Chapter 11 - Bab 11

Pagi hari Cia bangun lebih pagi dari biasanya, karena mulai hari ini dia lah yang akan memasak di rumah merek. Ia begegas masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan turun ke lantai satu. menuju dapur lalu membuka kulkas dan memilih bahan simple yang akan dia masak, setelah selsai memilih bahannya dia mulai mengolahnya. Selesai masak dia menatanya di atas meja makan.

Menuju ke lantai dua untuk mandi dan memakai seragam sekolahnya.  Setelah selesai dia memanggil suaminya tapi ternyata Gabriel belum bangun dari tidurnya terpaksa dia harus sarapan sendiri.

Ketika ia akan mengeluarkan motor dari garasi, ia baru inat kalau ternyata kunci masih di pegang suaminya itu ia juga belum minta uang suka lagian mulai hari ini suaminya lah yang menafkahi.

Tok tok tok

"Mas … mas … mas Gabriel "Panggil Cia di depan kamar suaminya iti tapi ga ada sahutan dari dalam jadi dia langsung membukanya karena dia harus berangkat sekarang jika tidak dia akan telat.

"Kyaaaaah "teraik Cia melihat Gabriel yang masih bertelanjang dada baru selesai mandi.

"Ha apa kau tak bisa mengetuk pintu ?" tanya Gabriel datar

"Sudah mas tapi kamunya aja yang ga dengar, mas kunci motor " tutur tersenyum malu.

"Nih "tutur Gabriel sambil memberikan kunci motor dan STNK.

"Uang jajan mas ?"Ujar Cia mengadahkan tangannya di depan Gabriel meminta uang. ke anak sama bapaknya yha. hahahaha

"Masuk dulu "tutur Gabriel. Cia pun masuk ke dalam dia bisa melihat kamar suaminya kamar yang dominasi hitam yha kamar cowok pada umumnya. Dia bisa melihat jika kamar yang di tempati masi lebih luas dari kamar Cia.

"Biasanya berapa ?" tanya Gabriel sambil membuka dompetnya itu.

" dua puluh mas" tutur Cia Gabriel

"untuk dua hari" Ucap Gabriel. pun mengambil uang angka limah puluh. Dan membrikan kepada Cia dengan senang hati Cia menerimanya karena uang sakunya naik sedikit.

"Makasi mas" setebelum pergi dia tidak lupa untuk menjabat tangan suaminya itu. Dan bergegas ke sekolah.

Sedangkan Gabriel setelah Cia kelua dari kamarnya dia memakai pakaiannya, setelah itu ia menuruni tangga dan duduk di meja makan. Ia lalu membuka tudung saji lalu makan dengan tenang.

"hmmm ternyata masakannya enak juga "gumam Gabriel

Setelah sarapan Gabriel pun bergesa mengemudikan mobilnya ke perusaan dengan tenang. Saat sampai di perusahaan dia heran melihat asisten pribadinya ada di ruangannya."

"Ada apa kau pagi – pagi sudah di ruangan ku?" tanya Gabriel heran, Leo hanya tersenyum bak orang gila.

"Spp mu mana apa dia tidak ikut lagi kesini ?" tanya Leo ingin tahu.

"kenapa?" tanya Gabriel sambil duduk di kursi kerjannya dan memulai membuka leptopnya.

"Dia terlihat cantik, dia umur berapa sih ?" tanya Leo lagi

"delapan belas tahu, jangan bilang kau menyukainya ?" tanya Gbarieltidak senang.

"yah aku menyukainnya " tutur Leo dengan wajah kasmaran dan itu sangat menyebalkan di mata Gabriel.

"tidak boleh dia masih sekolah "Ucap Gabriel dengan kesal.

"gapapa aku bakal nungguim dia lulus "ucap Leo lagi dengan masem – masem.

"pokoknya kamu tidak boleh gangguin dia awas aja" Ucap Gabriel mengancam.

"terserah lah pokonya aku harus dapatin dia bagaimaan pun caranya "tuturnya sangat ngototo.

"Awas aja kalau kamu macam – macam sama dia" tutur Gabriel yang di jawab senyuman oleh Leo dan keluar dari ruangan Gabriel.

++++

Siang ini Naila menelpon Gabriel dan mengatakan akan ada syuting di luar negri yang kontaraknya suda ia tanda tangani. Besok ia akan sudah berangkat sebelum pergi dia ingin bertemu dulu dengan kekasinya itu.

Gabriel segere membereskan semua berkasnya dan Gabriel segera keluar dari kantornya lalu melajikan mobilnya di mana tempat ia sudah janjian dengan kekasinya. Saat memasuki area parker Naila sudah menunggunya di sana.

" hai sayang " sapa Naila saat melihat Gabriel yang sudah ada di depannya. Setelah itu mereka itu pun duduk.

"Mau pesan apa sayang ?" tanya Naila yang melihat – lihat menu makanan.

"seperti biasa " tutur Gabriel singkat. Naila pun pergi memesan makan mereka. Tidak lama kemudian makan mereka pun datang. Saat melihat arloji di tangannya dternyata jam sudah menunjukan pukul tiga.

"Semoga cia ga takut di rumah sendirian "batin gabriel

"berapa lam kamu di sana?" tanya Gabriel sambil menyantap makannya.

"Sekitar lima bulan mas. Kamu jangan nakal yah saat aku tinggal ? "Tutur Naila dengan senyuman manisnya.

"Mau aku antar ke mandara ?" Tanya gabriel menawarkan

"Nggak usah mas, masih ada kru dan yang lain menemaniku ke sana.

"hmm baiklah" tutur Gabriel tenang

Setelah selesai makan mereka pun pergi ke mall untuk kencan mereka sebelum LDR. Mereka pun nonton bioskop setelah selesai nonton. Gabriel pun menemani Nailan untuk bebelanja pakaian seangkan Gabriel hanya menemani. Naila membeli perlengkapan pakain yang akan ia pakaian nanti di luar negri sedangkan. Tidak lama kemudian jam sudah menunjukan angka tujuh, dia lalu mengajak Niala untuk pulang bagaimana pun juga ada istrinya di rumah sendrian apa lagi Cia selalu takut di ruamnya sendirian.

Setelah selesai mengantar Naila pulang dia pun melajukan mobilnya ke rumanya. Dan memasukan ke dalam garasi dan bergegas keluar saat memasuki rumah, suasan rumah sangat sepi dan sunyi. Gabriel berpikir jika Cia sudah tidur. Ia pun naik kemarnya. Setelah itu mandi dan berganti pakaian lalu turun membuat kopi.

Tidak lama kemudian Cia pulang di antar temannya Aldo. Saat akan masuk ke dalam rumah dia bisa melihat mobil suaminya terparkir rapih di garasi. Cia pun panic dan taku secara bersamaan tapi dia berusa tenang saat masuk kedalam rumah dia berjalan mengedap – mengedap seperti orang yang akan maling. Saat akan naik tangga dia melihat Gabriel duduk dengan tenang di meja makan dan membuatnya semakin panic jantungan rasa mau copot badannya bahkan bergetar hebat.

"Dari mana ?" tanya Gabriel sangat dingin dan memandangi Cia yang ke dalam rumah dengan cara mengedap – ngedap seperti pencuri. Cia pun berbalik dan melihat suaminya duduk di meja makan. Dia bisa melihat suaminya memandanginnya dengan dingin.

"jalan sama teman mas" tutur Cia singkat dan segera naik ke lantai dua  masuk ke dalam kamarnya sebelum di tanya – tanya lebih lanjut oleh suaminya. Dia sangat apa lagi melihat tatapan memtikan suaminya. Setelah Gabriel menghabisi kopinya dia pun mengikuti langkah Cia masuk dalam kamar nya tanpa sepenge tahuan cia.

Saat masuk ke dalam kamar karena dia sudah sangat gerah. Cia pun segera masuk ke dalam kamar mandi karena merasa badannya sudah sangat lengket dan gerah.