Chapter 13 - Bab 13

Malam hari setelah Gabriel bagun dari tidurnya dia pun langsung mandi dan turun ke lantai satu lalu berjalan ke dalam dapur. Dan melihat sekeling rumahnya terlihat sangat sepi. Ia pun kembali naik ke lantai atas menujun kamarnya Cia saat membuka pintu dia melihat Cia sedang belajar karena besok Cia ada try out. Gabriel pun masuk dan duduk di samping Cia. Cia hanya melihat sekilas suaminya lalu melanjutkan belajarnya.

"Hmm Cia …" panggil Gabriel pelan sekaligus memecahkan keheningan di antara mereka.

"hmmm kenapa mas " tutur Cia tanpa memandang suaminya.

"kamu sudah makan ?"tanya Gabriel lagi.

"belum mas " tutur Cia lagi.

"Yaudah, ayok ikut aku keluar " ajak Gabriel masih melihat Cia sangat fokus dalam belajar.

"kita mau kemana memang nya mas ?" tanya Cia. Yang masih fokus dalam belajar.

Gabriel tanpa menjawab ucapan Cia dia langsung menutup buku Cia dan menarik tangannya untuk ke keluar dalam kamar. Sedangkan Cia pun hanya menurut saja karena memang dia juga sudah sangat lapar. Gabriel dan Cia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke jalan raya. Setelah 25 menit di perjalanan. Gabriel pun memarkirkan mobilnya di salah satu rumah makan yang menjual berbagai makanan seafood.

" kamu ga alergi seafood kan ?" tanya Gabriel. Saat akan mereka memasuki rumah makan tersebut.

"Nggak kok mas " tutur Cia tersenyum lalu mereka pun duduk di salah satu meja yang kosong. Saat duduk ada seorang pelayan yang menghampiri mereka.

"silahkan mas dan ibu ini menunya " ucap pelayan sambil menaruh menu di depan Gabriel dan Cia.

"kamu mau apa ?" tanya Gabriel pada Cia. gabriel membuka menu makanan itu dan meleihat - lihat apa saja yang tertulis di dalam menu.

"Terserah mas " Ucap Cia tersenyum ke arah suaminya itu.

Gabriel pun menu makanan mereka yaitu kepiting jumbo dan nasi sedangkan minumannya Es Jeruk. Lalu pelayan pun mencatat pesanan Gabriel setelah nya dia pun menyebut kembali pesanan Gabriel lalu pergi.

"kamu kenapa ?" tanya Gabriel pada Cia yang terlihat diam dari tadi.

"apanya mas ?" tanya Cia balik yang tak mengerti perkataan suaminya.

"Kenapa diam aja dari tadi " ucap Gabriel lagi.

"bukan apa – apa mas. Hanya saja aku harus mengingat – ingat pelajaran tadi yang aku pelajari soalnya besok aku ada ujian. Jadi nanti malam mungkin aku harus begadang lagi." Tutur Cia jujur.

Setelah itu Gabriel langsung berdiri dari duduknya dan berjalan ke aras kasir lalu mengucapkan sesuatu yang Cia tak biasa ia dengar. Setelah itu Gabriel pun duduk kembali di depan Cia.

Lima belas menit kemudian pesanan mereka pun datang yang berupa bungkisan membuat Cia heran.

"ayok kita pulang " ajak Gabriel sambil membawa makannya itu.

"loh mas kita ga jadi makan disini ?" Tanya Cia heran.

"Nggak, kita di rumah saja makannya "tutur Gabriel yang berjalan keluar di ikuti Cia dari belakang.

++++

Sesampainya di rumah, Cia pun mengeluarkan makanan itu dari bungkusnya lalu memindahkan ke dalam piring. Sedangkan Gabriel dia membuka kepiting lali memindahkan dagungnya ke dalam piring.

"Ayok makan, setelah itu kamu lanjut lagi belajarnya." Ujar Gabriel. Memindahkan kepiting itu ke dalam pirinh Cia.

Setelah itu Cia pun makan hingga tandas. Lalu langsung naik ke dalam kamarnya dan memulai belajar lagi. Sedangkan Gabriel melanjutkan makannya setelah selesai dia pun masuk ke ruang kerja terlebih daulu dan melanjutkan kerjanya yang masih belum selesai.

Setelah pekerjaanya selesai dia pun masuk ke kamar Cia dan melihatnya tertidur di atas meja belajarnya. Karena kasihan dia pun memindah kan Cia ke atas kasur lalu membaringkannya dan menyelimutinya. Ia pun ikut berbaring di sampingnya, lalu memandangi wajah Cia yang teridur dengan lelap dan menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajahnya.

Sudah cantik, pintar masak dan mandiri pula nggak manja juga. Dan sekarang dia sudah jadi istriku beruntung bangat aku. Ucap batin Gbariel. Lalu Gabriel mencium kening Cia lalu menutup matanya dan melayang kea lam mimpi.

Keesokan harinya seperti biasa Cia bangun jam lima, dan melihat ke samping ternyata ada suaminya juga.

"mas … mas bangun " panggil Cia pada suaminya dan menggoyang – goyangkan badan suaminya itu. Gabriel pun membuka matanya dan mengocek – ngoceknya.

"Ada apa "Tutur Gabriel yang berusaha membuka matanya.

"kenapa bisa tidur disini ?"tanya Cia lagi

"Tadi tuh aku mau melihat kamu tapi ternyata kamu sudah tidur tidur. Yaudah aku sekalain tidur juga. " jawab Gabriel seenaknya. Cia pun mengingat – ingat ke jadian semalam dan ia memang ingat kalau semalam karena sangat menagntuk dia langsung tidur di atas meja belajarnya.

" mas yang mindahin aku ke atas Rajang ?" tanya Cia

"Iyah " jawab Gabriel singkat, karena masih sangat mengantuk.

"makasih mas, tapi nanti aku ga masak yha karena sudah telat" tutur Cia pun berlari masuk ke dakam kamar mandi.

Karena sangat terburu – buru Cia sampai lupa membawa handuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi ia baru sadar kalau ternyata di atas ranjang ada suaminya juga. Dia hanya berharap Gabriel sudah bangun dan pergi dari kamarnya.

Cia membuka kamar dengan sangat pelan – pelan dan mengintip ke dalam kamarnya. Cia pun keluar dari dalam kamar mandi dengan ke adaan telanjang lalu memakaia handuknya dan mengeringkan rambautnya. Untung suami kaku nya itu sudah keluar dari dalam kamarnya.

Setelah itu ia memakai seragam sekolahnya, lalu menyisir rambutnya serta lotian sampai bawa kakinya setelah itu i arak lupa memakai farmu ke pakaian sekolahnya.

Setelah semuanya sudah selesai ia mengambil tas nya dan keluar dari kamar ternyata sudah ada suaminya di meja makan dengan secangkir kopi, roti dan susu.

"makan riti dan minum susu kamu dulu baru berangkat " ujar Gabriel pada Cia.

Setelah Cia melihat jam tangannya masih ada sedikit waktu ia pun duduk di samping suaminya makan roti dan meminum susunya yang sudah di buat kan suminya.

"hati – hati jangan ngbeut bawa motornya, semoga ujiannya lancer dan ini uang jajanmu " ujar Gabriel. Setelah itu Cia menerimnya dan tak lupa salim ke suaminya lalu berangkat sekolah.

Setelah Cia sudah pergi. Gabriel pun menelpon sekertarisnya

"Halo pak" sapa Ria

"nanti kamu belikan saya sarapan dan taruh di meja ruanganku saja " ujar Gabriel

" baik pak" ucap Ria

Setelah itu Gabriel pun memutuskan telpon nya, Gabriel lalu naik ke lantai atas untuk ke kamarnya dan besiap – siap memakai seragam kantornya.

Sesampainya di perusahaan, Gabriel segera memasuki ruangannya dan menumkan sarapannya di atas meja kerjanya. Ia pun segera menyantapnya karena ia memang membiasakan sarapan pagi.