Orang-orang tengah berpesta di sebuah rumah. Mereka tertawa bahagia dan saling bertukar gelas sake sebagai simbol betapa eratnya hubungan pertemanan antara mereka. Sebagai seorang Samurai yang tengah menjalani sebuah petualangan, Chifusa Manyuu, dan Kaede turut hadir dalam pesta tersebut.
Kaede sangatlah terobsesi dengan Chifusa Manyuu, mengingat Chifusa Manyuu memiliki dada yang berukuran begitu besar, dan membuatnya ingin sekali menikmati kebesaran dada sang sahabatnya tersebut.
"Jangan terlalu berlebihan, Chifusa-sama," ujar Kaede kepada sahabatnya yang kebanyakan minum sake.
"Aku baik-baik saja, Kaede," balas Chifusa Manyuu. "Aku hanya ingin menghormati sang Tuan Rumah."
Melihat Chifusa Manyuu yang dalam keadaan mabuk membuat Kaeda berpikir untuk mencumbu tubuh indah sahabatnya. Dia memperhatikan dengan seksama tubuh Chifusa Manyuu yang begitu seksi yang dibalut dengan kimono berwarna ungu.
Dalam keadaan sempoyongan, Chifusa Manyuu berjalan keluar dari rumah diadakannya pesta tersebut.
"Mau ke mana Chifusa-sama?" tanya Kaede.
"Aku mau cuci muka dulu sebentar."
Chifusa Manyuu berjalan menuju ke arah sumber air yang terletak 20 meter di timur rumah tersebut. Sementara Kaeda segera bergerak dengan cepat melompati pepohonan tanpa diketahui oleh Chifusa Manyuu.
Dari balik sebuah pohon, Kaede menunggu kedatangan Chifusa Manyuu menuju ke sumber air yang tengah dia tuju.
Chifusa Manyuu datang di sumber air tersebut. Dia mengambil gayung dan menggunakan gayung tersebut untuk mengambil hair dan menghilangkan dahaga pada dirinya. Melihat Chifusa yang tidak menyadari dirinya, Kaede segera bergerak dengan cepat, dan melakukan aksinya. Chifusa kaget ketika dari belakang seseorang membekap mulutnya dengan sebuah kain basah dan memegang payudara kanannya.
"Kaede," ujar Chifusa Manyuu tidak jelas.
"Maafkan aku Chifusa-sama jika aku membuatmu tidak berdaya meskipun kau masih sadar," ujar Kaeda dengan nada dingin.
Chifusa Manyuu berusaha untuk bertanya kepada Kaeda, tapi suaranya tidak keluar.
"Mungkinkah ini efek obat yang digunakan oleh Kaede," pikirnya.
"Janga khawatir, Chifusa-sama. Lagian aku ingin sekali melakukannya denganmu," ujar Kaede dengan seringai mesum di wajahnya.
Kaede segera membopong tubuh Chifusa Manyuu ke perkebunan, di mana dia sudah tidak sabar untuk mencumbu tubuh indah sahabatnya.
Kaeda menaruh tubuh Chifusa Manyuu di atas tanah dan meremas-remas kedua payudaranya yang begitu besar.
"Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi, Chifusa-sama. Aku benar-benar ingin melakukan ini denganmu, karena hanya kaulah yang aku cinta."
Chifusa Manyuu hanya bisa pasrah ketika Kaede meremas-remas payudaranya yang begitu besar. Kaede membuka kimono ungu sahabatnya dan memperlihatkan payudaranya yang besar dengan putingnya yang menegang.
"Lihatlah kedua putingmu yang mulai menegang. Melihatnya saja benar-benar membuatku semakin terangsang. Kebetulan aku ingin minum susu langsung dari kemasannya."
Kaede segera menggigit puting payudara bagian kanan Chifusa Manyuu yang menegang. Sambil menggigit puting payudara kanan sahabatnya, kedua tangan Kaede meremas-remas payudara Chifusa Manyuu.
Untuk menahan rasa perih, Chifusa Manyuu menggigit bibir bawahnya, dan hanya bisa pasrah dalam keadaan ini. Walaupun Chifusa Manyuu juga menikmatinya dan juga ingin bercinta dengan Kaede.
Wajah Chifusa Manyuu terlihat begitu merah dan bagi Kaede itu membuatnya terlihat semakin cantik, imut, dan seksi. Kaede kemudian menggigit payudara bagian kiri Chifusa Manyuu.
Kaede begitu menikmati lezat dan segarnya air susu milik sahabatnya. Payudara besar milik Chifusa Manyuu itu memiliki banyak kandungan gizi dan begitu menyegar serta lzat ketika Kaede meminumnya.
Dengan mulut yang dipenuhi dengan air susu dan dalam keadaan yang masih meremas-remas payudara. Kaede segera mencium bibir Chifusa Manyuu dan mentransfer air susu di dalam mulutnya ke mulut sahabatnya.
Kedua perempuan lesbian itu saling berciuman dan bermesraan di tengah hutan bambu dengan disinari cahaya rembulan yang terang. Walaupun awalnya terkesan menolak, tetapi Chifusa Manyuu menikmati setiap adegan bersama Kaede. Mengingat bagaimanapun juga Kaede adalah sahabatnya sejak kecil.
Kaede menghentikan kegiatan ciumannya dengan air liur yang menghubungkan antara mulutnya dengan mulut sahabatnya.
"Tidak peduli apapun yang terjadi. Aku akan selalu bersamamu dan mencintaimu, Chifusa-sama," kata Kaede sambil membelai lembut wajah sahabatnya.
Chifusa Manyuu tersenyum bahagia sambil membalas belaian lembut sahabatnya.
Kaede kemudian melanjutkan meremas-remas payudara besar sahabatnya dan mencumbu lehernya. Dia menggigit, menjilat, dan menciumi setiap inci leher Chifusa Manyuu.
Walaupun terasa geli, akan tetapi Chifusa Manyuu terlihat begitu bahagia. Di mana dia begitu menikmati hubungannya dengan Kaede. Chifusa Manyuu juga merasa nikmati akan tindakan yang dilakukan oleh Kaede terhadap tubuhnya.
Obsesi terbesar Kaede hanyalah pada dada besar Chifusa Manyuu. Dadanya yang berukuran besar membuat Kaede sangat ingin memiliki Chifusa Manyuu dan ingin selalu bersama sang sahabat ke manapun Chifusa Manyuu melangkahkan kakinya.
Tidak peduli akan segala halangan yang ada. Tidak peduli akan segala ancaman yang muncul. Kaede hanya ingin bersama Chifusa Manyuu. Ingin hidup bersamanya sebagai sahabat sekaligus kekasih hingga perjalanan mereka berdua berakhir ketika waktu berhenti.
Di bawah sinar rembulan dan di tengah bambu-bambu yang menjulang tinggi. Sepasang perempuan lesbian itu tertidur dengan wajah yang damai setelah mereka saling berbagi cinta. Sebuah ekspresi dari sepasang sahabat dan juga kekasih yang saling memiliki satu sama lain.