Chapter 5 - Bab 5

Sementara itu di kamar Gabriel sedang duduk di sofa sedang membaca E-mail yang di kirimkan sekertarisnya Ria. Ia lalu membaca satu persatu dan membalas E-mail tersebut dan mengirimnya.

Setelah pekerjaannya selesai ia naik kekasurnya dan membaringkan tubuhnya dia atas tempat tidur.

"apa - apa ayah ini dia menyuruhku menikahi wanita yang masih umur belasan tahun dan masih sangat polos, apa ayah sudah ga waras bagaimana bisa ayah melakukan itu" gumam Gabriel memejamkan matanya dan tidur dengan pulas.

Tengah malam Cia bangun karena dia merasa lapar dan haus. Ia pun bangun dari kasurnya dan membongkar tas yang di bawahnya tadi yang berisi pakaiannya. Ia mengambil handuk dan pakaian ganti lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan bergati pakaian Cia pun keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu.

Setelah sampai di bawah dia pun mencari letak dapurnya, ini pertama kalinya menginjak di rumah ini tentu saja dia belum mengetahui letak dapurnya.

Dia pun berkeliling untuk mencari dapurnya dan yha dia melihatnya, setelah sampai di dapur ia pun membuka tudung sajing di atas meja dan dia melihat toti tawar dan beberapa rasa selai. Ia pun mengambil roti tawar dan rasa coklat untuk di oles di atas selembar roti lalu memakannya.

Setelah itu ia mecari kulkas dan membukanya ia menemukan berbagai susu buah. Ia pun mengambil susu coklat dan menuangkan ke dalam gelas lalu kembali duduk di mejah makan dan meminumnya.

Sementara itu Gabriel yang terbangun dan menuruni tangga lalu berjalan ke dalam dapur dia pun melihat istri kecilnya yang sedang duduk dimeja makan dia pun menghampirinya dan duduk di depannya.

"Umurmu berapa?" tanya Gabriel tiba - tiba.

"depan belas tahun" jawab Cia singkat

"kamu masih sekolah?" tanya Gabriel lagi

"masih SMA kelas tiga" jawab Cia sambil makan

Gabriel yang mendengar jawaban Cia hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar lalu memejamkan matanya. Dia sangat games dengan ayahnya yang menikah dia dengan anak sekolah.

"apa kamu menyesali pernikahan kita?" tanya Gabriel Cia pun menggelengkan kepalanya sambil nunduk

"Aku tidak menyangka akan menikah muda bahkan belum lulus sekolah"jawab Cia sambil nangis. siapa yang tidak bakal nangis tiba - tiba nikahan kan gitu aja tiada angin tiada hujan.

Gabriel yang melihatnya merasa sedih dia pun berdiri di samping Cia dan memeluknya. Jujur Gabriel pun menahan sesak bagaiman pun juga dia sudah punya kekasih dan tak mungkin untuk memutukan hubungan mereka tapi di lain sisi dia tak tega dengan istri kecilnya. Setelah Cia merasa sudah tenang ia akan kembali ke kamarnya tapi Gabriel menahannya.

"Apa kamu bisa memasak ?" tutur Gabriel

" Iyah sedikit kadang di rumah aku membantu ibuku memasak" jawab Cia yang sudah tenang.

"bisa kah aku minta tolong untuk memasak untukku, aku sudah sangat lapar, bahannya cari aja di kulkas aku rasa bahannya masih banyak" tutur Gabriel meminta tolong.

Cia pun segera menghabiskan rotinya dan berdiri menuju dapur dan membuka kulkas ia pun mengambil bahan sederhana dan gampang untuk di masak dia akan memasak nasi goreng dan omlet karna praktis dan simpel.

Gabriel yang meyaksikannya punggung Cia hanya tersenyum yang melihatnya memasak dengan lihai ia pun tersenyum. Saat Cia pokus untuk masak bauhnya tercium sangat harum itu membuat Gabriel makin lapar.

Tidak lama kemudian Cia menuangkan nasi goreng dan omletnya ke dalam piring di depan Gabriel ia pun segera memaknnya.

"ahh whas" keluh gabriel seraya megibaskan tangannya di depan mulutnya.

"kenapa mas" tanya Cia panik melihat gabriel yang teriak

"panas jawab Gabriel singkat ia masih mengibaskan tangannya yang terasa panas

"Astaga mas hati - hati makannya pelan - pelan aja ga ada yang ambil kok, Nih minum dulu" jawab Cia yang menuangkan air putih ke dalam gelas dan memberikan kepada Gabriel.

Gabriel pun menerimanya lalu meminumnya sampai tandas.

"kamu ga makan ?" tanya gabriel yang melihat kepada Cia yang hanya duduk di sampingnya sambil menunggunya.

"Enggak mas, aku udah kenyang makan roti dan susu" Tolak Cia sambil tersenyum manis ke arah Gabriel

"ayo makan, kamu belu makan kalau kurusan entar kata orang tua mu aku ga memberi mu makan, aaaa" tutur gabriel lalu mengarahkan sendok ke depan mulutnya dan menyuapi, Cia pun terpaksa menerima suapan Gabriel.

Cia mengunyahnya dengan kepala tertunduk dan muka merah semerah tomat, dia sangat malu karna ini pertama kalinya ia makan disuapin laki - laki dan itu suaminya sendiri.

"buatan nasi gorengmu enak" tutur gabriel tiba - tiba.

"makasih mas" jawab Cia dengan tersenyum.

Setelah Gabriel selesai makan, Cia pun mebersihkan dapur, dan mencuci piring kotor. Sedangkan Gabriel di ruang tengah menonton TV.

Setelah Cia sudah sudah cuci piring dan bersih - bersih ia langsung naik ke atas di lantai dua dengan Gabriel tapi saat intan sudah sampai di dalam kamarnya tiba - tiba mati lampu yang membuat Cia sangat panik.

"MAS MAS MAS GABRIEL TOLONG TOLONG CIA HIKS HIKS" Teriak Cia yang sudah menangis sesungukan di dalam kamarnya sendri.

Gabriel yang mendengar suara teriakan Cia langsung lari keluar dari kamar dan masuk kedalam kamar Cia saat sampai di dalam ia bisa melihat Cia duduk di lantai dengan membungkuk.

"Ada apa ?" jawab Gabriel yang sudah di depan Cia menggunakan senter ponsel saat cia mendongak Gabriel bisa melihat mata sembab hidung merah penampilan Cia yang seperti itu  membuat Gabriel games.

" aku takut gelap hiks hiks" tutur Cia memeluk Gabriel sambil nangis.

"jangan nangis, ada aku" balas Gabriel lalu mebalas pelukan Cia.

"apa kau mau tidur ?" tanya gabriel lembut.

Cia pun mengaukan kepalanya, Gabriel pun mengantar Cia sampai di kasur, lalu membaringkan tubuh Cia dan menyelimutinya.

"Jangan pergi aku takut gelap ini pertama kalinya aku tinggak disini" tutur Cia saat Gabriel hendak pergi.

"lau kamu ingin aku temani ?" tanya gabriel hati - hati.

"Iyah temani aku mas, aku benar - benar takut, aku mohon" jawab intan hendak nangis lagi.

"Baikalah aku akan menemanimu, jangan nangis lagi" ucap Gabriel naik ke kasur menyusul Cia, dan tidur di samping nya, Cia lalu langsung memeluk Gabriel dengan sedikit  erat dan menyembunyikan wajahnya di dada Gabriel hingga ia tertidur lelap.

Gabriel pun membalas memeluk Cia juga ini pertama kalinya  kalinya tidur dengan seorang gadis. ia pun merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.

Tiba - tiba juniornya bereaksi ia pun harus bisa mengontrol perasaannya ia tidak ingin merusak istri kecilnya sekarang meskipun mereka udah sah suami istri. Gabriel pun berusaha untuk tidur hingga ia pun tertidur dengan lelap juga.