Chapter 10 - Bab 10

Intan pun bangun dia melihat jam yang ada di hpnya ternyata sudah menunjukan angka pukul 07 : 00 itu artinya sudah malam. Dia pun bergegas mandi setelah itu dia berjalan ke dapur untuk memas makan malam mereka bagaimana pun di rumah hanya ada mereka tidak ada pembantu.

Setelah itu dia pun mulai memasak dai hanya memasak makanan simple setelah selesai dia pun memanggil suaminya untuk makan bersama.

Di meja makn Cia sangat telaten mengisi makan untuk suaminya bagaimana pun dia harus menghormatinya.

"mas Gabriel umur berapa sih ?" tanya Cia di sela – sela makannya.

"Dua puluh tujuh" jawab Gabriel tenang.

"ternyata mas sudah tua juga yah "tutur Cia mengejek.

"ga hah kamu aja yang masih muda "tutur Gabriel lagi.

"umur segitu kok belum nikah mas itu akan udah matang, mas emang ga punya kekasih ?" tanya Cia lagi kepo.

"punya tapi ga di restuin ayah." Tutur Gabriel

"jadi kalau mas cerain aku, kamu nikahin kekasih kamu yah ?" tanya Cia

"Nggak tau lagian aku sudah nikah sama kamu. Kamu ga dengar apa kata ayah di rumah sakit, kalau kita ga boleh cerai ? " tutur Gabriel lagi

"aku dengar kok, jadi gimana mas ?" tanya Cia lagi

"enggak tahu, sudahlah jangan bahas itu lagi, kita jalanin saja dulu. Kamu tahu kan kesehatan ayah akhir – akhir semakin menurun, itu membuatku tak bisa membantah." Ucap Gabriel khawatir dengan ke adaan ayahnya sekarang entah apa lagi yang sekarang dia lakuian dia sudah melakukan banyak cara untuk menyembuhkan ayahnya tapi tetap saja keadaan ayahnya lebih memperhatinkan itu yang membuat dia takutin sekarang.

"Iyah aku ngerti ko mas, semoga ayah cepat sehat kembali " tutur intan tau gimana perasaan suaminya itu lagian dia juga sudah mengangap pak Bayu ayahnya juga. Apa lagi selama ini pak Bayu sudah baik kepada keluarganya dia selalu membantu keluarganya dan ia tidak mungkin bisa me lupakan kebaikan pak Bayu itu yang sudah menjadi ayah mertuanya sekarang.

"oh iyah Cia di rumah sebelumnya ada pembantu tapi sekarang sudang resaing karna suaminya sedang sakit. Ga apa – apa kan kalau di rumah kamu yang memasak kalau membersihkan rumah nanti ada pembatunya ibu yang akan datang 3 kali dalam seminggu untuk membersihkan rumah dan nyuci pakaian." Tutur Gabriel.

"yah ga papa mas " Ucap Cia membereskan piring makan mereka setelah selesai dia pun memcucinya. Lalu naik ke lantai atas bersama Gabriel seperti biasa mereka akan pisah kamar.

++++

Pagi hari Cia pun bangun saat melihat jam ternyata sudah puku jam enam, dia pun bersih – bersih dan memakai baju santai karena hari ini Cia tak masuk seolah karena ada kegiata lomba yang tak harus dia hadiri.

Dia lalu berjalan ke luar kamar dan membuat sarapan rencananya sih hari ini dia mau ikut suaminya aja di perusahaan. Setelah membuat sarapan dia pun memanggil suaminya untuk makan bersama.

Setelah Gabriel selesai memakai pakaiannya dia pun langsung turun kemeja makan dan sudaj ada istrinya di sana menunggunya.

"Mas aku ikut ke kantor yha ?" tanya Cia hati – hati.

"kamu ga sekolah hari ini ?' tanya Gabriel balik

"ga mas hari sekolah saya libur " tutur Cia tersenyum.

"Baiklah " Ucap Gabriel singkat.

Setelah mereka selesai sarapan Gabriel dan Cia berangkat ke perusahaan. Dilajan mereka tidak ada yang berbicara, Gabriel yang hanya fokus mengemudi sedangkan Cia hanya melihat ke luar melihat pe pohonan yang ada d jalan. Setelah sampai seperti biasa mereka jadi pusat perhatian tapi mereka cuek aja.

Sampai ke dalam ke ruangan Gabriel dia lagsung duduk kursi kebesarannya dan lagsung mengerjakan pekerjaannya sedangkan Cia duduk di sofa menonton hp yang ada di genggamannya.

Tok tok tok

"masuk " jawab Gabriel dia bisa melihat asistennya Leo.

"ada apa ?" Tanya Gabriel.

"hanya minta tanda tangan " jawab Leo tersenyum kepada bosnya itu.

"dia siapa ?" tanya Leo saat melihat orang asing di dalam ruangan bosnya itu.

"bukan siapa – siapa sudah sana keluar "usir Gabriel tapi Leo tak menghiraukan

Daia malah berjalan ke arah Cia dan berkenalan dengannya. Saat selesai berkenalan,  Gabriel berdiri dan mengusir asistennya itu yang kurang aja.

Karena hari sudah siang Gabriel menghentikan kegiatannya dan memesan maknan mereka berdua. Setelah selesa makan Gabriel masih melanjutkan kegiatannya sedangkan Cia sudah tertidur.

Setelah matahari sudah terbenam waktunya sudah pulang lagian pekerjaan Gabriel juga sudah selesai dia pun membangunkan Cia terlebih dahulu.

Sampai di besmen Cia mengatakan jika dia ingin nonton gabreil pun menyetujui lagian di rumah juga mereka ga ada kerjaan.

Saat sampai di mall mereka lalu memesan popcoran and soda Drink dengan ukuran cukup untuk mereka berdua, dan menonton film yang mereka pesan sebelumnya. Dan saat masuk ternyata sudah gelap ternyata dan mencari bangku yang tertera di tiket yang ia sudah pesan dan duduk berdampingan.

"kamu tahu kan kalau film ini sedikit seram dan jika kamu taku kamu bisa berlindung di bahuku ?" bisik Gabriel ke telingan cia sambil menunggu filmnya yang terputar.

"modus aja terus mas" ujar Cia tenang

"Ga apa – apa dong sama istri sendiri " goda Gabriel lagi yang terlihat santai dengan ucapannya.

"gombal aj terus mas" ujar Cia tak pedui ucapan Gabriel

Film pun berputar dan dalam keadaan menegangkan dan menyeramkan saat cahaya lampu sudah mati dan hanya cahaya dari layar bioskop yang bantu pencahayaan mereka di dalam. Untuk Cia dia memang sudah baiasa nonton film horor bersama sahabatnya, begitu pun juga dengan Gabriel dia juga sudah biasa.

Setelah mereka selesai nonton mereka segera keluar dari gedung untuk mencari tempat makan untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar. Dan menuju resteron yang ada di Jakarta pusat.

Hanya butuh 10 menit untuk menuju restoran yang akan mereka tempati yaitu restoran Clound Dining.

Kaduanya pun masuk saat masuk Cia terpesona tempatnya sangat bagus suasanya juga luar biasa secara keseluruhan. Mereka memesan makanan ala italia tidak berapa lama kemudian beberapa pelayan membawa makanan dan menyajikan di meja. Tempat yang sekarang mereka tempati benar – benar romantic. Padahal mereka bukan pasangan sungguhan.

Setelah melewati makan malam mereka, ke dua pasangan pun memutuskan untuk pulang karena tidak ingin aktifitas esok harinya kelelahan. Mereka menikmati perjalanan ke rumah dengan pemandangan Jakarta bila malam terlihat indah dan ramai.

Keduanya pun turun dari maobil dan masuk bersama ke dalam rumah berjalan naik ke lantai dua menujur kamar mereka masing – masing"

"terimakasih mas"Ucap Cia sebelum Gabriel masuk ke dalam kamar.

"Untuk ?"Tanya Gabriel tak mengerti.

"Untuk makan malamnya "Tutur Cia tersenyum dan Gabreil pun hanya mengauk. Setelah itu mereka masuk ke dalam kamar masing – masing.