Sebelum sampai di rumah , Cia dan Gabriel makan makam terlebih dahulu di tengah – tengah perjalanan. Karena memang memakan waktu cukup lama kerumah Cia. Akhirnya mereka sampai juga di rumah Cia. Dengan cukup larut malam.
"Assalamu alaikum " ucap Cia sambil mengetu – ngetuk pintu.
Tidak berapa lama suara ayahnya terdengar mengucap salam sambil membuka pintu. Cia dan Gabriel langsung masuk tidak lupa mencium punggung tangan bapak Diirga bergantian.
"Pak Cia masuk dalam kamar dulu yah ambil barang – barang aku yang tertinggal" tutur Cia lembut kepada Bapaknya.
"kalian tidak bermalam, ini sudah tengah malam, kalian bisa balik besok" jawab Pak Bayu yang menyuruh anak dan mentuntunya untuk menginap. Cia pun melirik ke suaminya
"Bgaiaman mas apa kita menginapa saja?" Tanya Cia. Gabriel pun mengauk karena sejujurnya dia juga sangat capek mondar mandir ke perusahaan dan rumah sakit.
"Baiklah kami akan menginap pak" jawab Cia tersenyum ke arah ayaha nya
Cia pun mengajak suaminya untuk istirahat dalam kamar,saat masuk Gabriel memandang kamar Cia sebuah kamar minimalis warna pastel, satu buah lemari dan meja belajar. Kasur yang hanya cukup untuk dua orang dewasa.
"mas tidur duluan saja " tutur Cia kea rah suaminya tapi dia terkejut saat mendapati Gabriel yang membuka bajunya.
"He kenapa mas membuka baju begitu saja?" Tanya Cia malu saat melihat badan suaminya yang kekar apa lagi perutnya yang terlihat roti sobek Cia jadi malu sendiri.
"Aku mau tidur tapi tidak bawa baju ganti "jawab Gabriel enteng sambil berjalan ke kasur dan merabahkan tubuhnya ke atas.
Intan yang juga sangat lelah merabahkan dirinya ke samping suaminya ia tak punya pilihan lain selain tidur seranjang dengan suaminya. Cia menaruh guling di tengah – tengah mereka. Lalu tidur membelakangi suaminya.
Tengah malam Gabriel terbangun ia ingin buang air kecil karena di kamar Cia tidak ada kamar mandi dia terpaksa membangunkan Cia.
"Cia cia … bagun " Ucap Gabriel sambil membagunkan Cia yang lagi mimpih indah.
"hmmmmm mas ada apa mas " sahut Cia enggang membuka matanya.
"Dimana kamar mandinya?" tanya Gabreil lagi
"Di samping dapur mas " tutur Cia lirih
Tanpa basa – basi Gabriel pun langsung turun dari kasur dan keluar kamar sesuai petunjuk Cia. Setelah selesai dari kamar mandi, Gabriel kembali kemar Cia. Ia melihat posisi Cia yang tertidur pulas dengan terlentang. Ia dapat melihat dengan jelas tonjolan kembar di balik piyama Cia. Cia memang tidak memakai BH karena kebiasaan dia jika tidur. Gabriel yang melihatnya hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah bagaimana pun dia juga laki-laki normal. Gabriel sangat ingin meyentuhnya tapi itu tak mungkin bagaiaman pun ia sudah berjanji tak akan meyentuh Cia. Jadi ia mengurungkan niatnya dan kembali tidur di samping Cia yang sangat terleap.
++++
Pagi hari saat Cia terbangun, ia merasa ada yang berat menindih perutnya. Saat membuka mata, dilihatnya suaminya sedang tertidur pulas dengan sambil memeluk pinggangnya. Perlahan menyingkirkan tangan Gabriel dengan hati-hati agar tak membangunkan suaminya.
Cia segera mandi dan berpakaian untuk berangkat kesekolah. untuk suaminya biarlah dia tidur dulu ia tak ada waktu untuk membuatkan sarapan suaminya lagian ini di rumah orang tuanya, ibunya juga di rumahnya aja ada juga bibi yang akan memasak makanan untuk suaminya nanti saat bangun.
Jam delapan pagi Gabriel terbangun, ia pun melihat ke samping ternyata Cia sudah tidak ada saat melihat Hp nyan menunjukan angka delapan pagi. Ia lalu begegas memakai kaosnya dan keluar dalam kamar Cia.
"Cia dimana bu " Tanya Gabriel kepada ibu mertuanya yang menyapu teras rumah.
"Intan sudah berangkat kesekolah El, kalau mau sarapan, langsung aja ke meja ,makan dekat dapur"jawab bu sinta.
"Ah Iyah bu, El mandi dulu saja" tutur Gabriel pamit kepada ibu mertuanya untuk mandi.
"Iyah kamu jangan terlalu sungkan El anggap saja rumah sendiri bagaimana pun kamu sudah jadi anak aku juga seperti Cia" tutur Bu Sinta ramah sambil tersenyum kea rah Gabriel yang terlihat masih kaku.
"I-yah bu terimakasih " jawab Gabriel pamit untuk peri mandi.
Setelah selesai mandi, ia begegas ke meja makan untuk sarapan ia langsung tersenyum, saat melihat makanan tersusun rapih di atas meja. Ia bisa melihat ikan goring ada pece lele juga sayur asam dan gurami. Ia lalu mengambil makanan satu persatu dengan tenang.
"Hmmm enak bangat mkanan ibu dari pada makanan ibu Ina " gumam Gabriel membandingkan setelah meyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Sementara di luar rumah, ada beberapa tetangga bu Sinta yang lewat dan melihat jika ada sebuah mobil mewah yang terparkin di halam rumahnya. Saat masih menyapu teras rumah ada tetangga samping rumahnya yang menghampirinya karena penasaran. Baiasalah ibu- kepo hahahha.
"Bu Sinta ini monil siapa" tanya bu tetangganya yang kepo.
"mobil Gabriel anak pak Bayu" jawab bu Sinta tenang
"Loh bukannya pak Bayu masuk rumah sakit dan sudah lama tidak menginap disini " tanya tetangganya lagi yang sangat kepo
"Memangnya tidak boleh yah mbak anaknya menginap disini juga, kita dengan keluarganya pak Bayu itu sudah seperti keluarga jadi wajar jika anaknya menginap disini" jawab buSinta lagi dengan tenang sambil tersenyum ke pada tetangganya itu yang tukang kepo.
" Yah tidak apa – apa sih bu. Yah sudahlah aku pamit dulu yah lupa aku belum jemur cucian yang sudah tadi di cuci" pamit tetangganya yang kepo itu lalu pergi sedangkan bu sinta hanya terseyum melihatnya.
Hu jangan sampai ada warga yang tau kalau anak aku sudah menikah dengan anak pak Bayu. Bisa – bisa nanti mengira Cia hamil di luar nikah lagi karan sekarang ia masih sekolah. Batin bu Sinta
Setelah bu sinta menyapu teras ia pun melangkah masuk ke dalam rumah dan melihat Gabriel yang masih makan.
"Mau minum apa El kopi, atau the ?" tanya bu sinta perhatian kepada menantunya utu.
"Tidak usah repot – repot bu, cukup air putih ini saja sudah cukup" jawab Gabriel ke pada ibu mertunya dengan sungkan.
" ga usah sungkan El kan sudah saya bilang tadi kalau kamu itu sudah saya anggap anak sendiri dan lagian kita ini keluarga kamu sudah menikah dengan anak saya jika kamu lupa El" tutur bu Sinta lagi ke pada Gabriel.
" Iyah bu. Terimakasih yah" jawab Gabriel lalu dia mengatakan kalau dia meminum kopi dan bu Sinta pun membuatnya dan membawa ke meja makan di mana Gabreil masih duduk.
"ouh iyah bu saya mau minta nomor Hpnya Cia "tutur Gabriel tiba-tiba yang membuat Bu Sinta heran.
"Dari kemarin kalian ngapain aja El?, kalian dua hari bersama tapi masih belum tukarang nomor ponsel? Tanya bu sinta heran sekalian menyindir menantunya itu. Gabriel hanya tersenyum lalu pamit untuk ke perusahaan karena siang nanti aka nada meeting lagi yang tidak bisa ia tinggal.