Siswa kelas 2-A Akademi Tenbi tengah melaksanakan pelajaran matematika dengan Guru Tomika Amato.
"Anak-anak, silahkan ukur volume dada kalian masing-masing," jelas sang Guru kepada seluruh murid perempuannya dengan nada menggoda.
Seluruh siswa perempuan benar-benar terkejut akan tugas yang disampaikan oleh Guru mereka.
"Kenapa kita harus melakukan hal seperti itu?" tanya Azuki Shinatsu yang geram sambil memukul mejanya.
Tomika Amato menatap tajam Azuki Shinatsu yang dikenal sebagai perempuan tomboy. "Ini adalah perintah dari Guru kalian. Mengerti!" kalimat bernada dingin itu meluncur dari sang Guru.
Karena suasana atmosfer kelas yang mendadak dingin. Akhirnya para murid pasrah akan keputusan tersebut.
Chacha Akaza yang merupakan perempuan dengan ukuran dada terbesar di kelas tengah meremas-remas dadanya sambil berujar, "Bagaimana caranya mengukur volume ini?"
Azuki Shinatsu dan Haruko Amaya menatap dada Chacha Akaza yang begitu besar.
"Sensei, bolehkah kami memegang dadanya Chacha Akaza. Mengingat dia memiliki dada terbesar di sini. Cukup gunakan satu model saja untuk menjawab tugas darimu," kata Azuki Shinatsu.
"Bagaimana menurutmu, Chacha Akaza?" tanya Tomika Amato kepada muridnya yang berkulit gelap juga berdada besar itu.
"Tidak masalah, Tomika-sensei. Lagian aku sangat senang kalau teman-teman mau memegang dadaku yang besar ini. Kalian juga boleh ku melakukan apa saja terhadap tubuhku ini," jawab Chacha Akaza dengan senang hati sambil masih meremas-remas dadanya yang berukuran besar.
"Kalau gitu, ayo!" seru Azuki Shinatsu dengan penuh semangat.
Para anak-anak perempuan segera mengerumini Chacha Akaza. Secara bersamaan mereka meremas-remas perempuan berdada besar dan berkulit gelap tersebut.
Chacha Akaza begitu senang ketika seluruh teman-teman sekelasnya meremas-remas dadanya. Selain meremas-remas dadanya, ada juga beberapa temannya yang mereba-raba area tubuh lainnya, termasuk menjilati area kewanitaannya, dan juga menciumi bibir, serta menjilati wajah manisnya.
"Oh, ini benar-benar nikmat," ungkap Chacha Akaza dalam hatinya.
Azuki Shinatsu dengan meremas-remas dada kanan Chacha Akaza. Sementara Haruko Amaya sedang meremas-remas dada kiri Chacha Akaza. Sambil meremas-remas dada besarnya Chacha Akaza. Mereka berdua secara bergantian menciumi bibirnya Chacha Akaza dan juga menjilati leher serta wajahnya.
"Ini adalah kesempatan dan momen yang bagus. Mengingat aku juga suka sama Chacha Akaza," ujar Azuki Shinatsu dalam hatinya.
"Aku senang bisa berbagi menikmati keindahan tubuh Chacha Akaza dengan teman-teman yang lainnya. Mengingat hal ini belum tentu terjadi di lain waktu," ujar Haruko Amaya dalam hatinya.
Suasana pelajaran matematika yang harus dilakukan secara teoritis. Kini berubah menjadi praktek biologi, di mana Chacha Akaza menjadi model dalam praktek biologi tersebut.
Para siswa perempuan mengantri untuk mendapatkan bagiannya, yaitu meremas-remas dadanya Chacha Akaza, dan menciumi bibirnya.
"Yang sabar yah. Kalau sudah, beri kesempatan kepada teman-teman kalian yang belum," ujar Guru Tomiko Amato.
"Kalau kalian mau. Silahkan jilat dan cium area kewanitaanku," ujar Chacha Akaza yang tengah diremas-remas dadanya dan dijilati wajahnya secara bersamaan oleh Azuki Shinatsu dan Haruko Amaya.
Di antara mereka yang tidak mendapatkan bagian meremas-remas dan mencium bibirnya Chacha Akaza. Maka mereka mendapatkan alternatif lain, yaitu menjilati, dan menciumi area kewanitaan Chacha Akaza.
Chacha Akaza begitu bergairah menjadikan dirinya sebagai objek praktek biologi dari teman-teman sekelasnya. Chacha Akaza juga menikmati hubungan tersebut. Dia begitu senang bahwa dirinya digangbang oleh teman-teman sekelasnya. Mengingat hal tersebut membuktikan bahwa dirinya begitu dicintai oleh seluruh teman-temannya.
"Aku senang dan bahagia bisa berbagi tubuhku ini dengan teman-teman. Aku juga mencintai dan menyayangi seluruh teman-temanku. Makanya aku ikhlas jika berbagi tubuh dan cinta ini dengan mereka."
Seragam sekolah Chacha Akaza dilucuti hingga mmebuat telanjang bulat. Selain meremas-remas dadanya. Mereka semua secara bergantian menjilati puting payudaranya dan mengulumnya. Mereka yang belum kebagian jatah hanya bisa memegang-megang dadanya Chacha serta meraba-raba bagian tubuhnya Chacha yang lainnya, seperti perut, tangan, kaki, dan area kewanitaan.
Secara bergantian seluruh siswa mendapatkan bagian dan jatahnya masing-masing. Satu per satu mereka beremas-remas dadanya Chacha Akaza sambil beradu bibir alias berciuman sehingga membuat suasana kelas 2-A di Akademi Tenbi menjadi semakin panas.
Seluruh murid kelas 2-A bersorak sorai ketika melihat Chacha Akaza dan Haruko Amaya saling berciuman dan meremas-remas dadanya masing-masing. Mengingat baik Chacha Akaza maupun Haruko Amaya merupakan dua murid dengan ukuran dada terbesar di angkatannya.
Dari samping kanan, Azuki Shinatsu memasukkan jari tengah, dan jari manisnya ke dalam area kewanitaan Chacha Akaza. Azuki Shinatsu menggerakkan jari-jarinya dengan keras pada area kewanitaan Chacha Akaza hingga keluar cairan bening yang cukup banyak dari sana.
Tangan kanannya Azuki Shinatsu sontak basah akibat cairan bening yang keluar dari area kewanitaannya Chacha Akaza.
"Jilat tanganku yang basah ini, Chacha Akaza. Mumpung masih basah."
Chacha Akaza untuk menjilati tangannya si Azuki Shinatsu yang basah tersebut akibat cairan yang keluar dari area kewanitaannya.
Bel sekolah berbunyi dengan kencang. Sehingga siswa kelas 2-A Akademi Tenbi harus menghentikkan kegiatan belajarnya untuk pulang.
"Baiklah, pembelajaran sekarang telah berakhir. Ibu ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kalian atas apresiasi dan kesungguhan kalian dalam mengikuti pelajaran matematika," ujar Guru Tomika Amato. "Sebagai bentuk penghargaan dan juga rasa cinta serta kasih sayang kepada Chacha Akaza. Bagaimana jika kita saling berpelukan dan memeluk Chacha Akaza. Mengingat kita semua di sini adalah keluarga?"
"Kami setuju, Tomika-sensei," jawab seluruh siswa kelas 2-A Akademi Tenbi dengan penuh rasa semangat.
Chacha Akaza mengenakan seragam sekolahnya setelah dia dilucuti dan digangbang oleh teman-teman perempuan sekelasnya.
Setelah Chacha Akaza mengenakan seragam sekolahnya. Seluruh siswa saling berpelukan dan memeluk Chacha Akaza.