Chapter 8 - Bab 8

Sebelum Gabriel ke perusahaan dia  mengebudikan mobilnya ke rumah sakit untuk melihat bagaimana ke adan ayah nya Setelah sampai dia bisa melihat kedua orang tuanya dan adiknya velis. Dai lalu menyalami ke dua orang tuanya bergantian dan memeluk adiknya sekilas, sebelim duduk di dekat ayahnya masih terbaring lemah.

"mana Cia El ? kok kamu sendirian ?" tanya pak Bayu yang melihat Gabriel datang sendiri.

"Dia sekolah pa jadi ga bisa ikut" jawab Gabriel tenang

"kamu pulangkan dia kerumahnya ?" tanya pak Bayu lagi.

" iyah pak, Cia kan masih sekolah, lagaian di rumah ga ada orang dia juga takut sendirian, ga mungkin dia harus ikut aku kalau pergi kemana – mana." tutur Gabriel tetap tenang.

"Jarak dari rumah kamu kan ga terlalu jauh dari sekolah Cia, El. Sudahlah ajak dia pulang bersama kamu nanti kerumamu bagaimana pun kalian sudah menikah meskipun belum ada cinta di antara kalian. Pernikahan itu sesuatu yang sakral. Ayah tidak mau melihat kalaian memaingkan pernikahan, jadi jangan coba – coba memaingkan pernikahan. Ayah harap kamu bisa memperlakukan Cia nanti kalau kalian sudah tinggal berdua. Jadi ayah harap kamu bisa membiasakan diri hadinya Cia di dalam hidupmu." Tutur pak Bayu panjang sekaligus menasehati anaknya itu, dia hanya berharap jiak mereka tinggal satu atap akan tumbuh cinta di antara mereka.

"Baiklah El akan menjemputnyananti" Ucap Gb\abriel mengalah bagaimana pun dia tidak bisa membantah ayahanya.

"Kak aku ikut kerumah Cia yah" Ucap Velis tiba – tiba.

"Nggak boleh kamu disini aja sama ayah dan ibu" tutur Gabreil melarang.

Bukan apa – apa jika dia ikut maka yang bergantian jagain ayahnya siapa, dia tidak bisa karna harus mengurus perusahaan. Velis yang mendengar jawaban kakanya hanya bisa cemberut.

++++

Disekolah Cia setelah gurunya selesai mengajar teman – temannya lagsung ke kantin. Sampai disana mereka seperti biasa setelah selesia memesan mereka langsung cari tempat duduk yang kosong, setelah mereka sudah duduk sahabatnya yang kepo langsung mengintrogasi Cia.

"Udah ngapain aja Cia" Tanya Mira kepo.

"Ha maksudnya " Tutur Cia tidak mengerti.

"Kamu dan suamimu ngapain aja ish, lemot bangat sih Cia" ucap Mira kesal pada sahabatnya itu. Emeli dan ratna hanya mendengar mereka.

"Hussssst jangan keras – keras mir, nanti ada yang dengar. Ini tuh masih di rahasikan lagian aku kan masih sekolah, jangan sampai ada yang tau bisa – bisa aku di keluarkan dari sekolah." Tutur Cia melihat keseliling jangan sampai ada yang dengar bisa mampus dia.

Mira pun hanya bisa nyegir kuda ke sahabatnya itu sedangkan, Emeli dan ratna hanya tertawa mendengar ucapan Cia.

Setelah mereka selesai makan siang tiba – tiba Aldo menghadang mereka tapi sahabanya sudah mengerti kalau yang dia cari itu Cia jadi sahbat Cia duluan ke kelas sedangkan Cia berbicara Berdua dengan Aldo.

"Kenapa ga masuk sekolah kemarin – kemarin Cia ? Tanya Aldo

"hmmm aku ada acara keluarga di luar kota Al" Ucap Cia sendu.

" tapi kenapa telpon aku juga ga kamu angkat" tutur Aldo lagi.

"Aduh maaf yah Al, aku ga lihat lagian kalau bapak tahu dia pasti marah, kamu kan tahu sendiri kalau aku di marahin pacaran apa lagi telponan sama cowok.

"baiklah aku paham maaf yha, aku kan tetap menunggumu sampai bapak kamu membiarkan kamu pacaran" ucap aldo optimis.

"Al kamu ga usah nungguin aku lagi, kamu bebas mau pacaran siapa pun." Ucap Cia tersenyum kepada laki – laki itu yang sudah menyukian ya lama. Tapi dia tak bisa berbuat apa – apa karna bapaknya belum memberi izin pacaran, lagian sekarang dia sudah menikah.

"Aku akan tetap menunggumu, aku juga hanya menyukaimu" Ucap Aldo melihat. Cia yang sudah masuk ke dalam kelas.

++++

Sore hari Cia sudah pulang dari sekolah, dia sudah tak menemukan suaminya di dalam rumah dia pun tersenyum karna bisa melakukan apa pun. Bu Sinta yang melihat anaknya di ruang keluarga lagi nonton iyah pun menghampirinya.

"Kamu ngapain aja kemarin sama sama El ?" tanya Bu Sinta yang duduk di seblah anaknya sambil ikut nonton juga.

"ga ngapa – ngapin sih bu, kemarin hanya memasak terus ikut ke kantonya mas Gabriel setelah itu menjenguk Pak Bay" jawab Cia santai kayak di pantai yha hahhahha> bercanda.

"jadi kalian sama terus kan yha? Kenapa kalian ga tukarang nomor ?" Tnaya bu sinta lagi heran.

"Oh astaga Cia baru ingat kalau ternyata aku belum punya nomornya mas Gabriel. Tapi ko ibu tahu ?" ucap Cia tanya balik sambil tertawa

"Is kalian ini gimana sih, tadi tuh sebelum Gabriel berangkat kerja, dia meminta nomor kamu. Ouh yha Cia gimana rencana kamu nanti ikut suami mu atau masih tinggal disini?" TanyaBu Sinta igin tahu.

"Ga tau bu, akalau saya sih terserah mas Gabriel aja. Sebenarnya aku mau disini karna Cia masih sekolah kalau di mas Gabriel uty besar ga ada penghuninya takutlah Cia." Tutur Cia

" ya sudah nanti kalau suami mu datang bicarain lagi, ibu sih ga masalah kalau kamu amsih mau disini." Ucap bu sinta berdiri meninggal kan Cia yang amsih nonton.

++++

Di lain tempat sudah malam hari Gabriel dan Naila sedang makan malam di restoring tepat biasa mereka tempati untuk makan. Naila akhir – akhir ini sibuk dengan karirnya sedangkan Gabriel juga sama sibuk karena pernikahan dadakannya. Kebetulan malam ini mereka ada waktu sebentar untuk makan malam.

"Sayang, kapang kita akan nikah ?" Tanya Naila yang meminta kepastian pada kekasihnya.

"tunggu ayah sembuh dulu" jawab Gabreil tenang. Sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"iyah tapi kapan kita udah pacaran lama loh. Aku ga mau yah kamu gantungin aku terus ke gini. Kalau memang kamu ga serius yha kita akhiri saja." Jawab Naila cemberut.

"sabar sayang kalau papa sudah sembuh kita baru nikah" tutur Gabriel tetap tenang. Bagaimana Gabriel pun juga dia tidak bisa memberitahu pernikahannya dengan cia keran dia tidak ingin menyakiti wanita ini yang sudah mengisi hatinya.

Setelah mereka selesai makan malam Gabriel dan Naila berpisah memasuki mobil mereka masing – masing.

Gabriel mengemudikan mobilnya ke rumahnya terlebih dahulu mengambil pakaian sebe,um berangkat ke rumah Cia yang memakan waktu cukup lama. Setelah itu ia pergi ke rumah Cia.

Gabriel merasa sangat lelah harus bolak – balik. Setelah sampai di rumah Cia dia langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah Cia lalu turun. Jam sudah menunjukan angka 23 : 00 itu menandakan sudah sangat larut malam dan semua penghuni rumah kemungkinan sudah pada tidur.