Chapter 15 - Bab 15

Gabriel sudah memikirkannya selama beberapa hari ini. Ia sudah merasa nyaman kepada Cia yang selalu di sisinya, cia lebih perhatian dari pada kekasihnya itu. Cintanya pun sudah pudar kerena lantaran terlalu sibuk hinggat tak ada waktu bersama mereka berkomunikasi pun jarang apa lagi bertemu. Kalau mereka menikah entah gimana nasib rumah tangganya.

Malam ini Gabriel tidur di dalam kamarnya, taoi belum bisa memejamkan matanya sama sekali. Ia suda berusa berbagai cara terlentang, miring, tengkurap tapi taka da yang berhasil tetap saja ia tak bisa tidur.

Akhirnya ia keluar dari kamarnya untuk masuk ke dalam kamar Cia yang memang tak pernah ia kunci. Ia bisa melihat Cia terlentang dengan pulas. Ia pun naik ke samping Cia lalu merabahkan dirinya. Seperti biasa matanya tak bisa ia control dia nggak sengaja meliahat payudara Cia yang menonjol dari balik branya. Karena memang Cia selama ini tak perna memakai penutup payu dara karena menjaga kesehatannya. Ingin sekali Gabriel menyentuhnya tapi ia masih waras untuk tak menyentuhnya.

"selamat malam honey " ujar Gabriel pelan sambil mengecup kening Cia. Setelah itu ia masuk ke dalam selimut bersama Cia dan tak lama kemudia dia sudah terlelap sambil memeluk Cia, bak guling.

++++

Seperti biasa Cia akan bangun jam 5 pagi untuk memasak sarapan mereka sebelum berangkat kesekolah. Ia membuka matanya sambil menuap tapi ia langsung terkejut matanya membulat sempurna agar percaya yang di sampingnya tidur itu suaminya. Perasan tadi malam sauminya itu keluar dari kamarnya tapi kenapa sekarang dia sudah di sampingnya aja.

"ah sudahlah nanti ia bertanya mending ia masak dulu" pikir Cia

Ia pun bangun dari kasur dan menguncir rambutnya asal lalu masuk ke dalam kamar mandi mencuci muka agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya.

Setelah selesa ia keluar kamar mandi dan ke luar dalam kamar mandi menunggalkan suaminya yang masih tidur dalam mimpinya.

Cia memasak dengan sangat ikhlas untuk suaminya itu. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa cinta itu turun berawal dari perut naik ke hati. Artinya siapa tau nanti suaminya mencinta jika dia selalu memasak dengan bumbu kasih sayang, akan muncul rasa cinta usai menyantap masakannya itu. Siapa tau kan Gabriel nanti mencintainya entahlah.

Setelah menaruh masakannya ke atas meja makan dan kopi untuk suaminya susu untuk dirinya ia bergegas ke atas untuk mandi sekaligus membangunkan suminya itu.

"mas … mas gabrie " panggil Cia sambil mengoyang – goyangkan tubuh suaminya itu. Gabriel pun berusaha membuka matanya yang silau akan lampu.

"Ada apa ?" tanya Gabriel yang merasa masih sangat ngantuk.

"sudah pagi mas, aku mau mandi " tutur Cia

"aku akan bangunsetelah kamu mandi. Aku masih ngantuk." Ucap Gabriel lalu memeluk guling dan tidur kembali.

"kenapa mas ada disini ?" tanya Cia lagi. Tapi Gabriel tak menjawab karena sudah tidur lagi. Cia pun mengambil handuk dan seragamnya untuk mandi.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian di kamar mandi. Ia duduk di depan meja riasnya lalu memaka mek up, tidak lupa memakai parfum ke bajunya. Setelah itu ia membangunkan Gabriel lagi.

"Mas … mas bangun, udah siang loh" Ucap Cia. membangungkan suaminya itu dengan caranya menepuk – nepuk pipi suaminya dengan cara pelan. Gabriel yang mencium bau wangi dia pun langsung  membuka matanya. Ia melihat Cia sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Kenapa mas Gabriel bisa tidur di kamarku ?" tanya Cia lagi pada suaminya yang masih di ranjang.

"aku ga bisa tidur di kamar ku jadi aku kesini " Ucap Gabriel jujur dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Setelah mendengarkan alasan Gabriel. Cia pun keluar dari kamar nya menuju ke meja makan di ikuti suaminya. Gabriel pun duduk di salah satu meja makan dengan Cia.

"Mas mau makan sekarang ?" tanya Cia mengambil nasi dan menaruh ke dalam piringnya.

"Hmmm " gumam Gabriel tanda setuju. Cia pun mengambilkan nasi dan juga lauk pauk seprti sayur, dan ikan lalu menaruhnya di depan suaminya itu. Gabriel yang melihat itu hanya tersenyum yang melayaninya dan sangat menghormatinya. Baru kali ini ada orang yang memperhatikannya selain ibunya. Bahkan kekasihnya tidak pernah seperti ini dia hanya datang saat butuh uang.

"terima kasih yha " tutur Gabriel tersenyum sambil mengacak rambut Cia.

"Aduh mas jangan, tuh kan berantakan lagi"Ucap Cia yang ingin kesal tapi ga jadi saat melihat suaminya itu. Gabriel yang mendengarnya hanya tersenyum.

"Nanti setelah ujian langsung pulang yha. Ayok kita ke KUA untuk mengambil surat nikah" Ucap Gabriel. ketika meliahat Cia yang akan hendak pergi. Cia pun hanya mengauk.

Saat keluar dari rumah ia jalan menuju garasi dan menemukan ban motornya yang kempes. Ia pun kembali masuk ke dalam rumah dan mencari suaminya ternyata masih duduk di meja makan untuk menghabiskan sarapannya.

"Mas ban motor aku kempes, gimana ini ?" Ucap Cia panic.

"biar aku antar. Tunggu aku mandi sebentar " ucap Gabriel lalu naik ke kamarnya ke atas untuk mandi. Cia pun menunggunya di meja makan sambil membersihkan dan mencuci piring hitung – hitung nungguin suaminya itu.

Sudah 15 menit Cia menunggu tapi suaminya itu juga belum turun. Cia pun menyusul suaminya itu naik dia cemas kalu terlambat ke sekolah.

Tok tok tok

"Mas " Ucap Cia mengetok pintu kamar suaminya itu.

"Masuk "Jawab Gabriel dari dalam kamar.

Saat masuk ia melihat suaminya sedang mengancing ke meja bajunya. Karena sudah siang Cia mengambil dasi suaminya yang masih terletak di atas ranjang lalu memasangnya di leher suaminya. Gabriel yang melihat hanya tertegun tindakan Cia. Ia memnadang ke arah Cia dan mata mereka bertemu. Cia pun langsung menunduk dengan muka semerah tomat. Lalu cepat segera menyelesaikan memasang dasi di leher suaminya itu.

"terima kasih" ucap Gabriel tulus dan tersenyum melihat Cia yang sudah selesai memasang kan dasi di lehernya.

"iyah mas, yaudah kita berangkat. Udah siang mas" ajak Cia searaya menarik tangan suaminya itu keluar dari kamar setelah Gabriel sudah mengambil jas dan tas kantornya di atas ranjang.

Di dalam mobil mereka hanya saling diam – diam karena Gabriel harus fokus mengemudi karena ia sedikit mengebut taku Cia terlambat ke sekolah. Tapi di dalam hatinya ia bahagia bisa mengantar istrinya ke sekolah.

"nanti pulang sekolah aku naik taksi aja pulangnya mas, ga usah di jemput" tutur Cia tersenyum kea rah suaminya itu.

"Iyah kamu tunggu aja aku di rumah" balas Gabriel tersenyum ke arah Cia yang fokus melihat ke luar jendela mobil.