Kedua perempuan berdadan besar itu itu tengah berada di Ruangan OSIS yang sepi.
"Akhirnya kita bisa berduaan di sini. Hanya antara aku dan kau," ungkap Chacha Akaza menatap Haruko Amaya yang berdiri di depannya.
"Tak ada orang lain dan hanya ada kita berdua," balas Haruko Amaya.
Kedua perempuan berdada h-cup itu saling menanggalkan seragam sekolah mereka masing-masing. Chacha Akaza mencium singkat pipi kanan dan kiri Haruko Amaya, kemudian dia mencium singkat bibir sang Wakil Ketua OSIS.
Haruko Amaya dengan wajah yang memerah membalas ciuman dari kekasihnya yang berkulit gelap manis. Dia mencium pipi kanan dan kiri, kemudian mencium bibir Chacha Akaza lebih lama.
"Ya ampun, Haruko. Sepertinya kamu ingin yang lebih panas dan dalam."
Kedua tangan Chacha ditempelkan ke dada Haruko yang berukuran 97 cm. Begitupula dengan Haruko yang menempelkan sepasang tangannya ke arah dada Chacha yang berukuran 99 cm. Mereka berdua saling memegangi dada mereka dan meremas-remas dengan pela dada mereka yang berukuran h-cup.
Haruko Amaya dan Chacha Akaza ini merupakan kedua siswa Akademi Tenbi dengan ukuran dada terbesar di angkatannya. Besarnya dada mereka membuat iri para siswa lain, termasuk para gurunya.
Sambil saling meremas-remas dada. Kedua perempuan lesbian berbeda ras itu menutup sepasang mata mereka dan mendekatkan bibir mereka.
Mereka berdua bermain bibir dan lidah mereka saling tertaut. Secara perlahan, ciuman itu semakin bergairah. Chacha begitu agresif mencium Haruko dan mengelum bibir bagian bawah Haruko.
Chacha mendorong pelan tubuh Haruko ke dinding dan dia mulai menjilati leher sambil meremas-remas dada Haruko.
"Chacha," rintih Haruko.
Walaupun Haruko terlihat sebagai sosok perempuan yang baik dan terlihat alim. Tapi dia tidak seperti yang dibayangkan orang-orang pada umumnya. Haruko benar-benar menikmati setiap inci leher yang tengah dicumbu dan lembutnya pijatan pada dada oleh Chacha.
Chacha memulai mengeksplorasi setiap ini tubuh dari Haruko. Di mana dia mulai penjilati dada, ketiak, tangan, perut, dan berakhir di area kemaluan.
Chacha begitu senang dan bersyukur bisa menikmati setiap ini tubuh dari kekasihnya.
Tubuh Haruko direbahkan ke lantai Ruang OSIS. Chacha ikut menjatuhkan badannya dan dia membenamkan wajahnya di sekitar area kewanitaan Haruko.
Haruko begitu terkejut akan tindakan Chacha yang begitu liar. Secara perlahan Chacha menjilati area kewanitaan Haruko dan menciumnya. Haruko menjerit seketika ketika Chacha begitu liar dalam bertindak.
Chacha kemudian meremas-remas dadanya Haruko dan menjilatinya. Haruko menutup sepasang matanya dan menikmati setiap sentuhan dan jilatan yang dilakukan Chacha terhadap tubuhnya. Dia kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Haruko dan berbagi ciuman.
"Aku mencintaimu, Haruko."
Sambil meremas-remas dadanya Haruko, Chacha menciumi bibir manis kekasihnya. Haruko sudah pasrah akan segala tindakan yang dilakukan oleh Chacha terhadap tubuhnya. Bagi Haruko tidak masalah tubuhnya diraba dan dinikmati oleh Chacha, karena Haruko sangat mencintai perempuan berkulit gelap, dan berdada besar tersebut.
Chacha melucuti sepasang bra milik Haruko yang terlihat lucu dan imut. Lidahnya mulai menjilati sepasang pentil Haruko yang tengah ereksi secara bergantian.
Secara bergiliran, Chacha mengulum kedua ujung penting Haruko, dan menelan air susu yang keluar dari dadanya Haruko. Chacha begitu menikmati air susu yang keluar dari tubuh kekasihnya. Karena ini pertama kalinya dia bisa menikmati tubuh Haruko yang begitu seksi.
Bibir Chacha terlihat begitu seksi dan basah setelah meminum susu langsung dari sumbernya. Chacha terlihat begitu puas setelah menikmati setiap inci dari tubuh Haruko.
"Sekarang giliranmu, Haruko. Nikmatilah tubuhku ini sepuasnya."
Tanpa pikir panjang Haruko langsung mencium bibir Chacha dengan sangat nafsu. Lidahnya saling bertautan dengan lidahnya Chacha.
Perempuan berkulit gelap itu tidak menyangka bahwa Haruko begitu nafsu akan dirinya. Sambil menciumi bibir manisnya Chacha. Haruko meremas-remas dada Chacha dengan begitu kerasnya. Chacha begitu pasrah akan aksi Haruko yang semakin liar.
Setelah menciumi bibirnya. Haruko segera melepas sepasang bra milik Chacha dan mulai mengulum pentilnya secara bergantian. Setelah sebelumnya Chacha meminum susunya Haruko. Kini gantian Haruko meminum susu kekasihnya.
Chacha tertawa geli menikmati setiap gigitan yang dilakukan oleh Haruko secara bergantian pada dadanya.
"Ini adalah pembalasanku, Chacha."
Chacha berteriak dengan suara keras yang cukup menggoda.
.
.
Setelah bercinta. Kedua remaja berdada h-cup itu mulai mengenakan seragam sekolahnya kembali.
"Senang rasanya kita bisa saling berbagi cinta, Haruko," kata Chacha tersenyum.
"Aku juga."
Kemudian mereka berdua slaing mendekatkan wajah mereka dan berciuman selama lima detik.
"Aku cinta kamu," kata mereka berdua secara bersamaan.