Floreytia Capistrano. Dia adalah sosok pemimpin militer muda yang tegas, cantik, berwibawa, dan seksi. Dia sedang duduk-bersantai di ruangannya sambil membaca buku. Dia adalah seorang perempuan Eropa berbadan tinggi dengan rubuhnya yang ramping, berambut perak, bermata ungu dengan dadanya yang berukuran besar.
Seorang gadis berambut pendek model bob berwarna pirang, berwajah imut, dan bermata biru laut berjalan memasuki ruangan. Di dalam ruangan tersebut, Milinda Brantini melihat Floreytia yang tengah fokus membaca buku. Saking fokusnya membaca buku, Froleytia tidak tahu bahwa Puteri Milinda memasuki ruangannya.
Melihat Froleytia yang sedang tidak fokus membuat Puteri Milinda ingin memberikan sebuah kejutan untuknya. Mengingat Puteri Milinda menaruh perasaan cinta pada Froleytia.
Puteri Milinda bergerak dengan hati-hati. Begitu dia berada di belakang Froleytia yang tengah sibuk membaca buku. Dia segera memegang sepasang gunung kembar Froleytia.
Froleytia benar-benar terkejut ketika gunung kembarnya dipegang secara tiba-tiba dari belakang oleh Puteri Milinda.
Ketika Froleytia menengok ke belakang.
"Oh, Tuan Puteri."
"Kau terlalu fokus sampai tidak sadar akan kehadiran diriku."
Puteri Milinda meremas-remas gunung kembar Froleytia yang berukuran besar. Froleytia merasa geli ketika gunung kembarnya diremas-remas oleh Puteri Milinda, tapi dia juga menikmatinya. Mengingat Froleytia juga mencintai Puteri Milinda.
Puteri Milinda terus meremas-remas gunung kembar Froleytia sambil dia menjilati setiap inchi lehernya.
"Itu benar-benar menggelikan, Puteri Milinda," kata Froleytia dengan wajahnya yang memerah.
Tangan kanan Puteri Milinda memegang dagu Froleytia dan segera mencium bibirnya, sementara tangan kirinya masih tetap menggenggam gunung kembarnya. Froleytia tidak menyangka Puteri Milinda akan bertindak sejauh ini.
Kedua perempuan itu berciuman dengan penuh nafsu. Bagi Froleytia, itu adalah ciuman yang penuh dengan hasrat, dan cinta yang begitu dalam.
Setelah berciuman. Puteri Milinda kini berjongkok di hadapan Froleytia.
"Sebuah pemandangan yang indah dengan celana dalam magenta yang begitu membara. Sepertinya cintaku semakin membara padamu, Froleytia."
"Tubuhku adalah milikmu, Puteri Milinda. Maka lakukanlah apapun yang kau mau pada tubuhku ini," ujar Froleytia pasrah untuk digauli oleh Puteri Milinda.
Dia menjilati area kewanitaan Froleytia dan menciuminya. Setelah itu, Puteri Milinda melucuti celana dalam Froleytia yang berwarna magenta, dan dia kembali menjilati area kewanitaan Froleytia serta bagian kakinya yang begitu mulus.
Froleytia terlihat begitu menikmati setiap jilatan dari Puteri Milinda terhadap tubuhnya. Begitupula dengan Puteri Milinda yang begitu menghayati juga menikmati akan keindahan tubuh dari Froleytia.
Puteri Milinda membuka kancing seragam Froleytia. Dia juga membuka bra Froleytia yang begitu lucu.
"Aku haus, Froleytia. Maka dari itu. Aku mau minum susumu."
"Silahkan saja, Tuan Puteri."
Puteri Milinda menggenggam sepasang gunung kembar Froleytia. Dia meremas-remasnya secara pelan lalu menggigit dada kanan Froleytia.
Froleytia awalnya sedikit meringis kesakitan ketika Puteri Milinda menggigit dadanya dan berusaha untuk meminum air susunya. Froleytia membelai lembut kepala Puteri Milinda yang tengah meminum susunya. Secara bergantian Puteri Milinda menggigit gunung kembarnya.
Saking lelahnya Puteri Milinda. Dia tertidur dalam pelukan dan belaian Froleytia.
"Tidak ada hal yang indah selain melihatmu tertidur dengan begitu damainya dalam pelukanku, Puteri Milinda."
Froleytia kemudian memberikan ciuman singkat pada jidat Puteri Milinda.