Chapter 12 - Bab 12

Setelah mandi, seperti biasa Cia keluar dari kamar mandi hanya menggunkan handuk, dia tak menyadi kalau di kamar itu ada suaminya. Karena itulah dia dengan sangat santai mengeringkan rambutnya dengan alat kering rambut.

"kamu itu Mandi apa tidur sih di dalam lama bangat" tutur Gabriel tiba – tiba. Yang membuat tubuh Cia menegang sekaligus terkejut.

"Mas Gabriel sejak kapang ada di dalam kamar ku?" tanya Cia meutup tubuhnya karena malu.

"Sejak kamu keluar dari kamar mandi "tutu Gabriel enteng.

"mas keluar dulu dalam kamarku. aku mau pake baju "ucap Cia yang mengusir secara halus dalam kamarnya.

"jelaskan dulu kamu habis dari mana tadi?" tanya Gabriel seraya masih memperhatikan Cia yang hanya memakai handuk.

"mas keluar aja dulu. Nati aku jelaskan besok, aku capek mas"tutur Cia yang masih berusaha mengusir suaminya itu.

"kamu pacaran? Kan aku udah bilang ga boleh pacaran, bukannya bapak kamu juga melarang kamu pacara ?" tanya Gabriel

"dia cuman teman aku mas, sudahlah kamu keluar mas. Aku mau tidur." tutur Cia lagi. Sambil menarik tangan Gabriel keluar dari kamar.

Tapi karena Gabriel tidak mau bangun dia pun jatuh ke atas Gabriel. Cia membelalakan matanya yang cuman sejengkal dari wajahnya. Sedangkan Gabriel yang ada di bawah hanya tersenyum. Gabriel bisa merasakan benda kenyal dan padat payudara bulat Cia yang di atas dadanya. Jantung Cia pun berdetak dengan sangat cepat mukannya bahkan sangat memerah semerah tomat busuk saking malunya. Cia pun segera berdiri dan mengambil piyamanya dan masuk kamar mandi.

Setelah memakai piyamanya, Cia pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang di tekut. Dan masih bisa melihat suaminya yang masih berada di dalamkamarnya.

"kenapa masih disini mas, aku kira kamu udah keluar."tutur Cia

"AC kamar aku rusak, jadi malam ini aku tidur di kamar mu" tutur Gabriel enteng.

"tapi bukannya ada kamar tamu mas ?" Tanya Cia lagi

"aku malas beranjak, posisi tidurku sudah enak, sudahlah ayok tidur" tutur Gbariel lagi dengan tersenyum. Sedangkan Cia pun terpaksa naik tidur bersama Gabriel untuk kesekiang kalinya. Ia berbaring di samping sauminya dengan cara memunggungi.

++++

Pagi hari saat Gabriel membuka matanya, ia melihat ke samping ternyata sudah kosong. Ia pun keluar dari kamar lalu turun ke dapur. Ternyata istri kecilnya itu sedang memasak di dapur.

Ia pun duduk di meja makan sambil memperhatikan punggung Cia dari belakang yang sedang fokus memasak. Cia memasak pakai piyama lengan pendek dan celana selutut yang ia masih pakai tidur semalam dan amsih di baluti celemek bagian tubuh depannya. Rambutunya yang di ikat sembarang ke atas memerkan leher jenjangnya yang putih dan mulus terlihat sangat cantik.

Saat Cia berbalik akan menaruh makanannya di meja makan ia bisa melihat suaminya ada disana.

"kamu bangun jam berapa ?"Tanya Gabriel pada istrinya itu.

"Jam lima Mas "tutur Cia sambil menaruh nasi di meja makan dan kopi ke sukaan suaminya itu.

"aku mau sarapan sekarang. Aku lapar" Ucap Gabriel lalu mengambil kan makanan itu untuk suaminya dan menaruh di depan sauminya.

" hari ini mau kemana ?" Tanya Gabriel Karena ini hari minggu.

"Engga kemana – mana mas, hari ini Cia banyak pekerjaan rumah "Tutur Cia sambil mengambilkan lauk untuk sauminya lagi.

"Enggak usah nanti ada pembantu ibu yang datang. Hari ini kita jenguk ayah aja." Tutur Gabriel sambil makan.

"Baiklah mas, kalau gitu aku mansi dulu." Tutur Cia yang hendak pergi.

"Nnati aja, temani aku sarapan dulu. "tutur Gabriel. Cia pun mengambil makanannya dan duduk di seblah suaminya itu.

++++

Setelah mereka selesai bersiap – siap. Mereka pun berangkat ke ruamh sakit, setelah sampai disana Gabriel dan Cia bergantian mencium punggung tangan bu Ainin dan pak Bayu.

"Gabriel tidak jahat sama kamu kan" Tanya pak Bayu kepada Cia

"Nggak ko om. Dia baik sama Cia." Tutur Cia tersenyum

"loh kok masih panggil om ?" tanya pak bayu kurang suka

"Maaf yha" tutur Cia malu – malu.

"El kamu makin gemukan yah " tutur Pak Bayu menggoda putra kakunya tersebut

"masa sih pak ?" tanya Gabriel yang memeriksa pipinya yang memang sedikit gembul.

"Iyah El, sepertinya menantuku ini merawat mu sangat baik." Ujar bu Ainin menambahi dengan tersenyum sangat senang. Melihat putrnya sedikit gemukan sejak menikah dengan Cia.

Tidak berpa lama kemudian seorang perawat datang mengantar makan siang untuk pasien, pak Bayu. Bu Ainin menerimnya lalu menaruh di ranjang samping pak Bayu.

"Ayah mau makan sekarang ?Untung makanan masih hangat, aku suapin yah ayah?" Ucap Cia menawarin pak Bayu untuk makan. Sedangkan pak Bayu hanya mengauk sambil tersenyum ke menantunya itu yha iyah udah dia anggap anak sendiri. Cia pun membuka segel makanan itu dan menyuapi Pak Bayu dengan sangat hati – hati. Gabriel dan bu Ainin yang melihat hanya tersenyum.

"Kamu lihat tuh El, Istrimu aja penuh perhatian sama mertuanya apa lagi suaminya, lagian kamu sekarang maskin gemukan. Lihat pipimu ke bakpa ? Ucap bu Ainin pelan agar suaminya dan menantunya ga dengar pembicaraan mereka.

"Kayanya memang berat badanku sedikit naik akhir – akhir ini "Tutur Gabriel pada ibunya itu.

"tapi kamu belum sentuh dia kan ?"Tanya bu Ainin pada anaknya itu.

"Sentuh gimana maksud mama ?"ucap Gabriel pura – pura tak mengerti.

"sudahlah, ingat yha Istrimu itu masih sekolah, jangan biking hamil dlu" Ucap bu Ainin lagi.

"hamil gimana ma? Aku masuk ke kamarnya aja udah di usir, karna kami itu tidur berpisah." Tutur Gabriel pada ibunya dan ibunya malah tertawa sangat kersa hingga mengundang untuk Cia dan Pak Bayu untuk menoleh kea rah mereka.

"Ada apa ?" tanya pak Bayu yang ingin tahu.

"Nanti aja aku cerita "tutur Bu Aini pada pak Bayu, yang amsih menahan tawanya untuk tak meledak.

Sore hari saat Gabriel dan Cia pulang, saat di tengah jalan Cia baru ingat kalau dirumah beas hanya tinggal sedikit.

"mas kita singgah sebentar di minimarket yha, di rumah beras dikit lagi."ucap Cia tiba – tiba.

"Baiklah "Ucap Gabriel. Setelah itu mobil Gabriel membelokan mobilnya ke area parkiran minimarket lalu turun sendiri karena Cia malas ikut ke dalam.

Sesampainya di rumah, pembantu yang sudah membersihkan rumah mereka ternyata sudah pulang. Cia segera naik ke dalam kamarnya karena badannya sudah sangat mersa lelah karena perjalan yang menurutnya lumayan jauh.

Sedangkan Gabriel juga pun seperti itu dia masuk ke dalam kamarnya dan merabahkan badanya di atas kasur karena dia merasa sangat lelah dia pun tertidur dengan sangat pulas.