu.

Setelah Yoko selesai menjilati area kewanitaan Shion. Aku segera menanggalkan celana panjangku. Aku menggenggam kepalanya Yoko dan memaksa Yoko untuk mengulum alat kejantananku yang sudah tegang dan tegak lurus. Aku bergerak maju mundur sambil menggenggam kepalanya Yoko, hingga akhirnya cairan putih kental keluar, dan membasahi wajah cantik Yoko.

Yoko terlihat batuk-batuk setelah aku paksa dia untuk mengulum kejantananku hingga muncrat dan membasahi wajah cantiknya.

Yoko berdiri membelakangan Shion. Tangan kanannya Yoko mengangkat kaki kanan Shion. Sementara tangan kirinya Yoko meraba-raba dengan pelan area kewanitaan Shion.

"Ayo, Arif-san. Tanamkan benih-benih cintamu dalam rahimnya Shion."

Aku tersenyum bahagia mendengarnya. Tanpa basa-basi, aku memasukkan alat kejantananku ke dalam area kewanitaan Shion. Dari depan aku menggerakkan maju-mundur alat kejantananku pada area kewanitaan Shion. Sementara dari belakang, Yoko meremas-remas gunung kembarnya Shion, dan menjilati lehernya.

Shion merintih kesakitan dan berteriak, yang justru tindakannya membuat aku, dan Yoko semakin bergairah dalam menggaulinya. Di dalam rahimnya Shion, alat kejantananku mengeluarkan cairan putih kental yang cukup banyak.

Setelah aku menanamkan benih-benih cintaku pada rahimnya Shion. Aku dan Yoko secara bergantian menjilati area kewanitaan Shion yang basah. Aku dan Yoko juga saling berbagi ciuman.

Yoko masih menjilati area kewanitaan Shion. Sementara aku menyuruh Shion untuk mengulum kejantananku. Rasanya geli ketika perempuan tomboy yang aslinya feminim itu menjilati dan mengulum kejantananku.

Shion mengulum kejantananku dengan penuh penghayatan. Sepasang tanganku menggenggam kepala Shion dan memaju-mundurkan kejantananku yang tengah dihisap oleh Shion. Lagi-lagi cairan kejantananku yang putih lagi kental membasahi wajah tampan nan rupawan Shion.

Melihat betapa basahnya wajah Shion membuat syahwat Yoko semakin membesar. Setelah selesai menjilati area kewanitaan Shion. Yoko segera menjilati wajah Shion yang dibasahi oleh cairan cinta milikku.

Sambil kedua perempuan lesbian itu saling berciuman. Aku melucuti celana Yoko dan memasukkan kejantananku ke dalam lubang cintanya. Yoko begitu kaget ketika lubangnya dimasukkan kejantananku.

Aku bahkan kaget ketika memasukkan kejantananku ke dalam lubang cintanya Yoko. Di mana aku baru tahu bahwa dia masih perawan.

"Ternyata kau masih perawan yah, Yoko. Tapi jangan khawatir. Bagaimanapun juga kalian berdua akan menjadi ibu bagi anak-anak kita dan mereka pasti sangat bersyukur memiliki dua ibu yang saling mencintai," kataku sambil bergerak maju-mundur menanamkan benih-benih cinta pada rahimnya Yoko.

Yoko berteriak kesakitan ketika aku bergerak semakin keras dalam menanamkan benih-benih cintaku. Aku tidak menyangka, ternyata cukup merepotkan juga menggauli dua perempuan lesbian. Akan tetapi ini sangat menyenangkan. Karena para perempuan lesbian itu memang pantas untuk dicintai dan dijadikan sebagai tempat untuk berkembangnya benih-benih cinta.

Walaupun aku telah berhenti menikmati lubang cintanya. Akan tetapi, kedua perempuan lesbian itu masih bermain bibir, dan berbagi ciuman yang begitu menggoda.