Chapter 9 - Bab 9

Cia yang sedang tertidu nyenyak mendengar ponselnya berbunyi dia pun melihat  siapa yang menelpon tengah malam begini. Ia lalu melihatnya ada nomor yang tak dikenali ia pun mengabaikannya. Mungkin dia kira orang aneh padahal suaminya yang menelpon parahnya lagi diasedang di luar rumahnya. Tidak lama kemudia menelpon lagi dari nomor yang sama. Akhirnya Cia pun menyerah dan memilih untuk mengankatnya.

"halo ini siapa sih ganggu aja udah tengah malam juga" tutur intan dengan sedikit kesal pada si penelpon. Katna dia tidak tau kalau yang nelpon itu suaminya.

"Aku suamimu buka pintu gih, aku ada di depan" ucap Gabriel juga kesal.

"loh mas, ngapain ke rumah lagi ?" tanya Cia sedikit terkejut.

"Aku suamimu, terserah aku la. Cepat buka pintu aku tunggu ga usah pake lama." Tutur Gabreil sambil mematikan telpon.

Setelah telpon mati Cia pun segera menaruh lagi telponnya dan segera beranjak untuk membuka pintunya jangan sampai di depan pintu suaminya ngamuk. Setelah keluar dari kamar dia membuka pintu dia mempersilahkan suaminya masuk dan mengunci pintu lagi. Dan masuk mengitu suminya masuk berjalan ke dalam kamar.

"Ada apa kesini malam – malam mas ?" tanya Cia heran

"Aku kesini menjemputmu untuk pulang ke rumaku" ucap Gabriel tenang. Lalu melepas jas dan dasinya.

"Aku gam au mas, di rumah kamu ga ada orang aku takut, terus sekolahku gimana, motor aku juga ada disini." Tutur Cia enggang pulang untuk ikut suaminya.

"Sekarang kita sudah nikah, kamu istriku. Lagian ini juga permintaan ayah. Masalah motor itu gampang di rumah ada motor cewek di garasi bisa kamu pakai. Cia pun hanya mengauk dengan pasrah.

"aku mau mandi dulu" tutur Gabriel sambil melepas bajunya.

"kamu tunggu sebentar aku panasin air panas dulu, sekarang sudah larut malam nanti mas sakit" ujuar Cia perhatian. Gabriel pin mengauk. Setelah itu Cia pun keluar dari kamar sedangkan Gabriel merabahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Setelah selesai menyiapkan air hangat ia pun pergi ke kamar untuk memberitahu suaminya kalau airnya sudah siap. Tapi setelah sampai ia malah melihat Gabriel tertidup dengan lelap jadi ga tega dia membangunkan. tapi dia tetap membangunkan suaminya dan lalu menggoyangkan tubuh suaminya itu.

"mas bangun dulu. Mas bangun gih airnya sudah siapa." Tutur Cia masih membangunkan suaminya. Gabriel pun membuka matanya dan bangun.

"Handuknya" ucap Gabriel. Cia pun mengambilkan handuk untuk suaminya itu.

"Handuk yang kamu mandi aja" Ucap Gabriel menolak handuk baru. Cia pun lalu mengambil handuk yang tadi ia pakai mandi.

"bikinkan kopi juga yha nanti" tutur Gabriel keluar dari kamar mandi di ikuti Cia tapi Cia masuk ke dapur membuatkan suaminya yang dia minta tadi.

Setelah selesai mandi, Gabriel pun duduk di meja makan di depan cia yang sudah membuat kopi.

"Besok pagi kemasi barang – barang kamu yang akan kamu bawai dan sekalian buku bejar kamu." Tutur Gabriel sambil meminum kopinya.

"apa kita ga tanya bapak dulu mas, tapi mas rumah kamu sepi ga ada orang." Tutur Cia cemberut.

"kamu tanya aja palingan juga dia setuju. Nanti aku akan selalu pulang cepat kalau ga ada meeting penting di kantor." Tutur Gabriel lagi.

"kamu nanti pulang sekolah jam berapa ?" tanya Gabriel bertanya.

"Biasanya jam tiga mas." Jawab Cia

"baiklah itu bisa di atur nanti " tutur Gabriel tenang.

++++

Pagi hari sinar matahari masuk kedalam kaca jendela kamarnya lalu dia bangun dari tidurnya untuk membantu ibu nya masak. Karena memang sekarang hari minggu hari dimana semua orang istirahat.

Setelah sudah selesai membantu ibunya memasak, Cia masuk ke dalam kamar untuk melihat suminya sekaligus membangunkannya untuk sarapan bersama.

"mas Gabriel bangun "tutur Gabriel membangunkan suminya yang sudah bangun tapi enggak untuk bangun dari tempat tidur.

"Aku capek bangat Cia" tutur Gbariel lemah.

"Terus mas Gabriel mau aku pijitin sebentar ?" tanya Cia menawarkan sambil melipat selimut.

"yah sudah pijitin aku sebentar" tutur Gabriel pogah.

Cia pun memijit Gabriel sebentar tapi tidak lama kemudian Gabriel malah tidur kembali. Mungkin karena pijitan istrinya enak. Tapi karena cia sudah sangat lapar ia pun terpaksa membangunkan suaminya kembali karena pasti di meja makan sudah ada kedua orang tuanya dan adeknya menunggu mereka.

Gabriel pun me minta izin untuk membawa Cia untuk ke rumahnya. Pabaknya Cia mah setuju aja lagian mereka kan suami istri jadi ga mungkin melarangnya. Karena pak Dirga yakin dia bisa menjaga putrinya dengan baik.

Setelah Cia membereskan bekas sarapan pagi mereka dan mencuci piring. Aia pun masuk kedalam kamar untuk mebereskan barang – barangnya yang akan di bawa ke rumah suaminya. Dia hanya membawa seperlunya aja karena dia berpikir suatu hari nanti dia bakal kembali.

Gabriel membantunya untuk memasukan barangnya ke dalam bagasi mobilnya stelah semua sudah beres. Gabriel dan Cia pun kembali masuk kedalam rumah dan meminta pamit kepada ke dua orangtuanya.

Selama di perjalanan mereka tidak ada yang buka suara, tapi tiba – tiba Cia berbicara juka di rumah mereka sudah kehabisan stok makanan.

"mas stok makanan di rumah sudah habis "tutur Cia

"yah sudah nanti kita belanja di supermarket nanti" ujar Gabriel

"Baiklah mas "ucap Cia

Gabriel pun melajukan mobilnya ke supermarket, dan menghentikan mobilnya untuk belanja bulanan. Gabriel pun mengambil trilo dan Cia mengikutinya dari samping.

"Mas suka sawi yang putih atau apa yang hijau ?"tanya Cia pada Gabriel sambil mangangkat ke dua sawi.

"Yang putih aja" Jawab Gabriel asa.

"yang putih ? ga salah mas, ga ah yang hijau aja lebih sehat " tutur Cia sambil memasukan ikatan sawi ke dalam troli yang di dorong Gabriel.

Kini keduanya telah beralih ke stand buah – buahan. Cia lebih memilih buah – buahan yang menurutnya bergizi dan vitaminnya tinggi. Lalu mereka berjalan kearah daging Cia pun mengambil daging ayam, ikan lele, gurami, cumi – cumi, dan lain – lain. Cia pun juga membeli telor dan mie.

Setelah mereka selesai berbelanja Gabriel pun berjalan ke arah kasir dan membayarnya. Setelah itu mereka singgah siang dulu ke kafe terdekat dari tempat mereka belanja sebelum kembali ke rumah.

Setelah sampai ke rumah Gabriel pun membantu membawa belanjaan mereka stelah itu, Cia pun segera memasukkan bahan belanjaan mereka ke dalam kulkas sesuai tatananya. Setelah selesai Gbariel dan Cia pun naik ke lantai dua dimana mereka pun langsung memasuki kamar masing – masing. Cia masuk ke dalam  kamarnya untuk membereskan baju – baju yang dia bawa pulang dari rumahnya. Setelah selesia dia pun merabahkan dirinya di atas kasur dan tertidur.